Setelah mobil terparkir dengan rapi di carport, gue langsung keluar dari mobil, sedikit tergesa menuju pintu rumah. Tepat didepannya gue mematung, lupa kalau ternyata kunci rumah ada di tangan mas hamka.
Suara pintu mobil terbuka terdengar, langkah mas hamka semakin mendekat. Tanpa berkata sepatah kata apapun, mas hamka beraksi membuka pintu rumah kami.
Gak mau mengucapkan terimakasih, gue langsung masuk dan bergegas mengganti dress yang gue pakai beberapa waktu lalu di acara anniversary pernikahan kolega mas hamka.
"Ta... Kamu gaperlu se drama ini. Saya cuma minta kamu hapus story instagram ta" kata mas hamka tepat di belakang gue yang sedang duduk di kursi meja rias.
Gue menatap mas hamka dari cermin dengan amarah yang udah kurang terkendali. Gue menghela napas, kemudian membalikkan badan gue, mendongak untuk berhadapan dengan sosok jangkung menyebalkan ini.
"Saya gak ngerti sama pola pikir mas hamka. Mas yang minta saya pakai dress ini, tapi saat saya pakai, ini malah jadi masalah buat mas hamka. Soal story, apa salahnya sih mas ? Sekali-kali loh. Sakit hati saya mas, jujur. Mas Hamka tuh kaya ABG labil, plin-plan tau ga ?"
"..." Beliau diam
"...Waktu saya izin posting mas hamka oke-oke aja, waktu saya minta mas repost juga mas oke-oke aja. Malah respon mah manis banget. Tapi mas Hamka selalu aja bisa patahin rasa seneng saya. Belum lama loh mas dari mas hamka jawab 'iya sayang, mas repost, sebentar'. Eh tau nya emang direpost nya sebentar. Ekspetasi saya terlalu tinggi sama kamu mas"
"Ck! Bita kenapa harus jadi masalah besar sih ? Saya cuma baru menyadari ternyata pakaian yang kamu pakai terbuka. Gak enak di pandang. Terus saya harus biarin orang-orang liat gitu ?" jawabnya
"Mas! Mas Hamka yang mau saya pakai ini! Mas hamka yang bilang pengen liat saya pakai dress ini"
"Ya kan tadi sudah saya jawab, saya baru sadar kalo dress ini terlalu terbuka"
Gue berdiri menatap mas hamka beberapa saat kemudian berlalu "Ga jelas! Plin-plan! Over! Egois! Itu mas hamka!" Kata gue menggerutu keras sambil masuk ke kamar mandi.
"Ta... Come on! Kenapa childish sekali sih ?"
"Iya emang saya doang kali yang childish disini. Mas hamka yang paling bener, mas hamka yang paling dewasa" teriak gue di kamar mandi
Setelah siap untuk tidur, gue keluar dan melihat mas hamka yang berada di atas kasur dengan santainya, dia ngehargain rasa kesel gue gak sih ? Kesel banget tau berasa perasaan gue ini gak diterima.
Gue mendelik, melewatinya dan menuju lemari untuk membawa selimut cadangan. Kemudian gue meraih bantal disamping mas hamka.
"Tidur disini" ujar mas hamka begitu dingin
"Gausah ngatur, saya mau tidur dimana juga itu urusan saya"
"Ck! Saya cuma gamau kamu sakit badan!"