ya.

0 0 0
                                    

Hari ini ada perlombaan basket antara kelas perkelas.tiga saudara itu bangun lebih pagi dari biasanya.segera beranjak dari tempat tidur lalu mandi dengan menggunakan baju kebangsaan tim basketnya.setelah semua selesai lalu keluar kamar dan menuruni tangga menuju meja makan.

"Pagi ma pa"kompak mereka bertiga

"Pagi juga anak-anak papa,tumben udah rapih jam segini,loh kalian ga pake seragam?"tanya Andrean yang melihat ketiga anaknya memakai Jersey basket.

Sedangkan Alina tidak menjawab,dia hanya tersenyum kepada tiga anak nya itu,tentram sekali rasanya memiliki keluarga yang harmonis seperti ini.

"Engga pa,aku,kak Zey,sama kak Zea,ada lomba basket di sekolah"jelas Zee pada orang tuanya

"Yaudah kalo gitu,kita berangkat ya ma pa"pamit Zea sambil menyalami keduanya disusul oleh kedua adiknya juga.

Di sekolah

Ketiga saudara itu terlihat santai saat memasuki sekolah.
Zee yang terlebih dahulu masuk kelasnya meninggalkan kedua kakaknya tersebut
Zea,dia juga telah menghampiri teman"nya yang berada di lapangan sekolah
Sedangkan Zey,ia menghampiri sahabatnya dahulu,yang sepertinya sedang menikmati sarapannya di kantin.
Pertandingan basket di adakan disekolah ini,seluruh murid hari ini free class karena kepala sekolah memberikan kesempatan para murid untuk menonton pertandingan basket.

ah iya tahun ini hanya tim putri saja yang akan bermain basket karena tim putra sudah di lakukan tahun kemarin.

Zee berjalan menuju tim kelasnya,ia sedikit melakukan pemanasan bersama teman-temannya ia tidak tahu bahwa tim lawannya adalah kakak nya sendiri

Bola yang tadinya di jadikan untuk pemanasan Zee dan teman-temanya menggelinding tepat di kaki seseorang yang sedang berjalan

"Maaf kak"ucap Zee tanpa melihat ke atas,karena saat ini ia sedang membungkuk mengambil bola

"Hai"sapa Fiony

Zee yang terkejut bahwa seseorang itu yang semalam membuat jantungnya berdegup kencang lebih dari biasanya,hanya mengulum senyumnya

Zee terpaku saat menatap mata fiony yang hitam lekat  begitu mempesona.

Tiba-tiba seseorang menarik tangannya untuk menjauh dari kakak kelasnya tersebut,fiony yang melihat mereka terasa begitu lucu baginya

"Eh Zee,Lo mau maen basket apa mau bucin si"

Plak sedikit tamparan mendarat di wajahnya,membuat nya sadar akan lamunannya.

"Andanan,Lo banggggs'

Plukk!!

"Dek nerbener mulut Lo,ini dilingkungan sekolah jaga dikit kek tu lisan"ucap Zea sedikit menepuk mulut adiknya itu

Tim Zee sudah memasuki lapangan dan bersiap-siap karena  karena pertandingan akan segera di mulai
Tim Zee dan Zey begitu sangat bagus dalam permainan bahkan score mereka imbang karena saling mengejar point.
Sura sorak siswa SMA Andrean high school begitu antusias menyebutkan jagoan mereka

"Oper sini Zee"teriak Eriska memberi kode agar Zee mengumpan bola kearahnya

Umpan bola Zee terlalu cepat dan tidak sadar di depannya sedang di hadang oleh Zey.Dan...

Bugh

Bola yang Zee lempar mengenai pelipis Zey,tubuhnya tidak dapat menjaga keseimbangan kemudian Zey terjatuh tersungkur sambil memegang pelipisnya yang  terasa ngilu
Zee segera memegang pundak kakaknya tersebut dan saat Zey membalikan badan nya ia sedikit lemas.
Tangan Zee bersiap menopang tubuh kakaknya itu
darah dari pelipis Zey mengucur segar di wajahnya.Zee panik saat ini.sudut bibir Zey yang tersenyum masih terlihat jelas di mata Zee,mengisyaratkan bahwa dirinya baik-baik saja
tapi setelahnya ia menutup matanya karena merasakan sedikit pusing.

"Kak bangun kak,bodoh banget si gue "Panik Zee ia mengerutuki dirinya sendiri

Wasit dan para pemain menghampiri mereka untuk melihat kondisinya,dan benar Zey sudah pingsan dalam pelukan adiknya ini

"Ngapain Lo semua disini diam dan bengong panggil petugas PMR cepatt!!!"teriak Zea pada beberapa orang yang mengerumuninya ia benar-benar khawatir saat ini.

"Biar gue aja yang bawa Zey ke UKS kak"ucap seseorang yang langsung menggendong tubuh Zey

Zey di baringkan di bangsal,tangan Rey memegang pelipis Zey yang terus mengeluarkan darah,dan tangan satunya lagi memegang erat tangan Zey yang sedikit melemas.

Rey,seseorang yang tadi melihat kejadian itu entah keberanian dari mana ia langsung mendekati kerumunan tersebut,dan benar saja gadis yang sangat ia cintai itu sudah terbaring di pangkuan kakaknya

Tidak lama tim medis datang dan memeriksa keadaan Zey.darah di pelipisnya kini berhenti karena di balut dengan perban.

Sudah beberapa menit berlalu tapi ia seakan enggan untuk membuka matanya

Pertandingan tetap di lanjutkan,hanya saja Zey digantikan oleh teman lainnya,sebenarnya Zee ingin keluar dari tim nya tapi Zea menahannya ia yakin adik nya itu akan baik-baik saja,dan dengan sangat terpaksa melanjutkan tanding nya

Enghh,lenguhnya

"Eh Lo udah bangun?"tanya Rey seraya membantu Zey bangun dari terbaringnya

"Lo yang bawa gue kesini"Zey kembali bertanya

"Iya,maaf banget kalok gue lancang gendong Lo"

"Sokay,makasi"ia tersenyum tipis

"Sama-sama,yaudah kalo gitu gue balik ke kelas ya.Lo cepet sembuh"pamitnya,tangannya seakan terangkat mengacak rambut gadis di depannya ini

"Eh maaf,nih tangan kenapa si"sambungnya,malu ah sudahlah ia meninggalkan Zey sendiri

"Lucu"gumamnya

Brakk

Suara pintu terdengar begitu keras di telinganya,ia sedikit terkejut dengan yang di lakukan adiknya satu ini

"Kak,kakak ga papa kan,maafin Zee ya kak Zee bener-bener ga sengaja"ucap Zee merasa bersalah matanya sudah berkaca-kaca

"Hey gapapa,kakak gapapa dek,Lo kenapa si?"

"Gue takut Lo kenapa-kenapa kak ini salah gue"

"Udah Zee kamu tenang aja kakak kamu baik-baik aja kok,kamu jangan merasa bersalah gitu"ucap fiony ia merasa iba kepada Zee yang benar-benar merasa bersalah padahalkan itu buka sengaja itu hanya sebuah kecelakaan

"Fio bener dek,udah ya"ucap Zey menenangkan adiknya









Perihal rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang