Dia (bag 2)

4 0 0
                                    

*Bara itu sudah menyala, tinggal bagaimana caranya untuk menjaga nyalanya*

Hai
Maaf kan aku lupa memperkenalkan diriku sendiri. Namaku AWP kalian bisa menyebutku RN. Dan tentunya pacarku, YM. Aku bekerja sebagai staff gudang di daerah industri dan pacarku bekerja di sebuah coffeshop sebagai barista.

Kali ini kubawakan hanya secara monolog.

29 Mei kami resmi berpacaran. Malam itu aku pulang dengan perasaan yang begitu bahagia, senyumku sumringah, kantuk hilang dalam sekejap, ah itu hari terbaikku.

Keesokkan harinya, aku bangun dengan bersemangat, mengecek hp melihat whatsapp dari pacarku, bukan lagi dirimu/diriku melainkan aku/kamu/sayang.

Keesokkan harinya, aku bangun dengan bersemangat, mengecek hp melihat whatsapp dari pacarku, bukan lagi dirimu/diriku melainkan aku/kamu/sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkesan alay memang, tapi bukankah suatu hal yang wajar karena kasmaran.

Tanpa membandingkan, aku suka versimu yang ini.

Bulan pertama, kita lewati begitu saja dengan mudah, tanpa ada pertengkaran yang berarti, bahkan 1 bulan yang terasa begitu cepat jika di lalui bersamanya.

Permasalahan mulai muncul di bulan kedua. Aku tidak tau siapa yang salah disini, tapi aku berusaha menceritakan dengan se netral mungkin.

Hari itu dia terakhir membalas chat ku pagi hari, dan dilanjut hingga sore hari sebelum aku pulang kerja, awalnya aku mengerti mungkin dia sedang sibuk. Tapi ternyata siangnya dia buat snapgram dengan teman cowoknya. Sudah lama aku tidak merasakan ini. Yap benar, aku cemburu.

Aku tahan semuanya dan coba buat mengerti saja, memang di tempat kerjanya dia kelilingi cowok-cowok.
Tapi sampai ketika dia marah denganku karna melihat di history instagramku ada akun cewek. Aku memang mencari tapi hanya untuk memperkenalkan pada teman kerjaku saat itu.

Dia marah aku pun sama marahnya dengan membahas kejadian waktu itu. Dan akhirnya kami saling tidak merespon chat  mulai pagi hingga malam hari. Hari itu sangat kacau bagiku, aku sudah terbiasa selalu menerima kabar darinya, dan kali ini tidak sama sekali. Aku tidak tau apa dia juga merasakan hal yang sama.

Tapi akhirnya salah satu dari kami ada yang mengalah, dia. Yap, bagiku sangat aneh seorang perempuan mengalah, tapi senang juga karna sikapnya itu. Dan aku pun juga minta maaf atas sikapku, begitun sebaliknya.
Itu jadi masalah pertama kali selama pacaran.

Itu jadi masalah pertama kali selama pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MerindingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang