Toilet Sekolahku

124 13 0
                                    

        Perkenalkan namaku Rio Mahira. Aku bersekolah di salah satu SMA swasta yang ada di kota Jakarta. Aku sebenarnya adalah murid pindahan dari Semarang, aku pindah karena ayahku dipindah tugaskan di Jakarta karena urusan pekerjaan. Alhasil aku pun harus pindah sekolah di Jakarta.

        Jam sudah menunjukkan pukul 06:30 pagi. Aku pun langsung bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Dan ini adalah hari pertama ku masuk ke sekolah baru. Aku pun mulai berangkat ke sekolah naik sepeda motor.

         "Kring..kring..kring" Bunyi bel sekolah yang menandakan mapel akan segera dimulai. Aku duduk di sebelah teman baru ku namanya Bimo, kami kenal pada saat mengikuti MOS di sekolah. Ada satu hal yang membuat ku penasaran ketika Aku dan Bimo tidak sengaja mendengar pembicaraan kakak kelas panitia MOS tentang toilet angker, mereka bercerita bahwa toilet itu sudah ditutup sejak tahun lalu karena banyak nya laporan yang berbau mistis dari beberapa siswa. Tapi aku tidak begitu saja percaya, dan tertarik untuk membuktikannya.

       "Bim, aku jadi tertarik buktiin omongan kakak kelas yang waktu itu." Kataku.

      "Oh yang tentang toilet angker itu kan?" Jawabnya.

      "Iya, gimana?" Sahut ku sambil berharap Bimo akan mau.

      "Oke pulang sekolah kita kesana" Kata Bimo.

      "Siap bos ku" Jawab ku.

       Kamar mandi yang di maksud adalah bekas kamar mandi perempuan, letak nya dekat dengan kantin sekolah dan terpisahkan oleh lorong kecil yang hanya ada toilet tersebut. Pintu toilet itu juga berwarna merah, entah kenapa harus berwarna seperti itu.

       "Jadi ini toiletnya, kelihatan biasa aja ya?" Kata Bimo sambil memegang pintu .

       "Iya yang bedain cuma warna pintu nya aja yang merah" Jawabku. Bimo pun mulai mengetuk pintu warna merah tersebut yang memang sudah terkunci,
       "halo ada orang di dalam?" Teriaknya dengan lantang.
       "Ah benarkan tidak ada apa-apa, kakak kelas itu pasti mengarang cerita" Kataku sambil kesal.

        Tepat setelah aku berkata seperti itu, dari dalam kamar mandi ada yang mengetuk pintu itu seperti membalas ketukkan dari Bimo tadi. Aku dan Bimo terdiam dan saling melihat.

        "Bim kamu yang ngetuk ya?" Tanyaku.

        "Kamu nggak lihat tangan ku dari tadi disini" Jawab Bimo dengan gerakan tangannya.

        "Terus siapa kalo bukan kita?" Tanya ku sambil memandangi pintu itu.

Disaat kami berdebat tentang siapa yang ngetuk pintu, tiba-tiba pintu itu mengetuk untuk kedua kalinya. Kali ini dengan ketukan yang jauh lebih keras seperti orang yang sedang marah. Aku dan Bimo yang kaget karena suara itu langsung berlari keluar lorong meninggalkan toilet angker itu. Dan sejak itu kami terus dibuat penasaran oleh itu. Dan saat tiba waktu untuk kami kelas 10 mengadakan persami disekolah sebagai acara wajib pramuka disekolah.

"Bim gimana kalo waktu persami kita ke toilet itu lagi?berani nggak?" Kataku sambil sedikit menantang.
"Hm ide bagus" Jawab Bimo.

Acara demi acara persami sudah kami ikuti. Semua berjalan lancar tanpa ada kendala. Setelah acara api unggun selesai kami diberi waktu untuk istirahat sebelum melanjutkan ke acara selanjutnya. Seperti yang sudah direncanakan, kami tidak langsung istirahat ke kelas tapi langsung menuju ke toilet angker itu, sambil membawa senter dan besi panjang untuk membuka pintu toilet angker itu,walau sedikit mengendap-endap karena takut ketahuan oleh pengawas persami.

"Wuh hampir saja kita ketahuan,Ri" Kata Bimo.
"Iya Bim, untung aja" Jawabku sambil mengela napas.
"Cepet congkel pintu nya" Seru Bimo.
"Iya sabar" Jawabku

Akhirnya pintu merah itu terbuka, hal yang selama ini membuat kami berdua penasaran. Toilet itu terdiri dari 3 bilik dan 2 wastafel yang masing-masing wastafel ada cermin nya. Ada waktu saat Aku meyoroti cermin itu Aku melihat ada pantulan bayangan hitam selain kita berdua tapi aku coba untuk diam supaya suasana tidak terlalu mencekam. Kamar mandi itu terlihat sangat kotor sekali dan berdebu.

"Ih kotor sekali, bau lagi" Keluh Bimo.
"Ya iyalah namanya juga kamar mandi yang udah nggak dipake" Jelasku pada Bimo.
"Ternyata nggak terlalu serem ya, Bim" Kataku dengan nada yang sedikit menantang.
"Sssttt.. inget nggak terakhir kali kita bicara sembarangan disini?" Seru Bimo mengingatkanku.
"Yaelah santai aja, kamu periksa bilik pojok kiri, aku periksa yang kanan oke" Kataku sambil mengalihkan pembicaraan.

Akupun masuk kedalam bilik paling kanan, didalam sana hanya ada toilet duduk dan ember berisi air yang keruh. Saat aku sedang memperhatikan bilik itu secara keseluruhan, aku menyadari ada bau yang berbeda dari awal kita masuk, seperti bau bangkai, busuk sekali. Saat aku mulai mengarahkan senter ke atas aku benar-benar terkejut karena melihat jejak kaki berwarna merah di atap bilik yang dimana aku sedang berdiri, bulu kuduk ku berdiri seketika. Ketika Aku hendak lari, terdengar suara bantingan pintu yang kuat dan langkah seseorang berlari, aku langsung terdiam sejenak dan kemudian berlari keluar dari bilik. Tapi sial aku tertabrak seseorang yang aku kira itu hantu.

"Maaf saya nggak akan menganggu lagi" Jawabku sambil memejam kan mata.
"Ri, ini aku Bimo" Suara Bimo yang sedikit berbeda.
"Yaampun jantung hampir aja copot Bim" Jawabku sambik terengah-engah.
"Kamu denger suara itu nggak Bim?" Tanyaku.
"Ya dengarlah, makanya aku keluar" Jawabnya.
"Bim pokok nya kita harus keluar dari sini, ntar aku ceritain" Lanjut ku.
"Eits.. kok buru-buru sih santai aja, bilik tengah kan belum kebuka, siapa tau ada yang menarik" Kata nya.
"Eh kamu gila ya, udah kita pergi" Kataku sambil berjalan keluar.

Tiba- tiba Bimo menarik tangan ku dan berkata "Jangan jadi penakut, ayo masuk" Kata Bimo dengan nada yang sedikit keras.

Aku merasakan ada yang tidak beres dengan Bimo, tangan nya begitu dingin dan dia terlihat sangat santai sekali walau tadi juga mendegar bantingan pintu.

"Okelah..tapi habis ini kita keluar ya" Kata ku.
Bimo hanya mengangguk kan kepala tanpa berkata apapun.

Saat aku hendak membuka pintu bilik yang tengah senter ku terjatuh didepan ku, aku menunduk untuk mengambil senter tepat diantara kedua kaki ku dan betapa terkejutnya aku karena tidak melihat kaki Bimo yang ada di belakang ku. Aku pun hanya mengela napas agar terlihat tenang, walaupun bulu kudukku berdiri tegak. Saat pintu bilik sudah ku buka, Aku melihat sesosok hitam bermata merah sedang duduk di toilet duduk. Aku pun berteriak sambil membalikkan badan ku kearah pintu keluar kamar mandi yang tertutup seketika.

"Woy buka pintu nya!!!" Teriakku sekuat tenaga.
"Bim ayo dobrak pintu ini" Lanjutku.
"Bim? Ayo!" Kata ku sambil menoleh kebelakang.

Bimo masih menghadap ke pintu bilik tengah dengan santai nya. Akhirnya setelah ku panggil sekali lagi, dia baru menoleh kebelakang tapi hanya kepala nya saja tidak di ikuti dengan badan nya. Aku pun yang terkejut jatuh pingsan.

Keesokkan hari nya aku sudah berada di UKS.

        "Ri, kamu nggak papa kan?" Tanya Bimo padaku.

        "Iya nggak papa hanya syok saja." Jawabku .

        "Kalian itu disuruh istirahat malah main ke tempat angker itu,sekarang siapa juga yang repot." Getak pengawas persami.

        "Iya pak kami berdua minta maaf." Jawabku.

        "Yasudah pakai sepatu seragam lengkap kita akan segera melakukan apel pagi" Jawabnya sambil meninggalkan UKS.

        "Maaf sekali lagi, aku meninggalkan mu di toilet itu" Katanya.

        "Kapan kamu pergi dari situ?" Tanyaku sedikit bingung.

        Ternyata setelah suara bantingan pintu itu, Bimo sudah lari keluar dan suara yang kudengar seperti langkah kaki itu adalah suara langkah kaki Bimo yang berlari keluar toilet.

        Lalu siapa yang aku ajak bicara setelah terdengar suara bantingan pintu?.

MerindingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang