Motel

10 2 0
                                    

       Hai namaku Wahyu, aku ingin menceritakan pengalamanku saat aku dan keluargaku harus terpaksa menginap di sebuah motel di kota Yogjakarta.

       Saat itu karena hari senin adalah hari libur, aku mengajukan usul pada keluargaku untuk berlibur keluar kota. Tak kusangka usulku direspon oleh orang tuaku. Lantas kami sekeluarga melakukan diskusi akan berlibur dimana, dan terpilih lah Yogjakarta.

       Singkat cerita, kami berangkat naik mobil dari Bandung ke Yogjakarta. Kami sampai di Yogjakarta pagi-pagi buta, lantas kami memutuskan untuk singgah sejenak di motel untuk mandi dan sedikit melonggarkan kaki yang pegal karena terlalu lama duduk dimobil.

        Setelah istirahat yang cukup, kami segera menuju tempat wisata yang ada di Yogjakarta. Tak terasa hari sudah berganti malam, Ayah pun segera menginjak gas mobil untuk menuju arah pulang ke Bandung.

       Sialnya,kami baru mulai perjalanan pulang jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Rasa lelah dari kami tak bisa disembunyikan, kulihat berulang kali mata ayah sesekali mengedipkan mata menandakan kantuk mulai menyerang.

       Mulai dari situ, timbulah sedikit perdebatan antara ayah dan ibu. Ibu yang melihat ayah mengantuk pun menyarankan untuk mencari penginapan semalam dulu, tapi ayah bersih keras untuk terus melanjutkan perjalanan. Alhasil diputuskan untuk mencari penginapan terdekat dari lokasi itu.

        Tak beberapa lama, mobil kami pun berhenti tepat di depan sebuah motel. Motel itu sepertinya sudah berumur cukup tua, bisa dilihat dari arsitektur bangunan yang terlihat kuno. Tapi rasa lelah kami tak bisa dibiarkan terlalu lama, tanpa pikir panjang ayah segera memarkirkan mobil di halaman motel itu.

        Kami turun dari mobil, dan segera menuju lobi dari motel itu. Motel itu berukuran kecil dan hanya memiliki 2 lantai saja, dan kulihat hanya ada mobil keluargaku yang terparkir. Memasuki lobi kami disambut dengan dingin oleh petugas motel.

        "Selamat malam, apa ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya petugas motel.

        "Malam mas, saya ingin menyewa 2 kamar untuk malam ini saja." Jawab ayahku.

         "Bisa pak, kebetulan kamar yang kosong juga tinggal 2 pak." Lanjut petugas motel.

         "hah? perasaan saya lihat diparkiran cuma ada mobil saya doang mas." Jawab ayahku sedikit heran.

         "Iya pak, pihak motel sedang melakukan proses perbaikan seluruh kamar. Dan kebetulan baru 2 kamar saja yang sudah siap huni. Di kamar nomer 6 dan di kamar nomer 15 yang di lantai 2. Bagaimana pak jadi untuk menginap?" Jawab petugas motel dengan suara yang datar dan tatapan yang kosong.

        "Yasudah mas, saya mau." Jawab ayahku dengan singkat.  

        Aku yang mendengar percakapan itu cukup curiga, karena jika memang sedang ada perbaikan kenapa motel masih dibuka? dan kenapa lorong" motel itu juga sangat bersih? harusnya paling tidak motel itu selayaknya kotor karena sisa perbaikan yang belum rampung. Ah sudah lah yang penting kami bisa istirahat dengan layak.

        Setelah menerima kunci kami bergegas menuju kamar. orangtuaku masuk ke kamar nomer 6, sedangkan aku kebagian kamar nomer 15 dilantai 2 motel itu. Harus kuakui motel itu berhasil membuatku merinding, bagaimana tidak? lorong-lorong dengan lampu yang remang serta suara decitan tangga kayu yang kuinjak saat menuju lantai 2, membuat suasana semakin mencekam.

        "Ah tenang, hanya halusinasiku saja." Kataku dalam hati untuk menenangkan pikiranku.

         Dengan perasaan yang dari tadi ketakutan, aku sudah sampai didepan kamar nomer 15. Kamar itu terletak paling pojok, diantara persimpang lorong lain dan lorong menuju tangga turun. Tepat disebelah lorong tangga turun terdapat toilet.

MerindingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang