Teror Satu Malam

35 8 3
                                    

"Aku bunuh semua temanku, karena mereka sudah memanggil iblis"

Semuanya berawal saat hari kelulusan SMA tiba. Aku(Hendra), Tio, Ali, Hana, dan Sifa setuju untuk merayakan kelulusan di villaku yang ada di suatu daerah di Bandung.

"Yoi men kita bakal seneng-seneng di sana." Kata Tio sambil menyetir mobil yang membawa kita berlima ke Bandung.

"Eh lo kalo nyetir yang bener! Seneng sih boleh tapi jangan sampe kita celaka cuma gara-gara lo nih!" Bentak Hana yang duduk di sebelah Sifa yang sedang tertidur.

"Yaelah lebay banget, Tio ini udah ahli. Dia tu sering balapan mobil. Jadi santai aja, Han." Saut Ali sambil menepuk pundak Tio yang ada di sampingnya.

"Mending lo tidur aja deh kaya si Sifa, biar gak parno-an." Lanjut Tio

"Serah lo." Jawab Hana sambil menutupi muka nya dengan jaket.

Aku yang sedang tiduran di belakang hanya bisa tersenyum mendengar celotehan teman-temanku ini.

Kami sampai sekitar pukul 10 pagi. Perjalanan panjang dari Jakarta ke Bandung membuat kami lelah, dan ingin secepatnya istirahat.

***sesampainya di villa***

Kami segera turun mobil dengan perasaan lega, merenggangkan kaki tangan dan badan yang pegal karena duduk di mobil dengan wakru yang cukup lama.

Villaku ini memang sudah lama tidak di tinggali, semenjak bapak dan ibuku lebih sibuk dengan pekerjaannya di luar kota. Walau begitu tempat ini begitu terawat, karena mang ujang yang setiap hari membersihkannya.

"Selamat datang nak Hendra, sudah lama tidak kesini." Sambut mang ujang segera setelah kami turun dari mobil.

"Iya nih mang, bapak sama ibu sekarang sibuk. Makanya saya kesini sama teman-teman." Jawabku sembari berjabat tangan dengan mang ujang.

"Yaudah kalau begitu, semua kamar sudah saya bersih. Nak Hendra sama teman-teman bisa langsung istirahat. Saya sekalian pamit, kalau ada perlu tinggal panggil saya di bawah." Kata mang ujang.

"Iya mang ujang, makasih." Jawabku.

Tio, Ali, Hana, dan Sifa masuk dulu ke villa, sedangkan aku masih di mobil mencari pisau kita bakar-bakaran daging nanti malam.

"Nak Hendra?" Kata mangujang sambkl menepuk pundak ku dari kaca mobil yang terbuka.

"Astaga mang, bikin kaget aja." Kataku sambil mengelus dada karena kaget.

"Maaf nak Hendra. Mang ujang mau mengingatkan saja, jangan sekali kali berbuat yang tidak-tidak dan jangan berbuat yang tidak sopan. Karena teman-teman nak Hendra sepertinya baru pertama kali di sini." Kataku mang ujang.

"Iya mang ujang, Hendra pasti bilangin ke temen-temen." Jawabku singkat.

"Yaudah kalau begitung mang ujang pulang dulu." Lanjutnya.

MerindingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang