5# Menurutinya

1.7K 123 25
                                    

“Kau datang lebih lambat dari yang kuduga.” Jaehyun menyeringai.

Kedua tanganku mengepal erat. Napasku memburu. “Apa yang kau inginkan?”

Jaehyun mengangkat sebelah alisnya. Lalu seringai penuh kemenangan tercipta di wajahnya.


“Bertelanjanglah!”

***

Happy reading 😘

🎶 Sam Smith ft. Kim Petras : Unholy🎵

Bodoh  jika berpikir bisa lepas dari genggaman Jaehyun lebih mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bodoh  jika berpikir bisa lepas dari genggaman Jaehyun lebih mudah. Terlalu lugu apabila terus meyakini bahwa Jaehyun sebaik itu. Seorang Jaehyun memiliki tangan dingin yang akan mencengkram apapun supaya menjadi miliknya. Dan ketika telah mendapatkannya, Jaehyun pasti akan mengkrangkengnya.

Sejak pertama kali bertemu, dengan ingatan yang bercampur dalam kepala Dita, aku hanya mengira Jaehyun hanyalah seorang iblis.

Tapi tidak … aku salah.

Jaehyun bahkan lebih buruk dari Lucifer! Pria bastard itu bahkan dengan senyuman penuh suka cita menyuruhku untuk menelanjangi diri.

Apa aku punya pilihan?
Ya. jelas aku punya. Tapi konsekuensi dari penolakanku adalah Haikal. Adikku dan Dita. Apakah aku harus membiarkan anak seceria itu meninggal begitu saja? Setelah banyaknya jerih upaya Dita demi membuat adiknya tetap bertahan hidup.

Tidak, harga diri Dita bahkan sudah lama dia tanggalkan.

Perlahan, aku melepaskan kancing kemejaku. Satu persatu. Meskipun rasa terhina dan malu pasti mengerubungi hati, tapi bagiku Haikal lebih penting dari apapun.

Semalam Jaehyun bertanya, seberapa lama aku akan bertahan tanpa dirinya? Dan kini aku tau, bahkan itu tak membutuhkan waktu sampai satu hari.

Mungkin, jika Jaehyun hanya mengambil pekerjaanku saja, aku tidak akan masalah. Bayaran dari melayaninya di atas ranjang, bahkan nyaris tidak tersentuh.

Jika boleh jujur, biaya perawatan Haikal di rumah sakit—masih kalah banyak dengan uang pemberian Jaehyun kala kami selesai melakukan hubungan badan.

Mataku tak pernah lepas dari pandangan Jaehyun. Bersamaan dengan aku yang menelanjangi tubuhku, Jaehyunpun tengah menikmatinya seakan dia menonton orkestra yang begitu menarik. Ah, aku tak ubahnya mainan untuknya.

Udara dingin dari AC menyapa kulit tubuhku yang terbuka. Bagian atas, hanya tersampir penyanggah dada. Sementara, kemeja kerjaku sudah teronggok seperti keset tepat di samping kaki. Lalu tanganku menuju resleting rok kantor. Aku sama sekali belum berganti pakaian. Sebab, bahkan dalam waktu satu hari aku nyaris dibuat gila.

Menjadi Simpanan JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang