29# Aku Sakit

996 103 21
                                    

Di rumah ini, tidak ada kamar yang cocok untuk menjadi kamarmu, selain tempat ini..

--Jung Jaehyun--

***

🎵Red Velvet -- Pshyco🎶

***

Jung Marryana Tiffani.

Tentu saja aku tahu wajah itu. sebagai nyonya besar keluarga tersohor Jung, tak mungkin wartawan tidak akan meliput wajahnya yang cantik menawan. Bahkan di usianya yang sudah tidak muda lagi, kulitnya masih kencang dan juga fitur wajahnya tidak ada yang menua. Aku penasaran jenis perawatan apa yang dia gunakan?

“Aku ingin istirahat. Mama bisa kembali lagi besok.” Jaehyun mengusir ibunya sendiri.

“Besok katamu?” Dan tentu saja Tiffany menganga tak percaya.
Aku bisa mengerti bagaimana perasaannya sekarang. Bagaimanapun Jaehyun adalah anak yang dikandung dan dibesarkannya. Tapi berani sekali anak ini berucap demikian kepada ibunya.

“Ya. aku juga ingin menanyakan bagaimana bisa Jeno yang seharusnya ada di luar negeri, bisa sampai di sini dengan selamat dan begitu bebas.”

Tiffany menipiskan bibirnya. Wanita dari tiga orang anak itu memilih untuk mengalah dan keluar dari kamar Jaehyun tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Selepas itu, keadaan kamar kembali menjadi sepi. Hanya ada aku, Jaehyun dan kesunyian. Jujur saja, selepas kedatangan Tiffany yang mendadak, aku merasakan kecanggungan yang luar biasa kepada Jaehyun.

Tidak enak, malu dan cemas.
Bagaimanapun aku adalah wanita simpanan anaknya. Dan dari kabar yang tersebar, Tiffany sangat menyayangi Karina sebagai calon menantunya. Bahkan beberapa kali paparazzi berhasal mendapatkan gambar Karina yang berkunjung ke kediaman Jaehyun. tentu saja bersama tunangannya.

“Aku juga akan keluar, istirahatlah.” Aku hendak bernajk. Namun Jaehyun menarik lenganku erat. Membuatku terduduk dipangkuannya. “Jaehyun, kau sedang sakit. Aku tidak bisa—“

“Benar. Aku sakit.” Parau. Sekalipun masih ada nada dingin dibalik suaranya. Aku tahu bahwa ada yang berubah dari suasana hatinya. “Jadi, temani aku malam ini.”

Jaehyun memang tidak mengeluarkan suara penuh permohonan. Tapi aku bisa melihat pada wajahnya yang terbias lampu tidur, bahwa dia nampak sedikit bersedih. Hanya sedikit. Sebab nyaris keseluruhannya hanyalah wajah datar dan dingin.

Aku menghela napas panjang. Hancur sudah rencanaku untuk menyusup ke kamar Haikal.
“Baiklah.”

Seringaian penuh kemenangan tercetak pada wajahnya. eh, apa aku sudah terjebak? Jaehyun mengangkat tubuhku dan memindahkanku ke sisinya. Aku terkejut. syock. Padahal aku yakin tubuhnya pasti sedang nyut-nyutan karena perkelahian siang tadi. Tapi ternyata tenaganya sangat besar.

Eih, bagaimana aku bisa melupakanny? Sejak awal, tenaga Jaehyun memang sebesar itu. tubuh ini adalah saksinya.

Tidak, tidak. Dita, jangan berpikiran jorok!

“Kau pikir, jika keluar dari kamar, kau akan tidur di mana?” tanya Jaehyun.

Entah hanya perasaanku saja atau bukan, Jaehyun menjadi lebih banyak bicara dan juga perhatian setelah aku sakit.apa ada sesuatu yang terjadi ketika aku tak sadarkan diri? jika tidak salah, kata dokter Wiwin aku pingsan sekitar tiga hari dua malam.

Menjadi Simpanan JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang