Perjalanan Anez serta Vixi cukup jauh dari tempat persembunyian dan kemah, jadi mereka harus berlari hingga ke tempat kemah.
"Huft huft, gila bisa-bisa lambung gue kambuh nih" ucap Vixi ngos-ngosan
"Asma kali, bukan lambung" ucap Xeaver sambil memberikan ia minuman dingin
"Hahaha iya Xe, asma maksud gue"
Vixi dengan Xeaver cukup saling kenal karena mereka satu marga di keluarga palembang mereka yaitu 'Soraya' jadi bisa di bilang masih saudaraan (mon maap nih, kalian bisa komen apa aja mau pujian ataupun kritikan, karena ini hanya cerita Fiksi jadi tidaklah nyata)
"Xea? Kenal Vixi?" Tanya Nazly
"Kenal dong, aku juga kenal Anez sama kamu! Kamu Nazly kan?"
"Hehe, iya! Kok bisa tau?"
"Aku, Vixi, Anez sering ngumpul kalo ada acara di rumah Vixi jadi kita sharing tentang kehidupan"
"Wahhh, keren-keren"
"Anez mana?" tiba-tiba Gibran bertanya keberadaan Anez
"Udah selesai ribut nya?" Bibir julid milik Vixi tak sengaja bertanya itu
"Sttt vi, jangan dibahas lagi ya... Kasian" ucap Nazly
"Gue tanya! Anez mana?"
"Lo cari aja sana sendiri! Punya kaki, punya mulut! Lo bisa cari tanpa harus tanya!!" Cetus Vixi
"Itu ka Anez" ucap Xeaver sambil menunjuk Anez tengah jalan sambil mengemut permen lolipopnya
"Oh oke thanks" ucap Gibran dan kembali masuk ke dalam
"Anjir, gila tuh orang" gumam Vixi
"Tante, aku denger loh" ucap Xeaver sambil menepuk punggungnya
"Hehehe, just kidding dek..."
Anez membawa makanan dengan satu tangan penuh, dan satu tangan lagi memegang lolipopnya
"Wahhh bawa apa tuh Nez?" Ucap Aska
"Oh ini? Ini kasih Lulu ya, gue minta tolong" ucap Anez sambil memohon
"Hahaha oke oke, serahkan pada gue"
Aska, merupakan teman kecil Anez, Gibran, dan juga Vixi pada jaman SD jadi tidak ada salahnya apabila mereka dekat, mereka terpisahkan oleh sekolah.
" Aska! Gimana Qila? Udah bangun?"tanya Xeaver
"Oh belum, itu masih di kipasin sama Azam"
"Lah emang dia kenapa?" Tanya Vixi kebingungan
"Pingsan, dia pengidap Serangan Vasovagal"
"Ya ampun kasian banget, mana taruhan om-om lagi" cetus Vixi
"Ehhh, kalo ngomong suka bener" ucap Yuni muncul dari belakang
"Hahaha, udah deh gue capek... Mau mulai gak piknik nya? Mau ada yang gue sampein nih"
"Mau dong, ayok" ucap Aska mengajak semuanya
"Oh ya Nez, lu di panggil Lulu di belakang"
"Oh ya tadi juga lo di panggil Gibran"
"Anjir di rebutin nihhh" gempar Kely
"Sttt udah, gue atur"
"Aska gue minta tolong kasih makanan itu ke Lulu di belakang dan kasih tau gue bakalan datang setelah dari Gibran. Yuni gue minta tolong rapihin depan karena kita bakalan adain piknik di luar, sebelumnya Kely tolong kasih tau ke semua kalo gue bakalan adain rapat setelah jam 21.10"
"Siap bos, laksanakan"
"Oke"
"Syapppp, tenang boss"
* Anez menghampiri Gibran di dalam
Ups, salah :). Anez menghampiri Qila, dia tidak ada niat untuk menghampiri Gibran karena masih ada rasa kecewa.
"Drany? Gimana Qila?"
"Anez? Kamu gak apa-apa?"
"Gue gak papa, gue butuh kabar Qila"
"Seperti yang lo liat!? Qila susah hidup! Eh maksudnya belum bangun juga"
"Yaudah, lo kumpul aja di depan... Qila biar gue yang urus"
"Oke, gue duluan ya" ucap Drany lesuh tak berdaya, mau ribut sama Anez tapi bukan waktu yang tepat
Setelah Drany pergi meninggalkan Anez d Qila di kamar terbuka, Gibran tiba-tiba datang...
"Anez? Gue bener-bener minta maaf ya!? Gue gak bermaksud buat lo kecewa maupun terluka, gue sadar apa yang gue lakuin salah"ucap Gibran serasa memohon sambil menekukan kakinya di lantai dan memegang tangan Anez tak berdaya
"Maaf ya, gue gak mau ngehancurin hubungan orang... Jujur gue sayang dan suka sama lo, tapi gue gak mau hancurin pertemanan gue dengan bertemu cowok brengsek kaya lo. Sadar Bran, ini <menunjuk muka Qil> pacar lo, gak malu?"
"Dia cuma umpan, gue suka sama lo"
"What? Umpan lo bilang!? Udah deh biadab gue lagi males ngomong sama lo, nanti hati lo sakit gie gak bisa tanggung jawab"
"Gue ikhlas hati gue sakit, asal lo bisa maafin gue"
"Udah Gibran, gue mau obatin pacar cantik and bohay lo ini, sana sana" usir Anez membuat Gibran mengalah
Gibran keluar, dan hanya tinggal mereka berdua di ruangan itu. Anez mencoba membangunkan Qila dengan cara melentangkan tubuhnya di kasur tanpa batal apapun lalu memijat telapak kaki Qila dengan Jempol yang sangat mendalam lalu tidak lupa memberikannya minyak kayu putih di hidungnya.
" Qila? Udah bangun?"
"Ka? Huhuhu, maafin Qila ya ka, udah ambil gebetan kakak... Qila gak tau" menarik tubuh Anez dan memeluknya
Ya, Qila dan Xeaver serta Azam itu satu kelas dimana mereka satu angkatan di bawah angkatan Anez alias adek kelas, tapi umur mereka sepantaran kok kecuali Anez, Gibran, Aska dan Drany yang umurnya 17 sdngkan mereka 15.
"Eh? Qila? Gak apa-apa sayang, toh Ka Gibran nya suka sama kamu kok" sambil mengelus rambut Qila
"Huhuhu, sumpah Ka, Qila gak tau kalo Ka Gibran gebetan kaka"
"Bukan Ila, dia bukan Gebetan kaka.. Santai"
"Aku harus gimana ka buat minta maaf sama kaka? Aku bener-bener ngerasa bersalah"
"Gak perlu Qila, lagian ini bukan kesalahan Qila, ini salah aku karena suka sama temen sendiri"
"Tapi aku gak enak ka, gimana dong" mohon Qila
"Udah gak usah, sekarang kita keluar yok, mau ada yang aku omongin"
"Yaudah ayok"
Mereka keluar bersama seperti tidak terjadi apa-apa antara mereka, eh?emang gak ngapa-ngapain yakan? Gak dimakan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I STILL LIKE YOU <Forever I Want> | ETINAZNATT✓
Romance"Kapan lo sadar kalo gue udah lama suka sama lo" -Anez _______________________________________________ Masa pubertas dalam hubungan percintaan adalah masa yang cukup panjang. Kisah cinta yang tak berhenti dalam waktu yang singkat. Percintaan seorang...