CHAPTER 1 : Panti asuhan

221 18 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Sore hari

Di sebuah halaman kecil yang berada di dalam panti asuhan itu begitu ramai dengan suara anak-anak yang sedang bermain bersama, canda tawa yang mereka lontarkan mampu membuat sebagian orang tersenyum begitu juga dengan sepasang suami istri yang baru saja datang sembari melihat anak-anak itu sedang bermain

Diseberang sana terdapat Sagara yang berusia empat tahun itu sedang bermain ayunan bersama temannya, tawa bahagia yang keluar dari mulut kecilnya itu sungguh membuat orang lain ikut bahagia dibuatnya. Lelaki kecil itu begitu asyik dengan dunianya sehingga tanpa sadar sedari tadi ada yang memperhatikannya.
Saat Sagara ingin bergantian untuk menaiki ayunan, tiba-tiba atensinya teralihkan

"Sagara! Sini nak,"
panggil ibu pengurus panti

Setelah mendengar namanya dipanggil, Sagara segera menghampiri wanita itu

"Duduk, sayang"
Ujar wanita itu sembari mengusap lembut Surai hitam milik Sagara.

Anak itu hanya menurut dan tersenyum saat kedua matanya melihat sepasang suami istri yang kini duduk di kursi sebelahnya

"Hai, anak ganteng.."
Sapa wanita itu yang kini tersenyum kearahnya

"Hai Tantee~"
"Oh iya, Tante. Aku punya ini loh.."
Anak itu kini memasukkan tangannya kedalam kantung celananya guna mencari sesuatu yang berada didalam sana
"Ini Tante, pelmen. Tante suka pelmen enggaa?"
Lidah cadelnya itu mampu membuat kedua pasutri itu mengulum senyum gemas dengan caranya berbicara

"Suka dong!"
Balas wanita itu dengan semangat sembari menengadahkan tangannya untuk menerima permen dari balita itu

"Hehe, dua aja ya Tante.. nanti aku kehabisan.."
Tutur balita itu dengan cengiran dimulut kecilnya

"Cha! Sagara, sekarang coba panggil Om dengan sebutan Papa"
Pinta lelaki yang kini sudah berada di depan sagara

"Papa? halo papaa~"
Senyum kembali terukir dibibir ranumnya itu.

Sedangkan lelaki yang kini berada didepannya itu ikutan gemas sekaligus senang karena baru saja dia dipanggil dengan sebutan 'Papa'.

"Huft, Tante juga mau dong dipanggil mama"
Tutur wanita itu

"Iya mama~"

Lagi-lagi kedua orang dewasa itu memekik gemas dengan nada bicara si kecil. Dengan kedua tangan kekarnya itu ia menggendong Sagara

"Sagara mau gak jadi anak mama sama papa?"
Tanya wanita itu sembari mengelus tangan kecil milik sagara

"Mau! Aku mau punya Mama dan Papa!"
Pekik anak itu dengan girang

"Hahaha sekarang, mama sama papa adalah orang tua Sagara. Gimana? Sagara seneng ga?"
Tanya sang papa

"Seneng Pa,"

Sagara yang sedari bayi tidak pernah merasakan hangat nya sebuah keluarga kini ia akan merasakannya.

Anak kecil itu kini sudah berada didalam mobil milik kedua orang tua angkatnya. Sebelum Sagara beranjak pergi, dia sudah berpamitan dengan teman-temannya sekaligus ibu penjaga panti yang selama ini menjaganya

"Anak papa mau eskrim?"
Tanya sang ayah yang sedang fokus dengan jalanan sesekali melirik kearah Sagara

"Esklim? Maauu esklim papaa"
Balas anak itu dengan semangat

"Hahaha oke sayang, nanti Sagara pilih eskrim yang Sagara mau ya"
Jelas sang ibu

"Iya mamaa!"

Sesampainya mereka di minimarket yang kebetulan tidak begitu jauh dari lokasi mereka sekarang, dengan segera sang ayah memarkirkan mobilnya.

Mereka bertiga turun dari mobil dengan Sagara yang berada digendongan sang ayah dan diiringi dengan sang ibu yang kini tangan cantiknya itu digemgam oleh suaminya

Saat berada didalam Sagara diturunkan dari gendongan sang ayah supaya anak itu bisa memilih apa yang diinginkannya dengan mudah

"Sayang, tempat eskrim nya disini"
ujar sang ibu saat melihat anaknya ingin berjalan kearah lain. Anak itu segera berlari kecil menuju ibunya.

Sagara telah sampai ditempat eskrim yang menjadi tujuannya. Kaki kecil itu kemudian berjinjit guna melihat isi didalam freezer ice cream itu

"Lasaa, stlobelii mamaa"
Pintanya sembari menunjuk kearah ice cream itu

Sang ibu dengan inisiatif menggendong anak itu agar ia bisa mengambil ice cream pilihannya sendiri

"Telimakasih mamaa~"

Cup

Sebuah kecupan kecil mendarat di pipi sang ibu

"Haha, sama-sama sayang"
balas ibunya sembari mengusap lembut Surai hitam putranya

.

Sesampainya mereka bertiga dirumah, Wanita itu menuntun sang anak untuk melihat kamar barunya

"Waah, kamarnya baguus,"
ucap anak itu dengan binar cantik dimatanya

Sagara melangkah masuk kedalam kamar itu sembari melihat sekeliling kamarnya. Perasaan senang, bahagia, dan terharu dapat ia rasakan diwaktu yang bersamaan

"Kamu suka, sayang?"
Tanya sang ibu yang dibalas anggukan kecil oleh Sagara

Bagaimana tidak? Ini pertamakalinya Sagara merasakan punya kamar sendiri, karena saat ia masih tinggal di panti itu satu kamar mendapatkan dua kasur tingkat yang berarti satu kamar dapat ditiduri empat orang.
Jujur saja Sagara sedari dulu sangat mengimpikan untuk mempunyai kamar pribadi seperti anak-anak lain yang ada di TV yang ia lihat

Malam harinya keluarga kecil itu kini telah berkumpul dimeja makan dengan Sagara yang duduk berhadapan dengan sang ayah sementara sang ibu berada di sebelahnya

"Mama suapi ya,"
tawar sang ibu

Sagara hanya mengangguk lalu membuka mulutnya guna menerima pasokan makanan yang disuapi oleh ibu angkatnya

Setelah selesai dengan makan malam mereka, sang kepala keluarga kini sudah beranjak dan pergi kearah ruangan tempat ia biasanya menyelesaikan pekerjaan kantornya

Sementara ibu dan anak itu kini sedang asyik menonton TV diruang keluarga,

"Sini, sayang. Bobo-an"
Ucap sang ibu menepuk pelan bantal yang ia letakkan disebelahnya

Sagara yang memang sudah lelah dan mengantuk ini pun segera berbaring dan meletakkan kepalanya pada bantal itu, sebuah usapan lembut dari tangan hangat sang ibu pada kepalanya mampu membuat mata Sagara kini perlahan terpejam.

Anak itu tentu saja belum sepenuhnya tertidur, ia hanya memejamkan matanya dan menikmati sentuhan demi sentuhan yang belum pernah ia rasakan dari seorang ibu.. perasaan nyaman kian menyelimuti tubuh kecilnya yang mampu membuatnya tertidur pulas.









To Be Continued
.
.
.
.
»»-------►

Segini dulu ya guys dan jangan lupa untuk VOTE😗

Catatan Sagara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang