CHAPTER 4 : kenapa harus aku..

84 11 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.

Flashback

Aroma obat-obatan kian menyengat di Indra penciuman anak kecil yang kini sedang duduk termenung menunggu seseorang yang sedang mempertaruhkan nyawanya demi kehidupan seorang anak yang akan lahir kedunia. Sagara hanya duduk diam dengan perasaan yang khawatir namun ia tak bisa melakukan apapun untuk ibunya yang ada di dalam ruangan dingin itu,

Anak itu hanya bisa berdoa demi keselamatan kedua orang spesial dalam hidupnya itu, ya, ibu dan calon adiknya

"Menantuku mana?!" Tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja datang dihadapan Sagara

"Mama didalam Oma~"
"Oma aku takut, mama keliatan kesakitan.." ucap Sagara dengan lirih sembari memeluk kaki sang nenek

"Ih! Sana-sana ngapain sih." Wanita paruh baya itu pendorong tubuh kecil Sagara hingga tubuhnya terdorong kebelakang

Wanita itu terus menatap pintu yang senantiasa tertutup dengan perasaan gusar, hingga suara seorang bayi terdengar yang membuat wanita itu tersenyum hangat begitu juga Sagara

.

Kini semuanya telah berada di dalam ruangan dimana seorang wanita yang baru saja berhasil melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama
Ellyo Putra Jenggala. Putra pertamanya.

Setetes air mata kian membasahi pipi manis Farisha, ia masih tidak menyangka jika anak yang ada di gendongannya ini adalah anak yang selama ini ia nantikan bersama suaminya-Agam. Ia masih terharu. Bahagia. Entahlah perasaan yang ia rasakan saat ini sangat sulit untuk diartikan.

"Mama, jangan sediiih.." ujar Sagara sembari mengusap lembut kaki sang ibu yang sedang asyik menyusui baby Jenggala yang sedari tadi tertidur di pelukan ibunya

Farisha terkekeh mendengar ucapan anak angkatnya itu
"mama gak sedih kok.."

Wanita paruh baya yang tadinya duduk di kursi kini telah beranjak dan berjalan kearah Farisha yang baru saja selesai memberikan asi kepada bayinya

"Tuh kan, bener kata ibu. Program anak pancingan ini pasti berhasil"
"Sini ibu gendong." Wanita tua itu langsung mengambil Jenggala dari gendongan Farisha.

"Cup cup, cucu gantengnya Oma~" wanita itu menimang-nimang cucu sematawayangnya

"Mauu liat deek~" ujar Sagara seraya mengacungkan tangannya ingin meraih bayi itu dari gendongan sang nenek

"Jauh-jauh. Nanti cucuku sakit kalau dipegang kamu." Ketus wanita tua itu

"Sangara, temuin papa aja ya.. papa ada diluar" Tutur Farisha kepada Sagara.
Pintu ruangan itu terbuka lalu tertutup kembali yang membuat tubuh kecil Sagara sudah tak terlihat

"Ibu jangan ngomong gitu didepan anak kecil, Sagara masih kecil, Bu." Tegas Farisha kesal dengan kelakuan mertuanya itu

"Halah ngapain ngebelain anak orang. Kamu gak akan tau kalau nanti pasti anak itu bakal nyakitin cucuku."
Cibir wanita tua itu

Flashback off.



Sagara kini sedang menuruni satu persatu anak tangga hingga ia berhenti ditengah saat mendengar obrolan yang sedang menjadi topik pembicaraan seseorang dibawah sana

"Kamu yakin akan ngebiayain anak angkat kamu sampai kuliah? padahal dia jelas-jelas bukan siapa-siapa. Ngapain? rugi uang"

Sagara mendengar kembali perkataan yang membuat Sagara merasa bahwa dia salah karena tinggal dirumah ini. Perlahan kaki jenjangnya membawa Sagara untuk turun dari tangga

Catatan Sagara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang