CHAPTER 9: maaf, -the end

70 11 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.

Sagara dan kedua sahabatnya kini sedang bersantai di taman belakang sekolah untuk me-refreshing orak mereka sehabis ujian mapel pertama sembari memakan makanan ringan yang mereka beli di kantin sekolah, keduanya asyik bersenda gurau sementara Sagara kini hanya diam dan bergelut dengan pemikirannya atas insiden tadi malam

Sagara sempat kepikiran untuk mengaku saja kepada orang tua angkatnya bahwa dia kini sudah berkerja part time di sebuah cafe, tapi apa tanggapan dari orang tua angkatnya nanti

"Besok ujian fisika kan? Gilaa gue belum siap woi" celetuk Bian

"Boro-boro gue siap, masuk otak gue aja kaga tu pelajaran" balas Bima dan dibalas dengan gelak tawa dari kedua sahabatnya

"Makanya belajar, ogeb" ujar Bian sembari memukul kepala Bima

"Belajar bareng aja, dirumah masing-masing terus kita pake zoom buat belajar bareng, gimana?" Putus Sagara dengan mantap

"Wuidih, boleh juga" setuju Bian

"Kenapa, gak ngumpul aja terus belajar bareng"

"Gue sih ngikut aja mana enaknya, jadi gimana, Gar?" Tanya Bian

Sagara masih berpikir dan menimbang ajakan sahabatnya sebelum berujar,

"Boleh, entar atur aja tempatnya"

"Siap," balas Bima

~•~

Kini Sagara telah tiba dirumahnya, Sagara menyempatkan diri untuk pergi ke dapur dan berniat untuk membuat susu coklat panas untuknya namun saat hendak mengambil gelas, ada suara yang menyambut kepulangannya dan membuat tubuh sagara berbalik melihat sosok yang berada didekat wastafel cuci piring

"Eh, den Sagara sudah pulang" ujar bibi Desi sembari mengelap tangan basahnya ke apron yang dikenakannya

"Iya, bi" balas Sagara dengan tersenyum

"Gimana hari pertama ujiannya, Aden? Lancar?"

"Alhamdulillah lancar,"

"Syukurlah kalau gitu, mah. Semoga ujian Aden teh lancar sampai akhir dan dapet nilai bagus. Doa bibi selalu menyertai, Aden" ujar sang asisten rumah tangga

"Terimakasih ya, bi" balas Sagara "oh, iya, Bi. Susu coklatnya mana ya?" 

"Aduh, bibi lupa beli lagi susunya udah abis, bibi beli dulu ya. Aden naik ke kamar aja dulu, istirahat. Nanti bibi yang bikinin buat Aden, ya" final Bi Desi yang dibalas anggukan oleh Sagara.

Sagara sudah duduk di meja belajarnya dengan mengotak-atik laptop yang ada didepannya kini, pandangannya begitu fokus mempelajari rumus-rumus yang jika dipandang lama kelamaan bisa membuat otak mengeluarkan asap

Cukup lama ia berada di depan layar laptopnya hingga saat hendak meregangkan otot-otot tubuhnya ia menyenggol sebuah rak buku gantung dan menjatuhkan sebuah buku kecil yang sedikit berdebu. Remaja itu lalu mengambilnya dan tersenyum tipis melihat buku itu

"Udah lama gak nulis disini lagi, ya" monolognya  sembari membuka kembali lembaran buku catatan tersebut.

Sepanjang lembaran yang ia buka bermacam-macam raut wajah yang ia ekspresikan seperti, tersenyum, tertawa kecil, lalu saat membuka lembaran yang memiliki catatan terakhir pada buku itu raut wajahnya tersenyum simpul dan meletakkan buku itu dimeja belajarnya

Catatan Sagara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang