Part 23 : Kill Bill

7.2K 881 154
                                    

A/N : Holaaaaa~

Seperti biasa vote dan komen yang banyak yaaa~

Happy reading~

***

Nathaniel menaruh tumpukan kayu bakar terakhir dari kereta barang ke gudang. Selesai itu, ia membawa kembali kuda besera kereta barang kembali ke kandangnya. Tidak lupa, dia juga memberkan setumpuk makanan sebagai hadiah bagi si kuda yang telah bekerja keras.

"Kerja bagus, Didi," ucapnya sambil mengelus wajah si kuda.

Tugas Nathaniel hari ini selesai. Dengan begitu, ia berencana untuk mengasah pedang kesayangannya yang sudah satu bulan tak terpakai. Tepatnya sejak ia ditugaskan untuk menjaga Rosaline di Vianoz.

Awalnya Nathaniel sempat keberatan dengan perintah Jeremiah. Sejak awal, tujuannya bergabung dengan ksatria Fletcher adalah untuk berkontribusi dalam hal-hal hebat di kekaisaran Kairos. Buukan malah menjadi penjaga tuan putri yang kesepian.

Namun, Jeremiah beralasan bahwa tugas tersebut tidak bisa diberikan kepada sembarang orang. Menurutnya, Nathaniel adalah sosok yang tepat untuk mengemban tugas ini. Mendengar alasan itu, hati Nathaniel goyah. Ia pun menyetujui. Lagi pula, tugas ini tidak akan berlangsung selamanya. Jeremiah bilang, jika Rosaline berkehendak, dirinya bisa kembali ke kastil Fletcher kapan pun.

"Nathan!" Suara sayup-sayup Rosaline terdengar saat Nathaniel sedang memoles pedangnya dengan minyak khusus. Nathan segera berdiri, mata tajamnya menemukan Rosaline yang berlari dari gerbang ke arahnya.

"Nathan!"

Postur tubuh Nathaniel berubah siaga. "Ada apa?" tanya Nathaniel dengan mata yang melihat ke arah belakang Rosaline. Khawatir ada sekelompok penjahat yang mengikutinya. Nathaniel pun menyuruh Rosaline untuk berada di balik punggungnya.

"Apa ada yang mengganggu Anda?" Nathaniel mencengkram erat pedangnya. Dalam hati ia bersyukur telah memilih saat yang tepat untuk mengeluarkan benda itu.

"Tidak... tidak ada."

Nathaniel berbalik. "Lalu, kenapa Anda berlari seperti tadi?"

Rosaline menggeleng, lalu mencengkram kuat kedua lengan Nathan agar pengawalnya itu menatap matanya.

"Kita harus ke Vixen!"

"Apa?"

"Kita harus ke Vixen. Aku harus menemukan suratku!"

***

Satu hal yang Rosaline ingat sesaat setelah membuktikan omongan Jennifer adalah surat yang ia berikan kepada Jeremiah. Surat itu berisi seluruh ingatan Rosaline mengenai kehidupan pertamanya. Dengan kata lain, secara tidak langsung surat itu adalah nyawa Rosaline dan semua orang yang ada di dalamnya.

Bodoh... bodoh... bodoh... Rosaline tidak berhenti merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia menuliskan semua itu dan memberikannya pada Jeremiah. Musuh yang jelas-jelas ingin ia singkirkan dari kehidupannya.

"Mengingat sifatnya yang cuek dan sama sekali tidak peduli, dia pasti belum membaca surat itu." Rosaline menggigit bibir. "Itulah kenapa, belum ada hal buruk terjadi kepadaku dan semua orang di rumah ini... "

"Nyonya... saya benar-benar tidak mengerti."

"... tapi kalau suatu saat dia membacanya. Aku takut semuanya hancur." Rosaline mengerang frustasi.

Semua hal aneh yang terjadi di hidupnya belakangan ini, sedikit demi sedikit terjawab. Benar apa kata Jennifer, Rosaline telah melakukan kesalahan. Ia telah membocorkan masa depan yang seharusnya hanya menjadi rahasia. Lia menghilang, Winston tewas dengan cara yang menyedihkan, Ben, dan Yohana terluka. Mereka semua adalah korban dari keteledoran Rosaline.

Making My Own Happy Ending✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang