Bab 11 : Di Ujung Tanduk

10.1K 1.2K 37
                                    

A/N : Voment and enjoy.

***

Dua bulan lamanya Rosaline hidup dengan ingatan masa lalunya. Selama itu juga ia mencoba berbagai cara untuk merubah akhir hidupnya yang tragis. Namun entah mengapa, Rosaline merasa semua upayanya berakhir sia-sia. Pada akhirnya ia tetap berada di jalur takdir yang sama.

Ia tetap menikah dengan Jeremiah.

Malam pertamanya berakhir dengan kesendirian, dan Winston pada akhirnya tetap pergi ke wilayah yang menjadi persengketaan antara kerajaan Kairos dengan kerajaan Sein.

Meski alasannya kali ini bukanlah untuk merebut tambang permata yang menjadi sengketa, melainkan untuk 'menjauhkannya' dari Rosaline.

Sepertinya keluarga Fletcher benar-benar menaruh curiga dengan hubungan Rosaline dan Winston. Kecurigaan itu pun mulai menyebar hingga ke seluruh pelayan, pekerja, dan kesatria yang ada di kastil.

Mengingat bagaimana setianya para pelayan itu dengan keluarga Fletcher, sudah dapat ditebak bagaimana sikap mereka dalam menghadapi rumor antara Rosaline dan Winston.

Tentu saja mereka menjadikan Rosaline si antagonis dan Winston sebagai korban yang

"Pantas saja ia mengamuk di hari pernikahannya."

"Ternyata dia ingin kabur dengan Tuan Winston."

"Tuan yang malang, bagaimana bisa dia terjebak dalam tipu muslihat wanita itu."

"Tidak puas dengan Tuan Jeremiah, dia malah mengincar sang kakak."

"Benar-benar tidak tahu diuntung."

"Sudah untung keluarga Fletcher ingin menampungnya."

"Betul."

"Seharusnya Nyonya Besar tidak bermurah hati lagi padanya."

Kira-kira seperti itulah obrolan para pelayan beberapa hari belakangan. Meski mereka tahu, kalau ketahuan menjelek-jelekkan anggota keluarga Fletcher akan berakhir dengan 200 cambukkan di punggung, mereka tetap melakukannya karena tidak kuat menahan kebenciannya pada Rosaline.

***

"Apa yang kau lakukan di sini?" Suara Jeremiah, membuat Rosaline yang sedang memandang kosong cangkir teh di hadapannya terlonjak. Sendok kecil yang digenggamnya sampai jatuh ke tanah. Rosaline berniat untuk mengambil, namun pelayan yang sejak tadi menemaninya bergerak lebih cepat.

"Terima kasih," ucap Rosaline pada pelayan itu. Namun bukannya mendapat ucapan 'Sama-sama, Nyonya.' yang ada malah tatapan tidak mengenakan yang diam-diam di lemparkan pelayan itu kepada Rosaline.

Ini bukan satu atau dua kali terjadi dalam kurun waktu satu minggu belakangan. Tapi sudah berkali-kali. Rosaline sadar kalau ada sesuatu yang tidak beres di sini.

Rosaline melirik ke arah Jeremiah. Laki-laki itu sepertinya tidak sadar dengan apa yang terjadi.

"Kalau kedatanganmu bukan untuk memberikan kabar tentang Lia, lebih baik pergi saja." Rosaline berucap ketus.

Jeremiah tertawa sinis, sambil melonggarkan dasi kerah kemeja yang mencekik lehernya.

"Kau dan obsesimu pada pelayan kecilmu itu."

"Dia bukan hanya sekedar pelayan tapi--"

"Tapi partner terbaikmu dalam melakukan kejahatan?" potong Jeremiah.

"Kejahatan?" Mata Rosaline melebar. "Kejahatan apa? Aku tidak melakukan kejahatan apapun."

Jeremiah mengangkat bahu. "Entahlah, kau pikir saja sendiri. Apa saja yang pernah kau lakukan dengan pelayanmu itu."

Making My Own Happy Ending✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang