Bab 45 : Melting

4.8K 698 135
                                    

A/N : Vote, komen yang banyak, dan follow!

Happy reading~

***

Jeremiah bertemu pertama kali dengan Selena sesaat setelah ia sampai di Vixen. Perempuan itu terlihat mencolok di antara lautan laki-laki yang menyambutnya malam itu. Perempuan itu memiliki sorot mata penuh yang langsung menyadarkan Jeremiah kalau dia bukan perempuan sembarangan.

Malam itu, Jeremiah berkenalan dengan Selena yang memperkenalkan diri sebagai dokter. Ia tinggal di Benteng Doristus lebih dari satu tahun dan saat ini bekerja untuk membantu Kairos mengobati para ksatria yang terluka selama perang. Sebuah kesan pertama yang membekas.

Selama tinggal di Benteng Doristus, Selena banyak bercerita tentang Winston. Melalui cerita-cerita itu, Jeremiah menyadari meski ia adalah adik dari mendiang Winston, banyak sisi dari sang kakak yang tidak ia ketahui. Cerita-cerita Selena membuat Jeremiah seakan semakin mengenal Winston lebih dekat.

Selena adalah perempuan cerdas dan memiiki mental kuat. Di tengah kekacauan di Vixen, perempuan itu tetap bertahan dan melakukan tugasnya dengan baik. Tenaga dan pikirannya menjadi salah satu faktor pendukung kemenangan Kairos di Vixen. Meski Jeremiah sadar, satu alasan besar Selena melakukan semua itu adalah untuk melindungi para pengungsi yang ditampung oleh Kairos di Benteng Doristus.

Meski tak memiliki ikatan darah, namun Selena sangat peduli kepada mereka. Dia bersedia melakukan apapun untuk keselamatan dan kesejahteraan para pengungsi.

Jadi, saat Selena menawarkan kerjasama untuk membatalkan proyek pertambangan di Vixen, Jeremiah sama sekali tidak terkejut. Namun ia penasaran dari mana Selena mendapatkan semua informasi itu?

"Dari mana kau tahu aku tidak setuju dengan rencana itu?" Jeremiah bertanya.

"Sejujurnya, beberapa hari yang lalu aku sempat memergokimu bertengkar dengan Theodore di perpustakaan kerajaan," jawabnya.

Jeremiah tentu saja mengingat kejadian yang dimaksud oleh Selena. Ia hanya tidak menyangka Selena berada di sana malam itu.

"Aku mendengarmu meminta Theodore untuk membatalkan rencana itu. Tapi, Theodore menolaknya. Aku setuju dengan pandanganmu dan aku ingin mendukungmu." lanjutnya. "Jeremiah, Aku tahu tahu kau sedang berusaha mendekati keluarga Linch untuk mundur dari proyek itu—"

"Berhenti ikut campur!" Jeremiah merangsek maju hingga jaraknya dengan Selena begitu dekat. Selena reflek mundur satu langkah karena terkejut. "Kau tidak seharusnya mencari tahu permasahalanku."

"Bagaimana bisa aku diam saja, saat tahu Kairos berencana untuk menghacnurkan masyarakat Vixen untuk kepentingannya sediri?" Selena bersikeras.

"Tapi ini bukan urusanmu."

"Ini urusanku!" Suara Selena semakin meninggi. "Kumohon Jeremiah, dengarkan aku. Aku memiliki rencana dan aku yakin kau adalah orang yang tepat untuk melakukannya. Aku tahu kau laki-laki yang cerdas. Jadi, pikirkan baik-baik."

Di ruang makan Kastil Timur yang besar, Jeremiah dan Selena berdiri saling berhadapan. Suasana di sekitar mereka tidak begitu baik, namun tidak ada satu dari mereka yang melangkah mundur atau menjauh.

***

Selesai dengan perbincangannya dengan Selena, Jeremiah bergegas kembali ke ruang kerjanya. Ia pikir, ia harus mengkalkulasi rencana yang baru saja dijabarkan oleh Selena. Awalnya Jeremiah sama sekali tidak peduli dengan apapun yang keluar dari mulut perempuan itu, namun pada akhirnya Selena memiliki alasan yang cukup masuk akal. Sejak awal Jeremiah tahu Selena adalah perempuan cerdas, namun ia tidak menyangka kalau perempuan itu akan melangkah sejauh ini.

Making My Own Happy Ending✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang