Mundurnya para bangsawan yang semula ingin menanamkan uang pada tambang permata yang akan dibangun Kairos menghasilkan kekacauan. Parlemen yang kecewa menyalahkan sikap para bangsawan yang tidak kompeten. Sedangkan para bangsawan menuduh rencana yang dibuat Kairos tidak transparan dan licik.
Kekacauan itu semakin diperparah dengan artikel surat kabar dari koran-koran negara tetangga yang meliput ketidakmampuan Kairos dalam mengurus Vixen. Dalam artikel tersebut terdapat wawancara khusus yang dilakukan warga Vixen. Mereka beropini bahwa Kairos tidak melaksanakan janji yang mereka buat setelah memenangkan peperangan.
Infrastruktur kota yang hancur karena perang tidak dibenahi, lahan dan ladang pertanian diakuisisi secara sepihak, dan banyak keluarga yang tidak memiliki rumah karena rumah mereka turut menjadi korban. Kairos pernah berjanji untuk membangun Vixen kembali, namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda hal itu akan terwujud.
Tidak berhenti disana, isu praktek korupsi di dalam pemerintahan juga menyeruak. Kabar itu menyebar dengan cepat sampai ke masyarakat umum. Protes di sana-sini pun terjadi. Pemerintah Kairos berpikir jika hal ini dibiarkan maka akan berpotensi menjadi ancaman. Maka dari itu, Kairos mulai mengerahkan kekuatannya untuk membungkam suara rakyat.
***
Kabar mengenai kekacauan itu tak luput dari telinga Julius Fletcher. Dia dengan segera memanggil Jeremiah untuk menemuinya.
Di sore hari yang teduh. Langit berwarna jingga dan Jeremiah dapat melihat daun menguning yang bergoyang tertiup angin. Julius duduk di kursi kebanggaannya dengan Horland yang berdiri di sampingnya.
Belum sempat berbicara sepatah kata pun, Julius sudah terlebih dahulu batuk dengan keras. Ia menutup mulutnya menggunakan sapu tangan dan terus batuk hingga wajah keriputnya berubah merah.
Horland terlihat sangat khawatir, sedangkan Jeremiah memandang sang ayah dengan tanpa ekspresi. Setelah berhasil meredakan batuknya, Julius mulai berbicara.
"Kerja bagus," Julius mengambil gelas berisi air yang diberikan Horland lalu menenggaknya cepat. "Aku tidak menyangka kau akan bergerak secepat ini."
Pujian itu sama sekali tidak membuat Jeremiah bereksi barang sedikit pun.
"Melihat keadaan Kairos, sepertinya sekarang waktu yang tepat untuk kita semakin menggoyahkan kekuasaan Jenkins. Mereka sedang berada di posisi yang riskan. Jika kita melakukan hal yang tepat, kemungkinan besar kita akan menang. Kita juga bisa membuat masyarakat membenci Jenkins dan berempati pada Fletcher. Hal itu akan membuat jalan kita semakin mulus. Bagaimana menurutmu?" tanyanya.
Meski ada kalimat tanya di akhir kalimat Julius, namun nada yang digunakan laki-laki tua itu lebih terdengar sebagai sebuah perintah. Apa yang dibicarakannya saat ini bukanlah sebuah negosiasi, dimana Jeremiah bisa memberikan masukan. Melinkan cara Julius memberitahu bahwa ia menginginkan hal itu, dan Jeremiah harus melakukannya.
"Nama baik keluarga Fletcher adalah hal utama yang menjadi prioritasku sejak resmi menjadi penerus kepala keluarga Fletcher."
Julius mengerutkan kening. Ia tidak mengerti maksud dan arah pembicaraan Jeremiah. Namun ia masih mendengarkan.
"Bagi saya, keluarga Fletcher adalah keluarga ksatria yang bermartabat."
"Aku setuju," Julius mengangguk.
"Keluarga Fletcher bukanlah pengkhianat."
"Maksudmu?"
"Maksudku adalah, aku akan menjaga nama baik keluarga Fletcher dengan tidak melakukan pengkhianatan kepada Kairos."
"JEREMIAH!"
BRAKKK Julius menggebrak meja. Namun Jeremiah sama sekali tak bereaksi
"Yang saya lakukan saat ini adalah untuk membatalkan proyek pembangunan tambang permata yang hanya akan membuat rakyat Vixen semakin menderita. Bukan untuk meruntuhkan kekuasaan keluarga Jenkins di Kairos."
"APA-APAAN INI? KAU SUDAH BERSUMPAH!"
"Aku bersumpah untuk selalu mementingkan kepentingan keluarga dan nama baik keluarga Fletcher. Apa yang anda rencanakan hanya akan membuat nama baik keluarga ini hancur. Tidak akan ada masa depan jika aku melakukan apa yang kau ingin lakukan."
"Berhenti bicara! Berhenti!"
Tentu saja Jeremiah tidak mengindahkan permintaan itu.
"Dan satu lagi, saya akan menutup sekolah ksatria ilegal yang ada bangun di hutan. Itu sudah menyalahi aturan."
"TIDAK! SIALAN!" Julius melempar gelas kaca ke arah Jeremiah namun meleset. Gelas itu akhirnya membentur lemari dan pecah. "KAU TIDAK BOLEH MELAKUKANNYA. AKU MEMBANGUNNYA DENGAN USAHAKU SENDIRI!"
"Kalau kau tidak mau bekerja sama, aku memiliki bukti yang kuat untuk melaporkanmu ke kaisar. Buku hitam itu, ternyata sangat berguna, ya."
"ANAK SIALAN! AKHHH!"
Horland panik saat Julius memegangi dadanya yang kesakitan. Julius itu melotot memandang Jeremiah yang mulai berjalan mundur sebelum akhirnya melangkah ke luar ruangan. Banyak sumpah serapah yang sudah ingin Julius lontarkan namun rasa sakit yang amat sangat di jantungnya membungkam laki-laki tua itu.
***
"Tuan!" Flynn, berlari menghampiri Jeremiah yang baru saja keluar dari ruangan Julius.
"Ada apa?" Jeremiah berjalan dengan langkah lebar. Sedangkan di belakang punggungnya, pintu ruangan Julius kembali terbuka. Menampakkan Horland dengan wajah panik berteriak kepada penjaga.
"PANGGIL DOKTER! PANGGIL DOKTER SEKARANG JUGA!"
Penjaga yang mendengar perintah itu bergerak cepat tanpa banyak bertanya. Melihat pemandangan itu, Flynn melirik Tuannya. Namun tidak bertanya lebih lanjut mengenai kejadian apa yang terjadi di dalam sana hingga Horland berteriak histeris seperti itu.
"Ada apa, Flynn? Aku tidak punya banyak waktu," tanya Jeremiah lagi.
"Ada tamu, Tuan."
"Aku tidak mengharapkan tamu hari ini."
"Bukan untuk anda, tapi untuk Nyonya Rosaline."
Langkah Jeremiah terhenti. Ia menyamping untuk melihat Flynn.
"Lalu kenapa kau mengatakannya padaku? Bukankah Rosaline ada di Puri bersama Selena? Pergilah ke sana."
"Apa saya boleh menyampaikannya langsung pada Nyonya Rosaline bahwa ada tamu laki-laki yang datang untuk menemuinya?"
"Laki-laki?" Mata Jeremiah menyipit. Pikirannya berkelana. Mencari teman laki-laki Rosaline yang mungkin ia kenal atau pernah Rosaline ceritakan. Lalu sebuah nama muncul
"Apa dia bernama Justin?"
*
*
****Baca selengkapnya di KaryaKarsa*****
A/N : Halo, pembaca MMOHE. Dengan beberapa pertimbangan pribadi, aku memutuskan untuk memindahkan kelanjutan Chapter 51- TAMAT di KaryaKarsa.
Para pembaca sekalian, dapat mengunjungi profle KaryaKarsa-ku dengan username 'roseannejung'. Atau Klik link yang aku sematkan di profile wattpad-ku. Disana sudah diposting kelanjutan dari cerita MMOHE serta beberapa bonus chapter.
Selanjutnya aku berencana untuk mengupload beberapa naskah yang sudah aku tulis dengan POV Jeremiah di KaryaKarsa.
Oh satu lagi, aku juga baru mulai nulis cerita lain yang berjudul "Champagne Problems" di wattpad. Berbeda dengan MMOHE yang bertema kerajaan, ceritaku kali ini berlatar di era modern. Kalian bisa baca-baca dulu sinopsis dan beberapa chapter awal, kali aja suka. Hehe. Kalau suka jangan lupa kasih vote dan komen yaaaa.
Sampai ketemu yaaaa teman-teman, baik itu di KaryaKarsa atau di Champagne Problems.
See yaaa~
Bye Bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Making My Own Happy Ending✔️
Narrativa Storica[SELESAI] Rosaline adalah putri bangsawan yang tergila-gila pada Jeremiah. Cinta butanya pada sang penerus tahta adipati, mebuatnya mehalalkan segala cara untuk mendapatkan cinta Jeremiah. Termasuk membunuh Selena. Namun, niat jahat itu tercium j...