HUSBAND SUCKS - MILEAPO [COMPLETED]

Misuderstanding

Chapter 1

Kehidupan pernikahan tidak akan pernah berjalan semulus jalan tol. Tolong highlight itu ya teman-teman. Secinta apapun kalian dengan orang yang menikahi kalian tidak akan menyebabkan otomatis mendapatkan segala kemudahan ketika berumah tangga. Begitupun dengan hal yang dirasakan Aksa.

Bermula ketika dengan sok ngide Aksa minta pada Tuhannya agar memiliki suami seperti Mayu yang ia sebutkan dengan begitu detail. Rupanya ternyata betulan ada malaikat lewat yang iseng mengamininya, sehingga membuat Aksa kini terjebak hubungan pernikahan dengan Mayu.

Kontraknya tidak main-main cuy, seumur hidup —amin. Memang Aksa cinta suaminya, cinta mati malahan dan akan selalu demikian, hanya saja di saat-saat tertentu Aksa ingin memukul Mayu dengan segala jenis perabotan di rumah mereka.

Apabila bayangan kalian masih stuck pada seorang Mayu Pramana ketika pria itu masih menjadi seorang pimpinan departemen di sebuah hotel besar di Bali yang berhati dingin, bermulut tajam dan juga sulit disentuh, maka tetaplah berpikir demikian. Aksa dengan lantang akan menyebutkan hal yang sama karena ketika Aksa tinggal bersama Mayu pasca menikah, Aksa merasa shock culture dengan segala sifat yang Mayu tunjukkan padanya. Tidak berbeda sama sekali, mungkin yang berbeda hanya dari segi pemilihan katanya yang sedikit manis saat meminta jatah hariannya. Sisanya? Tidak bisa diharapkan. 😊

Mayu konsisten bermulut tajam, sulit mengatakan sayang dan seringkali membuat Aksa ingin mencakar-cakar wajah suaminya sendiri. Entah kemana perginya kata-kata manis Mayu yang sering membuat Aksa salting brutal ketika awal-awal mereka berjumpa setelah tiga tahun berpisah. Tiga tahun berobat memang membuat mental Mayu sembuh, namun sepertinya psikiater Mayu lupa memasukkan resep obat: Bagaimana cara bersikap baik secara permanen pada Aksa.

Mayu tentu cinta padanya, meskipun jarang sekali mengungkapkan kata-kata itu namun apabila dilihat dari tindakan, maka orang lainpun bisa merasakannya. Mayu akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk Aksa. Permasalahannya sesungguhnya hanya satu, Aksa yang ternyata terlalu darah tinggi untuk Mayu yang lempeng dan berhati dingin yang terkadang membuat Aksa lelah sendiri menghadapi sifat suaminya.

Di saat-saat tertentu Aksa juga butuh perhatian penuh, misalkan ketika hujan badai melanda Jakarta beberapa waktu lalu, Mayu lebih memilih menghadiri meeting bersama direksi perusahaan Mahadi ketimbang menjemput Aksa yang kala itu sudah hampir sekarat karena kelaparan. Apakah Mayu itu memang akan terus demikian? Entah sampai kapan. Perlukah Aksa memakai Kris lagi untuk memancing kemarahan dan rasa cemburu Mayu? Karena hanya Kris yang mampu menyebabkan suami brengseknya itu kebakaran jenggot.

Sebentar..

Aksa baru teringat telah menyebutkan kata-kata sakral yang dulunya hanya ada di khayalannya. Suami? Astaga! Ternyata ada progress di hidup Aksa karena kini sudah bisa dengan bebas menyebutkan suami tanpa merasa malu lagi di hadapan Mayu. Aksa teringat dirinya yang sering mengakui Mayu sebagai suaminya dulu, bahkan di hadapan Kris agar menyempurnakan segala rencananya.

"Morning babe." Bisik si suami di samping Aksa yang masih memejamkan matanya. Tubuhnya masih dipeluk erat yang membuat Aksa hanya menggeliat pelan, mencari lebih banyak kehangatan dari tubuh Mayu.

Aksa belum berniat bangun cepat seperti Mayu yang mungkin harus bersiap ke kantor. Pria dominan satu itu juga masih saja konsisten dengan sifat workaholicnya semenjak dulu. Tidak dengan Aksa ya, bagaimanapun Aksa suka dengan pekerjaannya, namun istirahat cukup juga penting agar awet muda dan selalu bahagia.

Hari ini Aksa berencana tertidur sepanjang hari dan tidak ingin ke studio. Jangan salahkan Aksa yang berubah malas seperti sekarang, salahkan saja Mayu dan hormon anak mudanya yang masih meledak-ledak padahal usianya sudah memasuki tahun ke 33. Aksa merasa mengantuk dan lelah demi apapun. Aksa bahkan baru sempat tertidur sekitar satu jam lalu karena harus melayani Mayu yang mendadak 'ingin' ketika pukul tiga dini hari pria itu sampai di rumah mereka.