Chapter 3
Aksa terlihat mengusap dahinya sembari menghela napas berat berkali-kali. Tidak memperdulikan suaminya yang masih tertidur lelap di ranjang mereka, Aksa bahkan buru-buru bangun dari tempat tidurnya begitu matanya terbuka dan langsung mengambil alat pertempurannya. Yah, yang Aksa lakukan adalah melakukan sebuah test menggunakan air seni. Berharap besar agar garis dua yang terlihat di dalam benda pipih panjang yang menunjukkan ada janin dalam dirinya.
Bukan tanpa alasan carrier itu melakukan test kehamilan dengan harapan setinggi langit. Aksa mengalami gejala mual-mual dan pusing belakangan ini yang membuatnya cukup kegeeran apabila tips dan trick dari tante serta kakak iparnya akan berhasil menjadi bayi.
Aksa sudah melakukan sesuai dengan tips yang dibagikan tante Eric, memastikan setiap percintaan yang dirinya lakukan, Mayu harus ‘naik’ dari sisi kanan. Apakah usaha Aksa kurang selama ini? Harus bagaimana lagi dirinya? Bercinta sampai tubuhnya berteriak lelah, bahkan seks bukan lagi sesuatu yang istimewa untuknya—saking setiap harinya Aksa meminta agar dibuahi oleh Mayu. Memakan makanan yang seimbang dan tinggi serat macam salad-salad hijau yang berhasil membuatnya mendapat predikat herbivora. Mengurangi makan nasi dan daging-daging tinggi kolesterol. Minum susu asam folat yang rasanya macam pipis kuda—meskipun Aksa belum pernah minum pipis kuda namun sepertinya rasa dari pipis kuda sudah bisa dirinya bayangkan.
Namun usaha itu seakan belum ada hasil membuat Aksa cukup sedih. Dipandanginya begitu lama empat alat test kehamilan yang menunjukkan hasil negative. Dari alat test yang paling mahal sampai alat test yang harganya 3000an. Semuanya menunjukkan hasil yang tidak sesuai harapan.
Ternyata, bukan hanya memacari Mayu yang susah, mengandung anak laki-laki itu juga tidak kalah susahnya. Mungkinkah pernikahan mereka diuji oleh karma karena dulu Mayu sukanya nyusahin orang sampai orang-orang kehilangan pekerjaan mereka akibat hal-hal jahat yang Mayu lakukan? Tapikan bukan salah Aksa, mengapa Aksa yang ikut mencicipi karma tersebut?
Aksa lagi-lagi berubah gloomy karena ekspektasinya sendiri.
Terlalu menyalahkan orang lain tidak baik, son..
“Kamu kenapa lagi?”
Tanya Mayu heran karena Aksa betulan terlihat sedih setelah keluar dari kamar mandi.
“Gapapa.”
Ucap Aksa acuh dan berniat untuk turun ke dapur membuat sarapan untuk suaminya. Mayu hanya memandang heran hal yang Aksa lakukan. Tidak ada semangatnya sama sekali. Tanpa berusaha mencari tau lebih jauh, Mayu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap ke kantor. Di tempat sampah yang terbuka di toilet, dirinya menemukan banyak alat test kehamilan negative yang membuat si dominan ikut menghela napasnya. Lagi-lagi perkara anak. Mengapa Aksa terobsesi sekali padahal Mayu saja masih santai. Anak itu nomor sekian, pekik Mayu dalam hatinya.
Meskipun Mayu santai namun dirinya juga tidak kalah penasaran mengapa benihnya tidak pernah jadi, padahal Mayu sudah berusaha mengeluarkan sel terbaiknya. Mayupun sebetulnya ingin juga menjadi bapak panas yang ngemong anaknya sendiri sembari jalan-jalan di mall.
Tidak mengacuhkan perasaannya, Mayu begitu menyukai anak-anak, bahkan seringkali Mayu selalu dikelilingi anak-anak dari sepupu-sepupunya saat pertemuan keluarga besarnya. Selain Mayu yang begitu attractive pada anak-anak, bisa saja hal itu disebabkan oleh vibes Mayu yang mampu membuat siapa saja nyaman—termasuk anak-anak. Daddy vibes Mayu tidak hanya mempengaruhi abg girang macam Diana, namun batitapun ikut terpengaruh. Mereka telah berusaha yang terbaik, namun kapanpun Tuhan memberikannya anugrah itu, Mayu tidak akan memaksa si kesayangan agar tidak membuat Aksanya semakin tertekan. Mental dan kesehatan Aksa tentu menjadi prioritas utamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND SUCKS - MILEAPO [COMPLETED]
FanfictionHUSBAND SUCKS [MILEAPO 17+] Dua tahun usia pernikahan mereka diuji ketika Aksa yang terobsesi memiliki anak, sementara tidak dengan Mayu. "Lo pake gaya apa, Bi?" -Aksa "Sebisa Vegas aja, mah." -Bian "Astagfirullah bestie, gue gak denger" -Jeje ...