The First Meet

32.6K 1.3K 16
                                    

LC University. Itu adalah kampus dimana Queensy Latuconsina menempuh pendidikannya. Dia mengambil jurusan Teknik Sipil yang sudag masuk semester 5. Cantik tapi dingin. Itu lah seorang Queensy yang biasa di panggil Sisy. Hari ini cuaca kurang bersahabat untuknya mengikuti perkuliahan. Awan mendung dan udara dingin membuatnya mengantuk di kelas. Kelopak matanya begitu berat, seperti ada gajah yang bergelantungan di sana. Tidak bisa di buka sama sekali. Alhasil, Sisy hanya tidur saat perkuliahan berjalan.

Tidak ada yang akan berani menegurnya. Kalian tau kenapa? Selain karena sikapnya yang bgitu dingin, itu juga karena dia pemikik Universitas ini. LC adalah singkatan dari Latuconsina.
LC University kedatangan mahasiswa baru hari ini. Salah satu mahasiswa masuk ke kelas dimana Sisy juga ada di dalamnya.

"Friends, kita punya teman baru hari ini." Kata Mr. Alex saat akan memulai mata kuliah yang diampunya. "Silakan masuk Mr. Xavier." Katanya melanjutkan dan si susul seorang mahasiswa masuk. "Perkenalkan dirimu." Kata Mr. Alex saat sang mahasiswa sudah berada di depan kelas.

_______Lady's Alpha_______

Eldigo POV

"Perkenalkan dirimu." Kata Mr. Alex saat aku sudah berada di depannya. Aku lalu menghadap ke semua mahasiswa yang ada di kelas ini. Ini kelas Teknik Sipil, tidak banyak wanita di kelas ini. Itu yang membuatku senang. Aku risih jika harus menhadapi makhluk Tuhan yang satu itu. Bukannya menyombongkan diri tapi memang karena wajah tampanku ini aku selalu dikejar-kejar wanita. Tapi jangan salah, biarpun banyak wanita yang mengejarku sampai sekarang aku belum punya pacar. Hey jangan berpikir macam-macam, aku masih normal.

"Hai, namaku Eldigo Xavier. Aku pindahan dari London. Kalian bisa panggil aku Digo." Kataku memperkenalkan diri. Aku melihat mahasiswi di kelas ini melihatku dengan tatapan memuja. Saat menyapukan pandanganku ke seluruh mahasiswa di kelas ini, pandangan mataku tertuju pada sesosok gadis yang sedang menyembunyikan kepalanya di lipatan tangan yang ada di meja. Sepertinya dia sedang tidur. Kenapa tidak ada yang menegurnya.

"Baiklah Mr. Xavier, sekarang cari tempat duduk yang kamu mau." Kata Mr. Alex padaku. Ya, di sini masih ada beberapa tempat duduk yang masih kosong. Entah kenapa kakiku melangkah menuju kursi kosong di samping gadis yang sedang tertidur itu. Banyak mahasiswa yang memandangku dengan tatapan entah tatapan apa itu. Takut? Yah sepertinya mereka sedikit ketakutan saat aku menuju kursi yang aku incar.

Beberapa mahasiswi menggerak-gerakkan tangannya tanda tidak boleh jika aku duduk di sana. Sebenarnya ada apa dengan mereka? Tanpa mempedulikan semua yang ada di kelas ini, aku langsung duduk di samping gadis yang sedang tertidur lelap itu. Yah, udara sedingin ini memang paling enak untuk tidur jika aku manusia. Sayangnya aku tak pernah melakukannya.

"Lavender." Gumamku saat ada aroma yang mengusik hidungku. Entah kenapa aroma ini begitu memabukkan untukku. Aku ingin lebih banyak menghirupnya. Aku mencari asal aroma memabukkan ini. Aku menoleh pada gadis yang sedang tidur di sampingku. Aroma ini berasal dari tubuhnya. Aku belum pernah merasakan ini sebelumya. Rasa ingin memiliki. Aku hanya ingin aroma ini aku hirup sendiri. Oh aku seperti hampir gila. Apa yang di jelaakan Mr. Alex tidak bisa masuk ke otakku. Semua pikiranku sudah dipenuhi oleh gadis dengan aroma memabukkan ini. Sepertinya aku harus mengenalnya.

Mata kuliah Mr. Alex sudah hampir selesai tapi gadis di sampingku ini belum bangun juga. Ingin sekali aku melihat wajahnya. Dari tadi aku hanya bisa melihat rambut coklatnya. Dia tidur dengan muka membelakangi ku, menghadap ke tembok. Bunyi bel tanda matakuliah berakhir pun berbunyi aku sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas saat aku merasa banyak mata memandangiku.

Aku menegakkan kepalaku dan melihat swmua mahasisqa di kelas memandangiku dengan pandangan khawatir. Sebenarnya ada apa dengan semua orang di kelas ini.

"Ada apa?" Tanyaku karena penasaran. Mereka tidak menjawab dan janya memperlihatkan jari telunjuk untuk menunjuk sesuatu. Aku mengerutkan keningku heran. Karena penasaran maka aku melihat ke arah yang mereka tunjuk.
Kalau jantungku masih berdetak, mungkin dia akan berdetak kencang dan bahkan bisa loncat dari tempatnya.

Gadis itu sudah bangun. Matanya menatap tajam ke arahku. Wait! Warna matanya hitam pekat. Itu bukan mata manusia. Apa gadis ini bukan manusia?

"Minggir." Katanya ketus. Aku tidak bisa beranjak dari tempat dudukku sekarang karena masih asyik dengan pikiranku tentangnya. Aku terbangun dari lamunanku saat ku rasa ada sesuatu yang mendarat di meja. Aku melihat gadis tiu sudah berdiri di atas mejanya dan berjalan melewati mejaku lalu melompat turun saat berada di ujung meja. Hey itu tidak sopan! Tapi aku juga yang salah karena tidak memberinya jalan untuk keluar.
"Gadis yang menarik." Gumamku yang lalu keluar dari kelas.

_______Lady's Alpha_______

Sisy POV

Ada aroma yang mengusikku saat aku tidur. Ini aroma yang begitu memabukkan ku.
'Mate... ini aroma mate kita...' Teriak wolf dalam tubuhku. Ya aku seorang werewolf jadi aku punya wolf dalam tubuhku. Nama wolfku adalah Prilly. Dia begitu cantik dan berwarna putih, karena itu aku beri nama Prilly.

'Jangan macam-macam Prill.' Kataku padanya.

'Oh ayolah Sy, kau juga merasakannya. Aroma yang begitu memabukkan ini buktinya. Tidak ada aroma yang dapat membuat kita kecanduan selain aroma mate kita' katanya menjelaska.

Ya, bagi seorang werewolf tanda kalau menemukan mate adalah dari aromanya. Aroma yang membuat kita seperti mabuk kepayang. Aroma yang membuat kita seperti, eerrr terangsang. Tapi aku mencium aroma lain yang menyertainya, aroma vampire. Ini tidak mungkin. Apa mate ku seorang vampire.

'Mate, dia duduk di samping kita!' Teriak Prilly dalam pikiranku. Yah tidak akan ada yangmendengar percakapan kami karena itu kami lakukan di pikiran kami. Aku merasa ada yang duduk di samping kursiku sekarang. Aku tetap saja pura-pura tidur. Oh aroma ini sungguh menyiksaku. Entah kenapa gairahku tersulut setiap menghirupnya. Semakin dalam aku menghirupnya, semakin besar kobaran gairahku. Aku harus cepat keluar dari ruangan ini.

Aku langsung menegakkan tubuhku saat mendengar bel tanda berakhirnya perkuliahan berhenti. Bagiku itu seperti sirine tanda kebakaran yang membuatku harus segera keluar ruangan ini. Aku melihatnya, pria yang sudah membuatku tak nyaman dengan aroma yang keluar dari tubuhnya. Aroma hutan dan vampire jadi satu. Aku pastikan kalau dia seorang vampire.

Dia masih sibuk memasukkan buku ke tasnya. Mungkin dia menyadari sesuatu karena selanjutnya dia memalingkan muka ke semua mahasiswa yang ada di kelas ini. Dia memalingkan mukanya padaku saat semua yang ada di kelas menunjukkan jarinya ke arahku.

"Minggir." Kataku dengan suara ketus. Aku yakin mataku berubah hitam sekarang karena wolfku, Prilly telah menguasaiku. Karena dia hanya diam saja, maka aku langsung loncat ke atas mejaku. Dia mendongak dan sepertinya terkejut melihatku sudah berdiri di atas meja. Siapa suruh dia tidak memberiku jalan untuk keluar? Tanpa mempedulikannya dan tentunya semua yang ada di kelas ini juga, aku lalu berjalan melewati mejanya dan loncat untuk turun saat sampai di ujung meja. Aku meliriknya dengan ekor mataku sebelum aku keluar dari pintu, di masih memandangku dengan keterkejutannya. Apa dia menganggap ku tak sopan? Aku tidak peduli itu.

Akulah ratu di kampus ini. Dan aku juga bisa bertindak semauku.

_______Lady's Alpha_______

Hai, ini cerita baruku.

Yang udah baca 'Hot Mom' dan nunggu kelanjutannya, yang sabar ya...

Aku sengaja buat kalian penasaran..hahahaha

Lady's AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang