Cemburu

16.5K 982 18
                                    

Prilly POV

Ini gila! Benar-benar gila. Digo menciumku dan aku hanya diam saja. Aku bahkan membalas ciumannya. Ish, bagaimana mungkin sang Lady's Alpha gugup hanya dengan sebuah ciuman. Ini memang ciuman pertamaku. Hey, aku bahkan tak gentar menghadapi musuh tapi kenapa sebuah ciuman membuatku lemas. Sepertinya ada yang tak beres dengan tubuhku.

Kami berjalan tanpa suara nenyusuri koridor. Entah kenapa terasa agak canggung setelah ciuman tadi. Ini bukan gue banget deh.

"Kau jadi tak masuk kelas karena mengikutiku." Kataku penuh penyesalan.

"Aku sudah hafal semua materinya." Jawabnya acuh. Aku meliriknya dan nengerutkan keningku. Oh, dia kan sudah hidup ratusan tahun. Pasti dia sudah mekewati fase ini berkali-kali.

"Ya, kau kan sudah tua." Candaku. Aku menghentikan langkahku. Ada bau asing menyeruak hidungku. Bau vampire tapi bukan bau Digo.

"Aku merasa dia akan menjadi pengganggu." Kata Prilly. Ternyata Digo juga ikut berhenti. Kami menoleh ke belakang, ke asal aroma busuk ini.

"Digo..." Kata wanita itu sambil bergelayut manja di lengan Digo. Entah kenapa rasanya tubuhku seperti terbakar.

"Berani sekali dia memegang mate kita!"
Prilly mangambil alih kesadaranku. Aku jamin mataku berubah hitam sekarang. Digo menoleh ke arahku. Sepertinya dia terkejut melihat perubahan pada mataku.

"MENJAUHLAH DARI MATE KU VAMPIRE JALANG!" Teriakku pada vampire wanita itu. Dia menatapku. Bukan takut tapi mungkin pandangan meremehkan. Aku tak terima. Aku mendekatinya dan menarik tangannya. Melemparkannya sampai terhempas ke dinding. Dia marah. Dengan cepat menghampiriku untuk menyerangku. Dengan sigap aku menggerakkan tanganku dan mencekik lehernya. Aku menabrakkannya ke dinding dan masih mencekiknya. Dia berusaha keras melepaskan tanganku tapi itu mustahil. Kekuatanku lebih besar darinya. Dia bukan apa-apa bagiku.

"Jangan pernah mendekati mate ku lagi jika kau tidak ingin musnah!" Kataku penuh penekanan pada setiap katanya. Aku tak suka jika ada orang yang mengusik apa yang jadi milikku. Aku seorang Alpha, memang begitulah sifat kebanyakan Alpha. Egois dan protektif. Aku melepaskan cekikanku dan dia terduduk di lantai. Aku berbalik bejalan menghampiri Digo yang hanya melihat dengan tatapan... Kaget ku rasa. Apa terpana ya? Ah entahlah aku juga tak tau.

"Sayang, jangan salah paham dulu. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya." Katanya.

"Digo! Kita sudah bersama puluhan tahun dan kau bilang tidak ada apa-apa?!" Kata perempuan itu tak terima. Aku berbalik untuk menatapnya. Dia memandangku sinis.

"Alice! Hentikan omong kosongmu!" Bentak Digo sambil merangkul pundakku.

"Digo sadarlah! Kau lebih membela anjing buluk itu dari pada aku?! Ini melanggar aturan!"

Anjing buluk dia bilang?
"Kita hancurkan dia! Robek mulutnya!" Prilly tersulut emosi.

"Jaga mulutmu vampire jalang! Tak sadarkah kau?! Kau hanya seonggok daging dengan bedak tebal!" Kataku emosi.

"Kau..." Katanya emosi dan bersiap menyerangku. Aku melepaskan tangan Digo dari pundakku dan bersiap menerima serangan si jalang itu. Belum sampai aku bergerak Digo sudah menangkisnya duluan.

"Alice hentikan! Kau hanya akan mengantar nyawamu saja jika melawannya!" Kata Digo setelah si jalang itu tersungkur.

"Kalau kau tetap bersamanya, kau juga akan kehilangan nyawamu. Aku yakin Aro tidak akan tinggal diam jika mendengar ini." Ancamnya lalu pergi meninggalkan kami. Digo masih terpaku di tempatnya. Aku yakin dia sedang memikirkan kata-kata vampire jalang itu. Aro adalah pemimpin bangsa Vampire. Dia yang menentukan kebijakan dan juga hukuman bagi vampire yang melanggar aturan. Dan Digo sudah melanggar aturan dengan menjadi mate ku.

Lady's AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang