"Digo! Dari mana saja kamu?!" Teriak Agra saat Digo memasuki rumah. Digo pun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ayahnya.
"Jangan pura-pura tak tau yah. Digo yakin Thea pasti sudah menceritakannya." Jawab Digo malas. Thea kan bisa melihat masa depan, pasti dia sudah tau apa yang terjadi antara Digo dan Sisy.
"Tapi tidak bisakah kau memberi kabar pada ayahmu ini? Dan kenapa dengan mobilmu? Kau membeli mobil baru?" Digo hanya menggeleng mendengar pertanyaan beruntun ayahnya.
"Ponselku pecah saat berkelahi dengan Lucas. Mobilku juga remuk." Jawab Digo lesu. Dia takut ayahnya marah karena mobil hadiahnya hancur. Dia pulang membawa salah satu mobil koleksi Sisy.
"Kau berkelahi dengannya lagi?! Tidak cukupkah keributan yang sudah kalian lakukan di London sehingga kalian melanjutkannya di sini?! Apa kau tidak bisa berhenti membuat ulah sebentar saja?! Mungkin kau harus dikurung!" Ucap Agra penuh emosi. Memang dari dulu Digo sering membuat ulah. Bahkan keberadaan mereka hampir ketahuan manusia karena ulah Digo yang menghisap darah ternak tetangganya.
"Bukan aku yang memulainya yah. Dia yang tiba-tiba menyerangku." Kata Digo membela diri. Dia tak mau dikurung.
"Kenapa ribut-ribut?" Tanya seorang wanita cantik dan anggun dengan suara yang begitu lembut.
"Lihat putra kesayanganmu ini. Dia berkelahi dan tidak pulang selama dua malam." Jawab Agra yang sudah duduk di sofa ruang tengah.
"Benarkah itu Digo?" Tanya wanita itu menegaskan.
"Benar bun. Tapi bukan aku yang memulai perkelahian itu." Jawab Digo sambil duduk di sofa tepat di depan Agra.
"Karena wanita?" Tanyanya lagi dan Digo hanya mengangguk mengiyakan.
"Jadi kau sudah menemukan pasanganmu? Wah bunda sangat lega. Ini harus kita rayakan." Kata wanita itu girang.
"Renata, seharusnya kau memarahinya bukan malah senang begitu." Protes Agra.
"Sayang, kita harus bahagia dong karena si bungsu ini sudah mendapat pasangan. Apa kau tak kasihan kalau selamanya dia akan jadi vampir jomblo? Setiap hari mendambakan belaian wa..."
"Bunda!" Teriak Digo memotong ucapan wanita yang bernama Renata sekaligus ibunya itu. Agra dan Renata tertawa setelah melihat muka Digo yang sedang marah. Renata memang senang menggoda anak bungsunya itu. Sudah selama hidupnya dia belum menemukan pasangannya. Dan akhirnya sekarang sudah menemukannya walau ini akan sulit karena mereka beda bangsa.
Praaanggggg...
Terdengar suara benda pecah. Mereka bertiga menoleh ke asal suara. Di sana ada Thea yang menjatuhkan vas bunga yang ia bawa. Dengan terburu-buru Jordan menghampiri kekasihnya. Anggota keluarga yang lain pun juga ikut menghampirinya.
"Kenapa sayang?" Tanya Jordan penuh kekhawatiran.
"Aro. Dia akan datang." Jawab Thea dengan tatapan kosong. yang mereka takutkan akan terjadi. Aro pasti sudah tau tentang hubungan Digo dan Sisy.
"Hei, kita pasti bisa menghadapinya." Kata Jordan sambil memeluknya. Thea merasa lebih tenang.
"Kapan Aro akan sampai?" Tanya Renata.
"Minggu depan bun." Jawab Thea. Semua yang ada di situ terkejut. Ini lebih cepat dari perkiraan mereka.
"Kalau begitu kita harus menikahkan Digo dengan Sisy sebelum Aro dan pasukannya tiba." Kata Agra yang diberi anggukan oleh semuanya kecuali Digo. Dia tidak mengangguk bukan karena tidak setuju tapi karena masih terkejut dengan perkataan ayahnya tadi.
"Bersiaplah kalian. Kita akan melamar Sisy." Perintah Agra.
"Baik yah." Jawab semua kecuali Digo. Lagi-lagi Digo hanya diam membuat yang lain curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady's Alpha
Hombres LoboAku seorang werewolf. Aku adalah Alpha, pemimpin para werewolf. Aku satu-satunya Alpha wanita di dunia. Aku memimpin pack terbesar di Asia. Hal yang sangat aku benci dari menjadi seorang werewolf adalah harus mencari 'mate'. Tapi bagaimana kalau mat...