Galang PoV
Ini hari sabtu, kuliah libur. Aku langsung turun menuju meja makan untuk sarapan. Masih sepi. Apa Sisy dan Digo masih pada tidur. Mereka tak keluar dari kemaren sore. Bahkan Sisy juga tak makan malam. Aku duduk dan langsung menyantap steak yang telah dihidangkan oleh Thomas. Dia adalah koki di rumah ini. Ini adalah rumah Sisy dan aku juga tinggal di sini.
Kami telah tinggal bersama sejak 5 tahun lalu. Setelah kejadian naas yang merenggut keluarga kami. Aku dulu hanya teman kakaknya Sisy tapi sekarang aku sudah menjadi kakaknya. Aku diangkat jadi betanya. Itu sebuah kehormatan besar bagiku. Diantara banyak werewolf yang lebih hebat dan senior dia malah memilihku. Dia bilang hanya aku yang tulus mendukungnya dan yang lain hanya penjilat yang memikirkan keuntungan mereka sendiri.
Maklum, keluarga Sisy sangat kaya dan dialah pewaris satu-satunya. Aku mengendus ada bau Sisy mendekat. Tapi kenapa baunya beda ya? Ada bau Digo juga. Benar saja, mereka berdua lalu duduk di hadapanku. Digo hanya mengenakan boxer dan Sisy mengenakan kimono. Aku yakin Sisy tidak memakai apapun di dalamnya. Mereka pasti sudah melakukannya.
"Ngapain aja dari kemaren sore di kamar mulu? Tanyaku. Digo lalu menarik Sisy yang duduk di sampingnya ke dalam pangkuannya. Ishhh, dia sepertinya mau pamer.
"Lo udah bisa nebak pastinya." Jawabnya sambil menciumi tengkuk Sisy. Apa dia ingin menunjukkan kepemilikannya atas Sisy? Apa dia pikir aku akan peduli?! Tapi aku memang peduli sih. Aku takut Sisy hanya dimanfaatkan saja. Kalau para vampir itu tau faktanya pasti mereka akan memburu Sisy. Karena itu aku selalu melindunginya walau kenyataannya dia yang lebih sering melindungiku.
"Thomas, buatkan aku steak yang banyak. Aku lapar sekali." Teriak Sisy pada sang koki.
"Baik Alpha." Jawab Thomas singkat yang lalu melaksanakan perintah Sisy. Setelah menunggu sedikit lama beberapa piring steak sudah terhidang dimeja. Aku memelototkan mataku melihat Sisy dengan lahap menyantap sarapannya. Dia seperti tak makan beberapa hari. Memangnya tadi malam mereka ngapain aja sampai Sisy kelaparan seperti itu? Bahkan dia tidak mempedulikan Digo yang sedari tadi menciumi dan menggerayangi tubuhnya. Vampir sialan itu memang tak tau tempat.
"Lang, aku mau kamarku direnovasi. Kamu catat barang-barang yang harus diganti." Kata Sisy setelah melihatku telah menyelesaikan sarapanku.
"Baiklah. Aku akan mengeceknya dulu." Jawabku yang lalu pergi menuju kamar Sisy.
Alangkah terkejutnya aku melihat kamar Sisy yang sudah seperti layaknya kapal pecah. Robekan baju berserakan, kaki ranjang yang patah semua, bantal yang koyak dan berhamburan isinya. Sebenernya mereka tadi malam perang atau apa? Aku melangkahkan kakiku memasuki kamar. Ada noda darah di ranjang. Digo telah memiliki Sisy seutuhnya ternyata.
Entah kenapa ada rasa kecewa dalam diriku. Apakah aku menyukai Sisy? Ah ini pasti hanya karena aku sudah seperti kakaknya. Mungkin ini yang dirasakan seorang kakak saat melihat adiknya menemukan pendamping. Aku berjalan menuju kamar mandi. Alangkah terkejutnya aku melihat isi kamar mandi Sisy.
"SISIIIIII....." Aku tak bisa menahan rasa jengkelku. Bagaimana mereka bisa menghancurkan semua perabotan? Aku berjalan buru-buru menghampiri mereka di meja makan. Mereka berdua masih dalam posisi yang sama. Mereka menatapku haran. Harusnya aku yang menatap mereka heran. Dasar dua makhluk kelebihan tenaga!
"Kenapa sih Lang kok muka lo sumringah gitu?" Tanya digo sambil terus menciumi Sisy.
"Lo bilang gue sumringah?! Aih mata lo katarak sepertinya. Gue lagi marah. Marah ma kalian." Kataku berapi-api. Suek tu vampir bontot.
"Kenapa kamu tiba-tiba marah ma kita?" Tanya Sisy setelah menyuapkan irisan daging terakhirnya. Gila tu bocah. Habis 10 piring steak. Eh kok fokusku jadi ke steak sih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lady's Alpha
Hombres LoboAku seorang werewolf. Aku adalah Alpha, pemimpin para werewolf. Aku satu-satunya Alpha wanita di dunia. Aku memimpin pack terbesar di Asia. Hal yang sangat aku benci dari menjadi seorang werewolf adalah harus mencari 'mate'. Tapi bagaimana kalau mat...