HALO HAPPY READING BUAT KAMU YANG MAMPIR DI CERITA PERTAMA AKU🤗 AND SEMOGA KALIAN SUKA YAH SAMA CERITANYA.
BTW JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAH SEKALIAN FOLLOW JUGA AKUN AUTHOR💗
___________________________
"Dunia ini sangat kejam buat gue
yang pakai perasaan dan pemaaf."_Aura Gabriella _
Pagi yang cerah dan juga sejuk hari ini membuat suasana hati semua orang-orang tentu akan merasa lebih baik namun tidak dengan suasana hati seseorang gadis dengan rambut panjangnya ia cepol menggunakan bolpoin di tangannya dan buku catatan di tangannya.
Gadis itu sedang memikirkan cara untuk pindah ke sekolah lain untuk bertemu dengan seseorang yang telah membuat hari-harinya menjadi semakin suram.
"Maaf mengganggu waktu istirahat nona, tapi tuan dan nyonya memanggil nona Aura untuk makan siang bersama." kata seorang pembantu di mansion gadis itu dengan sopan sembari menunduk.
Aura menghela napasnya berat yang sudah ia lakukan ribuan kalinya, gadis itu berdehem singkat sebagai jawaban lalu berjalan mendahului pembantu itu.
Sampainya di ruang makan gadis itu duduk di samping kakaknya yang menatap makanannya dengan tidak minat.
"Cepat habiskan makanan mu Aura dan pergi ke kamar untuk belajar!" ucap Kean tegas dan juga sangat formal.
Aura mengangguk mengiyakan dan cepat-cepat menghabiskan makanannya dengan cepat.
"Pelan-pelan makannya sayang nggak usah buru-buru," tutur Lisa menuangkan segelas air putih pada Aura dan juga Luna.
"Makan dengan pelan Aura, nasi mu tidak akan lari!" tekan Kean menatap tajam Aura.
"Udah mas kamu jangan terlalu menekan Aura!"
Aura menatap ayahnya dengan tatapan permusuhan, tangannya ia kepal kuat-kuat. Rasanya dia ingin melawan ayahnya tapi dia tidak bisa melakukannya.
"Aura selesai." pungkas gadis itu lalu berlalu pergi menuju kamarnya.
Lisa tersenyum miris melihat keluarganya sekarang yang sangat berantakan. Padahal dulu keluarga mereka sangat bahagia seakan tidak ada masalah yang datang sedikitpun. Dan juga dulu Aura adalah anak yang sangat ceria dan pandai membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman bersamanya.
Tapi sekarang semenjak insiden dimana Luna mendapatkan perlakuan keras di sekolahnya 6 tahun yang lalu itu hingga membuatnya trauma berat dan pada akhirnya nama Aura juga yang di bawa-bawa dan di tuduh bahwa dia juga termasuk yang telah membully kakaknya sendiri.
Semenjak itu juga Aura menjadi anak yang sangat pendiam dan juga tak tersentuh. Gadis itu kini tumbuh dengan dendam yang selalu menghantuinya hingga sekarang.
"Dunia ini sangat kejam buat gue yang pakai perasaan dan pemaaf."
Aura terkekeh kecil ketika kembali mengingat masa lalu itu, dia rasanya ingin menertawai kakaknya tiap menit tiap jam jika bisa.
Harusnya Luna lah yang menjaganya bukan Aura yang harus menjaganya karena itu sudah menjadi tugas seorang kakak menjaga adeknya. Namun kenapa harus dia yang menjaga kakaknya sendiri kalau Aura sendiri saja tidak bisa menjaga dirinya sendiri.
"Luna, gue iri sama lo yang dari kecil selalu dapat perhatian dari ayah"
"Tapi gue juga masih beruntung bisa dapat sedikit kasih sayang dari mama."
______________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Without Telling Stories
Teen FictionBanyak yang bilang, cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayahnya sendiri. Namun, nyatanya tidak semua anak perempuan di muka bumi ini memiliki figur tersebut, entah dalam bentuk fisik maupun psikis. Inilah yang Aura rasakan saat ini, Sekuat a...