PART 08 : Bendahara

166 105 29
                                    

Sudah satu bulan lebih Aura bersekolah di SMK Dharmawangsa, tapi selama satu bulan lebih ini Aura belum juga mengetahui orang itu. Dia bahkan sudah berapa kali ikut merundung para murid yang termasuk dalam list buku itu.

Dan beberapa minggu ini juga Daffa beserta anggota osis lainnya selalu membujuknya, agar menjadi bendahara osis. Kenapa mereka memilih Aura? Ya itu karena mereka tahu kalau Aura itu terkenal cuek dan juga tidak segan-segan membully orang yang mengganggunya.

Daffa beserta pengurus osis sangat berharap Aura mau menjadi bendahara osis dengan begitu semua murid-murid akan patuh dan membayar iuran tiap Minggu. Apalagi jika sudah Aura yang menjadi bendahara, mereka yakin tidak ada yang berani melawan Aura.

"Ra, mau yah....."

"Ayo dong, cuman lo satu-satunya harapan kita," Rayu Syila selaku sekretaris osis.

"Bendahara yang pertama kemana?" tanya Aura malas dan muak mendengar suara Syila yang selalu mengganggu hari-harinya.

Syila berdecak sebal lalu moodnya tiba-tiba tidak baik. "Bendahara kita yang dulu gak becus,"

"Kenapa emangnya?"

"Dia nggak suka ngumpulin uang iuran mingguan dan malah selalu minjam uang mingguan itu,"

"Padahal kita butuh banget uang itu buat bazar nanti--"

"Bazar?" sela Aura memotong ucapan Syila.

Syila mengangguk sebagai jawaban, Syila tidak melanjutkan ucapannya lagi dan kembali merayu Aura untuk menjadi bendahara osis.

"Kapan bazar di sekolah?" tanya Aura.

"Bulan depan sih kalau nggak salah, em tapi nggak tau tanggalnya," ujar Syila menyengir.

Aura tersenyum miring dan menatap Syila dengan senyum yang sedikit menyeramkan. Syila yang di tatap begitu jadi merinding dan sedikit menjauh dari Naura.

"K-kenapa Ra?" tanya Syila gugup.

"Di mana Daffa?"

"Di ruang rapat osis, letaknya di lantai dua, ruang paling ujung" ucap Syila berkata sebelum Aura meninggalkan area kantin.

"EH, RA JANGAN LUPA SEBUT NAMA GUE YAH, BILANG KALAU GUE YANG BERHASIL BUAT LO YAKIN JADI BENDAHARA." teriak Syila dengan nyaring dengan tidak tahu malunya, semua murid langsung menatap ke arah Syila bingung karena senyum-senyum sendiri.

••••••••••••••••

BRAK.....

Aura membuka pintu ruang rapat osis dengan kuat hingga membuat anggota osis yang berada di dalam berjenggit kaget. Gadis itu menghampiri Daffa yang sedang menatapnya bingung.


"Kalau gue jadi bendahara apa yang gue dapat?" tanya Aura tanpa basa-basi. Para anggota osis bersorak gembira dalam hati, akhirnya Aura mau menjadi bendahara.

"Harus emangnya?" tanya balik Daffa tidak menatap Aura karena matanya tidak sanggup melihat manik mata Aura yang tajam.

"Harus!!"

"Gue mau jadi bendahara asalkan ada syaratnya --"

"Apa aja yang lo mau kita bakal kabulin asal yang lo minta nggak aneh-aneh," sela Zanita sambil memperbaiki letak kecamannya. Aura melirik sekilas Zanita lalu kembali menatap Daffa sambil berpura-pura berpikir.

Girls Without Telling Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang