"Pertemuan kita memang
tidak disengaja, tapi Tuhan sudah
merencanakannya lebih awal, bahwa
kamu itu milikku dan hanya untukku."~Reyzaka Narendra~
*****
Lagi-lagi seperti hari kemarin remaja itu masih tertidur di keranjang kasurnya yang pada akhirnya dia kembali telat untuk ke sekolah. Dirinya segera bergegas untuk mencuci muka dan berpakaian. Dia juga meninggalkan jatah sarapan paginya lagi.
Remaja itu berlari menaiki motor dengan menancapkan gas yang kencang hingga saja saat di pertengahan jalan hampir saja dirinya menabrak seorang perempuan yang sedang menyebrang jalan.
"EH, AWAS WOYY!" Dirinya berusaha untuk membanting stir agar tidak mengenai perempuan itu. Alhasil, dialah yang terkena akibatnya. Dia terjatuh dengan posisi terduduk di trotoar jalan dengan sedikit tertimpah motornya itu.
Bruk!
"Aduh . . . !!" ringis Rey yang saat ini dirinya tertimpah oleh motornya.
"Eh, lu kalau nyebrang liat kanan kiri dong! Jangan seenaknya! Nanti kalau kecelakaan gimana?! Punya mata gak si lu!" gerutu Rey.Dia mencoba mengangkat motor yang terjatuh menimpah dirinya itu. Ekspresi yang semula marah kini berubah menjadi diam lantaran terkejut saat terbangun dari duduk dan melihat wajah yang memang tidak asing pada perempuan yang ditabrak olehnya itu.
"HAH?! APA LU BILANG?! ENAK BANGET LO NGOCEH DI DEPAN GUE! LU YANG SALAH MALAH LO SENDIRI YANG NYALAHIN ORANG! LU GILA ATAU STRESS?!"
Rey yang mengetahui itu hanya bisa memalingkan muka dan berkata, Gawat gue kira bukan dia, batin Rey dengan mata yang melotot seakan tak percaya. Dia mencoba agar tetap tenang di depan Aika— si ketua OSIS.
"Yaudah sama aja lu juga gak liat-liat nyebrangnya tadi!" bantah Rey.
"HA!? LU GAK LIAT TUH LAMPU MERAH? LU BUTA ATAU GIMANA?!" bentak Aika yang menunjuk ke arah lampu merah jalanan. Lampu lalu lintas yang semula merah kini sudah berganti menjadi berwarna hijau, membuat Rey berhasil mengelak dari kesalahannya.
"Mana itu lampu hijau? Lu ngatain orang buta, lu sendiri buta warna, ya?" ketus Rey disertai gelagak tawa.
Aika tersentak saat Rey berkata seperti itu padanya. "TADIII!" Dengan raut wajah kesal dirinya membereskan berkas-berkas yang terjatuh.
"Itukan tadi bukan sekarang?" ledek Rey.
"Sama aja! Tadi lo nabraknya sebelum lampunya berubah warna!"
"Bedalah."
"Terserah lo aja, dah! Gue telat ke sekolah gara-gara lo, nih! Udah gitu berkasnya kotor lagi!" Aika yang sedikit kecewa akan kejadian ini dan hanya bergegas mengumpulkan kertas-kertas itu seakan dia ingin segera menghilang dari hadapan Rey.
Rey yang tidak tega melihatnya yang seperti itu dan juga tampak jelas raut kekecewaan di wajah Aika itu pun. Akhirnya, dia ikut membantu mengumpulkan selembaran-selembaran kertas itu.
"Nih." Sembari menyodorkan beberapa kertas yang sudah dikumpulkannya.
Aika tanpa berkata apapun dirinya hanya mengambilnya saja dan segera ia satukan dengan kertas yang dirinya kumpulkan.
"Maaf, gue salah," lirihnya.
"Gara-gara lu semuanya jadi kotor! Gue jadi harus prin ulang, 'kan!" jawab Aika. Aika sama sekali tidak mendengarkan permintaan maaf Rey padanya.
"Udahlah gue pengen ke sekolah aja, capek ngadepin orang kayak lu," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIKA!!Love Story At School (REVISI) ✅
Teen FictionSingkat saja, cerita ini menceritakan seorang kapten basket yang berusaha mengambil hati seorang perempuan yang termasuk anggota OSIS di sekolahnya. Takdir yang mempertemukan mereka kembali setelah pertemuan pertama mereka dihari pendaftaran. Start...