Suasana kantin yang begitu ramai dengan anak-anak murid. Banyak siswa dan siswi rela berdesak-desakan untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan.
"Gila woy! Ini kantin ramai banget udah kayak ngantri sembako aja!" protes Rey yang tertawa dengan gaya tolak pinggang dan mengeleng-gelengkan kepala.
"Haha iya, mereka rela sesak napas agar gak mati kelaparan, haha," cemoohan Dendra mengundang gelagak tawa untuk Rey juga.
Dengan berada di pinggir kantin sekolah, mereka berdua tertawa melihat isi dari kantin yang begitu rusuh. Saat itu juga ada seorang perempuan yang memakai seragam OSIS dengan rambut yang digerai panjang mencoba untuk menenangkan keramaian itu. Namun, dengan suaranya yang begitu kecil anak-anak itu pun tidak mau mendengarkannya. Rey yang melihat itu menjadi tidak tega akan dirinya yang berteriak-teriak untuk menenangkan orang-orang yang mengantri.
"Ayo Rey kita ke situ aja!" ajak Dendra sembari menunjuk salah satu meja makan yang kosong.
"Bentar, lu duluan aja," pinta Rey.
Tanpa pikir panjang, dia berjalan menuju perempuan OSIS itu dan meninggalkan temannya. Dendra yang melihat Rey berjalan menuju seseorang hanya tersenyum miring melihat sikap temannya yang ingin mendekati salah satu anak OSIS. Salah satu alasan dia tersenyum melihat sikap temannya karena dia tahu kalau cewek OSIS itu adalah orang yang pernah dilihat Rey saat hari pendaftaraan.
Rey yang sampai tepat di belakang OSIS yang sedang mengatur itu. Tiba-tiba salah satu orang yang mengantri makanan berjalan mundur yang membuat sang OSIS itu terdorong olehnya. Rey pun dengan sigap menangkap perempuan OSIS itu dengan tangannya. Perempuan itu terjatuh lebih tepatnya hanya tersandar di dada yang bidang milik Rey.
"Lu gak apa-apa?" tanya Rey padanya.
Perempuan itu sempat terbengong akan ada orang yang menangkapnya dari belakang itu. Lalu, Rey yang melihat perempuan itu terbengong, dirinya mencoba menyadarkan dengan melambaikan tangan di dekat muka perempuan itu. Perempuan tadi segera melepaskan pegangan dirinya di bahu cowok itu dan langsung berdiri dari sandarannya.
"Terima kasih banyak."
"Gue ... gak apa-apa, kok," jawab OSIS itu dengan singkat, padat dan jelas."Iya sama-sama."
"Keliatannya lu OSIS di sini, ya?" tanya Rey yang melihat OSIS itu dari atas sampai bawah secara detail. Perempuan itu merasa tidak nyaman akan perlakuan Rey itu pun langsung menjawabnya dengan ketus."Menurut Lo!?"
Tentu saja Rey sempat terkejut saat dirinya dijawab dengan ketus. Seperti, dirinya itu berbuat salah padanya. Dia mencoba mengalihkan pembicaraan agar tidak ikut terpancing oleh emosi diri sendiri.
"Ngapain lu di sini? Mau pesan makanan juga?"
"Lu gak liat gue cuman lagi ngatur mereka agar tertib ngantrinya?!" jelas OSIS itu sembari membetulkan jasnya yang sempat berantakan gara-gara terdorong.
Sontak Rey tertawa di depannya."Hahaha, ngatur sih gitu! Mana mereka dengerin aturan lu itu. Kalau lu aja ngaturnya lemes kayak orang belum makan!" celetuk Rey.
Kata-kata Rey malah membuat perempuan OSIS itu semakin emosi dengan dirinya.
"Terus menurut lo gue gak bisain ngatur gitu?!"
"Hampir mendekati, tapi yah ... lu udah berusaha sebisa mungkin walaupun akhirnya dicuekin sama mereka." Rey yang kini menunjukkan senyumannya di depan OSIS itu.
Bukannya senang dengan perkataan Rey justru dia membuat perempuan OSIS itu kini semakin marah dan jengkel akannya.
"Gak usah sok peduli kayak gitu deh! Gue benci orang kayak lo!" sarkasnya. Dia pun memalingkan mukanya dari Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIKA!!Love Story At School (REVISI) ✅
Novela JuvenilSingkat saja, cerita ini menceritakan seorang kapten basket yang berusaha mengambil hati seorang perempuan yang termasuk anggota OSIS di sekolahnya. Takdir yang mempertemukan mereka kembali setelah pertemuan pertama mereka dihari pendaftaran. Start...