Part 1 - Idol
Seorang gadis cantik sedang memilih-milih sebuah produk di swalayan. Tubuhnya profesional, tinggi semampai, kulitnya bersih dan mulus, dengan jeans dan kaos yang dipadu dengan jaket tapi tidak menutupi tubuhnya yang ramping. Kacamata bingkai besar menutupi mata indahnya, dan sebuah topi menghiasi kepala serta rambutnya yang panjang dan cokelat. Gadis itu begitu serius memilih produk-produk yang akan dia beli.
Di sebelahnya ada seorang pria dengan keranjang belanjaan. Dia juga sibuk memilih produk di depannya. Pria itu tidak kalah tampan. Tubuh yang atletis dibalut kaos oblong dan celana pendek di bawah lutut. Sandal jepit menghiasi kakinya, seperti Sang gadis di sebelahnya, pria itu pun memakai kacamata bingkai besar juga topi yang dia turunkan agak ke bawah menutupi wajahnya.
Sedang asik memilih-milih, tanpa mereka sadari ada segerombolan remaja sedang berbisik-bisik menatap mereka.
"Aahh, benaran itu," kata Sang gadis termontok di antara mereka
"Masa sih ?" tanya yang terkurus tidak percaya sambil serius mengamatinya.
"Coba dilihat lagi," kata Si kacamata sambil membenarkan kacamatanya.
Tiba-tiba Sang gadis berbalik menatap mereka, segerombolan remaja itu kaget. Tapi tidak lama sebuah bunyi SMS mengalihkan pandangan Si gadis. Pria di depannya menatap ke arah pandangan Sang gadis cantik itu. Mulailah kasak kusuk terjadi di gerombolan gadis remaja itu.
"Benaran, kan! Lihat nih," kata Si montok menunjukan sebuah majalah ke teman temannya. Teman-temanya mengangguk ...
" Iyaa ... kak Alfis Sandy itu,"kata Si kacamata.
"Yang di sebelahnya pasti kak Cherisa Rahardi," kata Si muka bulat yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan teman-temannya.
"Aahhhhhggg," tiba - tiba Si kurus menjadi histeris, meskipun awalnya teman-temannya kaget tapi tidak urung mereka pun ikut berteriak.
Seiring dengan itu, mereka berhamburan berlari menuju ke arah sepasang gadis cantik dan pria tampan itu. Si pria yang disebut sebagai Alfis kaget, Sang gadis mengangkat wajahnya dari SMS di HPnya dengan tatapan tajam. Dia melihat mereka, setelah itu kemudian dia berlalu pergi.
Alfis kaget ditinggal oleh Cherisa. Dengan cepat dia mengikuti langkah Cherisa, Cherisa menunjukkan wajah tidak pedulinya. Sampai di kasir dia hanya meletakkan shampo yang memang akan dia beli, kasir menghitungnya. Alfis sudah ada disampingnya.
"250 ribu mas," kata Sang kasir dan Alfis pun mengeluarkan dompet, tapi belum selesai tiba-tiba dia sudah diserbu oleh sekelompok gadis remaja itu.
"Kak minta foto dong ?" kata Si montok menarik tangan Alfis
"Kak minta tanda tangannya dong?" kata suara lain dan suara riuh berebut pun terdengar. Cherisa mengambil dompetnya dan membayar belanjaannya.
"Kembaliannya, Mbak !" kata Sang kasir, Cherisa hanya mengibas-ngibaskan tangan dan dengan cepat mengambil belanjaannya. Alfis sibuk melayani para remaja itu. Cherisa tak peduli. Wajahnya datar tanpa ekspresi.
"Kak Cherisa, foto bareng dong !" kata Si kurus mendekati Cherisa. Tapi bukannya menjawab Cherisa malah pergi meninggalkan remaja itu tanpa kata atau pun senyuman.
Remaja itu terpaku bengong mendapat perlakuan cuek Cherisa, Alfis melihat itu dan dia pun berusaha mencairkan suasana .
"Cherisa lagi tidak enak badan ... Foto bareng aku aja yah," kata Alfis tersenyum manis. Melihat senyuman Alfis, remaja itu pun ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL MASK (COMPLETE)
RomanceCovernya memang sedikit horor, tapi ini bukan cerita horor apalagi cerita hantu, cerita ini mengandung sedikit misteri tapi bukan juga misteri pembunuhan.. Cerita ini juga mungkin tidak bisa dikatan romantis. Adalah Radit, seorang pemuda sederhana...