09. 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐞𝐦𝐩𝐮𝐭 𝐓𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫

12 1 0
                                    

𝑨𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒖 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖.
𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒊𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒉,  𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒊𝒂𝒑 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉.
𝒀𝒂 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉.. 𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂?
𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒄𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒎𝒖𝒍𝒊𝒂, 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 :"

Di waktu yang tersisa bagi hidup ini, aku hanya berusaha untuk menjadi lebih baik, upaya melakukannya dengan hati yang tulus tuk mencari ridho-Mu. Kalaupun takdir mengantarkan ku lebih dulu kepada kematian, aku harap aku sudah dalam keadaan yang baik.

Aku hanya ingin bahagia ya Allah, hati ini tak bersikeras menuntut seseorang untuk hadir, toh diri ini masih belum merasa pantas untuk siapa pun. Aku percaya akan takdir-Mu dan aku ingin memperjuangkannya, semampu yang ku bisa.

Jika kelak hari itu tiba, aku ingin menjadi sebaik-baiknya wanita. Perjalanan ini begitu panjang, sehingga dunia tak ada bandingannya. Ku harap hadirnya seseorang dapat memperbaiki langkah ku. Pundak ini telah serapuh itu dalam menghadapi kenyataan, apa dia sanggup menerimaku?

Seseorang yang tulus, itu yang hati ini butuhkan. Tidak ada pilihan lain untuk bisa mendapatkannya selain menerima diri ini apa adanya. Kalau aku saja tidak menghargai diri sendiri, bagaimana orang lain bisa melakukannya. Siapa pun yang datang menjadi takdir, walau bukan inginku namun telah Allah putuskan dia yang terbaik.

Aku yang tidak tau apa-apa hanya bisa berdoa dan berserah, namun bukan berarti aku pun tak berusaha. Untuk menjemput hal yang baik, maka perlu usaha yang baik pula. Duduk termenung dan menunggu pangeran datang dengan kereta kuda itu sudah dongeng yang kadaluwarsa. Tak lagi ku dapat menggunakannya sebagai mimpi indah dalam tidurku.

Namun makhluk pencabut nyawa telah pasti menemui diriku, menunggu waktu yang telah digariskan Allah untuk mencabut nyawaku. Sehingga aku merasa seakan bangun dari tidurku yang panjang, maka miris bagiku jika tak ada perbekalan untuk ku bawa pulang.

Dari sekian banyaknya mimpi, menjadi istri yang baik dan ibu yang hebat adalah impian wanita sejati. Akan ku wujudkan cita-cita demi orang tua dan membangunkan rumah di surga adalah kebahagiaan yang tak ada bandingannya.

Sebelum kau bermimpi untuk menjemput takdir bersama sosok yang Allah siapkan untukmu, maka jemput lah dulu takdirmu untuk membahagiakan kedua orang tua mu. Jangan ciptakan penyesalan yang hatimu sendiri tak akan siap menerimanya.

Besarkan cintamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Lalu kejarlah pula ridho dan rahmat-Nya. Saat makhluk ciptaan Allah SWT itu hadir di dalam hidupmu, maka teguhkan hatimu untuk lebih dulu mencintai Penciptanya, bukan mengejar cinta dari seorang yang belum tentu niat baiknya.

Bujuklah Sang Pemilik makhluk tersebut, agar dapat bersanding denganmu di sepanjang nafas yang kau punya. Namun, jangan kau paksakan kehadirannya yang sementara untuk menjadi pembelajaran. Sebab yang dipaksakan tak yakin memberikan mu kebahagiaan.

Allah SWT tau yang terbaik, dan Dia pun tau antara kematian dan pernikahan, manakah yang pantas untuk menjemput lebih dulu. Lapangkanlah hati untuk menerima setiap takdir yang telah digariskan, in shaa Allah semua itu benar-benar menjadi kabar gembira bagi kehidupan mu sesungguhnya.

"Ya Allah aku tidak tahu apa-apa dan Engkau yang mengetahui segalanya. Maka berikan aku pengertian itu untuk menerima setiap kenyataan dengan hati yang seikhlas-ikhlasnya.. aamiin"

***

Thank for you support ❤️
Jangan lupa tinggalkan jejak.

𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐧𝐚𝐫𝐚𝐬𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang