03. 𝐒𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐀𝐤𝐮

11 1 0
                                    

𝑩𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒂𝒌𝒖?
𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒍?
𝑺𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂𝒌𝒖?

Mungkin aku bukan siapa-siapa
Aku dari keluarga sederhana
Bahkan ayah ibuku bukan lulusan sarjana
Tapi, aku punya mimpi yang sama
Mengangkat derajat keluarga dan martabat negara.

Aku pernah takut bermimpi, dan alhasil aku benar-benar tidak punya goals dalam hidup. Kisahku begitu monoton, hingga aku mulai merasa bosan dengan jalan hidupku sendiri. Aku hanya mewujudkan keinginan-keinginan kecilku saja, sedangkan orang lain masih berusaha mewujudkan mimpi besarnya.

Aku takut bermimpi, sebab aku takut menelan kekecewaan, aku enggan menerima resiko, membuatku untuk tetap berada pada zona yang aman menurutku. Masih ku lihat orang lain sibuk mengatur strategi untuk mencari jalan keluar dari kegagalannya. Dia masih tak pantang menyerah dalam menghadapi masalah. Sesekali aku merasa tenang karena tidak perlu merasakan hal yang sama dengannya.

Waktu terus berjalan, hingga ku dapati Dia dalam kondisi yang tak lagi merasa kebingungan apalagi kesusahan, melainkan tersenyum puas dengan keadaannya sekarang. Menikmati kebahagiaan dari buah kerja kerasnya.

Aku mulai gelisah, menatap sedih ke dalam diriku. Mengapa aku tidak bisa berjuang untuk diriku sendiri. Ralat, bukan tidak bisa melainkan tidak mau. Jika terus begini kapan aku akan maju. Aku selalu berharap untuk sukses, tapi nyatanya bersusah-payah saja aku tidak ingin.

Balik lagi, aku bukan dari keluarga ternama yang memiliki koneksi di mana-mana, yang bisa mempermudah jalan hidupku di depan sana. Berhentilah, berhenti menganggap dunia akan baik-baik saja. Suatu saat hidup ini akan membuatku dalam kesulitan, aku tidak bisa apa-apa, hanya menatap langit kosong lalu menyalahkan Sang Pencipta.

Senyaman itukah hidupku, tanpa harapan dan impian yang besar, aku tidak akan merasakan yang namanya berjuang habis-habisan, atau bahkan melampaui kemampuan. Proses itulah yang sebetulnya akan memberiku pembelajaran, bahwa hidup tidak segampang membalikkan telapak tangan.

Kini, aku tak lagi mendapati diriku yang takut untuk bermimpi, takut pada kegagalan, takut menghadapi kekecewaan. Aku tak lagi peduli jika jalan yang ku lalui belum tentu jalan yang seharusnya ku lalui. Yang ingin ku ketahui, apakah aku akan mendapatkan pengalaman yang berharga dari kesalahan itu. Kemudian, aku mulai memperbaikinya dan memulainya kembali. Entah kapan waktunya, tapi yang pasti, keberhasilan dan kebahagiaan itu memang tidak datang di waktu yang cepat, namun di waktu yang tepat.

Selamat berjuang
Selamat berproses
Ini bukan tentang siapa yang menang,
Melainkan siapa yang akan segera menyelamatkan masa depannya.

***

Silahkan meninggalkan jejak!
Thank You ❤️

𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐧𝐚𝐫𝐚𝐬𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang