Seokjin dengan wajah datar nya hanya mampu menghela nafas pasrah karna tubuhnya dari 1 jam yang lalu terus di peluk dengan sangat erat oleh Hoseok yang tak berhenti-hentinya menangis sesenggukan..
"Kau bukan anak kecil hoseok ah. Aku semakin kesusahan bernafas. Hufff"gerutu Seokjin sambil meniup poninya yang mengenai matanya..
Hoseok mendongak dan menatap sendu kearah Seokjin. Bersandar di pundak lebar Seokjin..
"Kau tau hyeong sekhawatirnya apa aku saat kalian menghilang tanpa jejak. Wajar saja aku enggan melepaskanmu untuk sekarang, jangan menghilang lagi tanpa aba-aba hyeong kau hampir membuat jantungku berpindah ke usus"
Seokjin menaikkan kedua bola matanya keatas, sangat berlebihan sekali..
"Kau sangat lebay hoseok-ah, sekarang lepaskan dulu, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu!?"
Hoseok pun mengangkat dan menegakkan tubuhnya, bersiap untuk mendengarkan pertanyaan dari Seokjin.
"Bagaimana kau bisa bertemu dengan Namjoon dan bisa sampai kesini?"tanya seokjin. Sekarang mereka sedang berada di kamar Seokjin. Untung sang Appa sudah istirahat..
Hoseok menarik nafas panjang, untuk saat ini ia harus menjawab pertanyaan Seokjin apapun itu dengan sangat baik dan natural tanpa ada kecurigaan sama sekali.
Khusus sekali ini saja aku berbohong hyeong. Mian!!!
"Aku tidak sengaja bertemu dengannya karna aku yang tak melihat jalanan dengan baik jadinya mobil Namjoon menabrakku, pada saat itu aku mengadu kepadanya dan menangis kalau aku sedang mencarimu dan tak kunjung menemukanmu rasanya aku ingin berputus asa. Tadinya yang Namjoon tak berkata jujur kalau kau berada di rumahnya akhirnya ia mengaku juga dan mengantarku untuk menemuimu hyeong. Dengan syarat aku datang di sini sendirian tanpa ada yang mengetahuinya"
Seokjin mengangguk paham.. dan menatap hoseok dengan sangat serius..
"Kamu berkata jujur kan? Tidak ada yang mengetahui kalau kau ada di sini untuk menemuiku"selidiknya..
Hoseok mengangguk mengiyakan.
"Beneran hyeong" mian hyeong aku berbohong.."Syukurlah kalau begitu.. Apa hanya kau yang selama ini mencariku?" Tanya Seokjin dengan pelan..
"Eh? i...iya hyeong setahu ku hanya aku yang mencari keberadaanmu hyeong. Memangnya siapa lagi selain aku. Tapi pada saat kau tidak berada di rumah waktu itu Jungkook hyeong menelponku untuk menanyakan keberadaanmu. Dia sangat mengkhawatirkan hyeong"
"Benarkah?" Hoseok mengangguk mengiyakan..
Dalam lubuk hati Seokjin tak tau kenapa ia merasa sangat senang tapi setelahnya ia menatap hoseok dengan serius.
"Hoseok ah kau akan berjanji kan kepadaku untuk tidak mengatakan kepada siapapun kalau aku berada disini. Aku tidak ingin semua orang tau"Seokjin mengatakan dengan tatapan memohonnya. Dan hoseok mengangguk dengan ragu.
Setidaknya ia bisa bernafas dengan lega dan hoseok pasti bisa menjaga rahasianya. Setelah selesai melepas rindu kini Seokjin beranjak untuk melihat sang Appa sedangkan Hoseok sudah melenggang pergi kedalam kamar mandi karna untuk malam ini ia memutuskan menginap di kamar Seokjin karna ia sangat merindukan hyeong nya itu hanya untuk satu malam saja.
Setelah selesai membersihkan diri hoseok dengan percaya diri keluar dari kamar mandi menuju kearah dapur untuk mencari sesuatu yang diinginkannya. Kedua matanya menelisik sekeliling berharap ada makanan yang masih enak untuk bisa ia santap karna perutnya sudah meraung keras ingin di isi. Membuka lemari es hanya beberapa bahan mentah, buah-buahan, dan minuman kaleng yang ia temui. Kenapa tidak ada makanan instan dirumah ini, apa karna memang mereka tidak pernah memakan-makanan seperti itu di sini. Hoseok masih terus mencari di setiap laci penyimpanan makanan. Ahh!! tak apalah dengan memakan roti dengan selai bisa mengganjal perut nya yang keroncong an.