CHAPTER 2 : THE SOLUTION

41 1 0
                                    


"If you love somebody, gotta set them free."

-Pamungkas


**********

**********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sret!
DOR!

"Wohoooo relax man, para pendamping bahkan belum memberikan instruksi untuk menekan senapanmu. Lihat akibat dari perbuatanmu!" Ujar seorang pria bersarung tangan hitam dan memakai alat pelindung di sekujur tubuhnya.

"Time is money. I ain't got no time for that shit."

Sret!

Sebelum Antonio menekan senapannya, partner disebelahnya langsung menyaut senapan Antonio dan mengarahkannya ke langit-langit, membuat Antonio mengurungkan niatnya untuk menembaki sasarannya dengan membabi buta.

"Jangan mengganggu waktu bermainku, Perkins."

Tanpa mengindahkan, Perkins langsung buru-buru memberikan bawahannya instruksi untuk mengganti sasaran dan menyiapkan alat mereka siap.

"Kau selalu tak sabaran, Nio."

Perkins mengarahkan fokus senapannya tepat di tanda merah berbentuk lingkaran yang berjarak 100 meter, menahan napas sejenak, dan memfokuskan pandangannya sedangkan jari telunjuknya perlahan menekan pelatuk senapan.

Dor!

"Fuck it!" Perkins merutuk kesal ketika tembakannya melenceng diluar lingkaran merah.

Antonio tertawa sekilas lalu menghisap sebatang rokoknya dengan hikmat. Baru satu kali hisapan, Antonio pangsung membuang puntung rokok dengan sembarangan, sembari mengarahkan matanya fokus pada sasaran tembakan jauh didepannya, and...

Dor!

"Got it."

Perkins dibuat melongo dengan pencapaian Antonio, walaupun seharusnya dia tidak heran lagi dengan ketepatan Antonio, tapi tetap saja, tembakan itu terlampau sempurna dibanding dirinya.

Perkins mengalihkan keterkejutannya ketika menyadari Antonio mengenakan jas yang awalnya tersampir di kursi sebelahnya.

"Akan kemana kau?" Tanya Perkins.

BLINDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang