CHAPTER 3 : UNWANTED RETURN

32 2 0
                                    

"We never learn we've been here before.
Why are we always stuck and running from the bullets?"

-Sign of The Time : Harry Styles


**********

Harley sudah berkali-kali mencoba menelepon Dave setelah perdebatan kecil mereka pagi tadi lewat telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harley sudah berkali-kali mencoba menelepon Dave setelah perdebatan kecil mereka pagi tadi lewat telepon. Dan bisa ditebak, entah keberapa kali Harley selalu mendapat balasan yang serupa, yaitu panggilan ditolak. Ini melukai harga dirinya, tentu saja. Harley berdecak kesal hingga melempar ponselnya ke arah kasur berukuran besarnya, dengan sembarangan.

Harley termangu, menatap cermin di hadapannya dengan tatapan kagum sekaligus getir. Harley sadar dirinya bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Dave. Dia cantik dan cerdas. Dia juga memiliki pengaruh besar terhadap dunia bisnis yang dimana dia sudah berkecimpung sejak usia 20 tahun hingga kini usianya menginjak 26 tahun.

Berbanding terbalik dengan segala kesempurnaannya. Harley tak pernah cocok dengan pria manapun, kecuali Dave kiranya. Wanita yang dia tatap sekarang tak sekedar wanita murahan yang siap menghancurkan hubungan sah sepasang suami istri yang sedang dimabuk cinta dan fase harmonis karena kehadiran buah hati mereka.

"Tapi, apakah Dave benar-benar mencintai istrinya? Lantas mengapa dia masih berani mengkhianati istrinya? Bukankah kata orang, cinta itu membutakan hingga tak pandang milik orang lain jauh lebih membuat kerasan?"

Pikiran Harley yang melantur seakan terhenti - menyentak jiwa Harley untuk kembali berpijak pada realita yang memuakkan - ketika sebuah ketukan pintu terdengar ditelinganya.

"Come in."

Harley langsung menyibukkan dirinya kembali - larut dalam kedua tangannya yang sibuk merias wajah, membenahi rambut bergelombangnya yang indah, dan memasang sebuah kalung ke lehernya - tatkala melihat sosok Allard dari pantulan cerminnya.

"Ready to go?" Tanya Allard kepada Harley.

Harley hampir frustasi menyadari dia tak bisa memasang kalung berlian swarovski nya sendiri, hampir menyerah dan meletakkan kembali kalung itu, tangan Allard langsung sigap menyaut kalung itu dari genggaman Harley.

"Kau bisa memanggilku jika selama 30 menit tadi hanya kau habiskan untuk memasang kalung sialan ini." Ucap Allard sambil memajukan dirinya dan menyibak rambut Harley kedepan menjadi satu, lalu memakaikannya di leher jenjang Harley.

BLINDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang