CHAPTER 4 : SOMETHING HIDDEN

26 1 0
                                    

"Once in your life you find someone,
Who will turn your world around
Bring you up when you're feelin' down."

-Heaven : Bryan Adams

**********

Harley berjalan tertatih-tatih ke arah mobilnya yang terparkir jauh dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harley berjalan tertatih-tatih ke arah mobilnya yang terparkir jauh dihadapannya. Heels nya mengalami patah tulang dibagian heel, yang membuat Harley semakin mencak-mencak tak karuan. Ditambah bau wine menyengat yang mulai mengering di gaunnya.

Allard mendengus kala melihat tingkah Harley yang seperti anak panda kehilangan ibunya sedari tadi. Kini mereka sedang berada di luar hotel, dengan cuaca yang sedikit dingin dan jarak mobil mereka yang terasa semakin menjauh saja.

"Seharusnya kau membelaku tadi." Ucap Harley sambil membuang mukanya ke lain arah. Tak mendapat respon dari lawannya, Harley mempercepat hentakan langkahnya.

"Aku sudah bilang, waktu sendiriku lebih berharga daripada menghadiri konferensi pers rekan kita."

Terkejut ketika sebuah jas melingkup ditubuhnya yang terbuka, Harley sontak berhenti dan menemukan Allard sudah berada di sisinya, menyeimbangkan langkah terburu-burunya.

Tetap pada pendiriannya, Harley langsung membuang muka dan melanjutkan perjalanannya. Namun seluruh ototnya dibuat melemas ketika semenit kemudian dia merasakan tubuhnya melayang dan jatuh di pundak Allard.

Dengan posisi sedikit menungging, Allard langsung menggendong Harley layaknya menjunjung sekarung beras. Harley berontak ketika Allard tanpa aba-aba langsung menggendongnya dengan posisi itu.

"Allard aku bisa membatalkan kenaikan gajimu." Ancam Harley.

"Berisik."

Harley merasa tidak ada jalan lain selain diam, jika hal itu sudah menyangkut Allard. Percuma Harley meronta dan berteriak menggunakan mikrofon sekalipun, Allard akan tetap teguh pada pendiriannya dan diam sepanjang jalan.

Harley merasa tak suka jika kesunyian mengambil momen mereka. Dia suka mengerjai Allard.
"Allard."

Tak ada jawaban.

"Kenapa lama sekali? Bisa dipercepat jalannya? Peredaran darahku rasanya stuck di kepala. Kalau aku mati bagaimana? Mau tanggung jawab?"

Tetiba Allard langsung jongkok dan melepaskan Harley dari gendongannya.
"Malaikat pasti akan lari terbirit-birit jika melihatmu terlebih dahulu. Kau tampak mengenaskan."

Kalimat Allard tak elak mengundang tawa dari Harley.

Allard yang sibuk membuka bagasi mobil dan mencari sepasang gaun dan sepatu baru, hanya bisa menyembunyikan senyumnya mendengar tawa keras Harley.

BLINDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang