Rose selesai dengan ruangan terakhir. Dia keluar bersama suster yang menemani.
" Rose."
Mengangkat alis sambil tersenyum. Irene mendekati Rose lalu bicara. Kebetulan Suzy juga baru selesai dengan urusan pasien. Melihat senyum bagaimana keduanya bicara tanpa ragu.
Oke! Tidak masalah. Lagian Suzy percaya jika Rosie seseorang yang jujur dan baik.
" Apa kalian pacaran?" Tanya Suzy. Langsung to the point selama dia makan siang bersama Irene.
" Aku nggak sampai mikirin itu Kak."
" Why not? It's okay. Rose is a good person." Jawab Suzy membuat Irene terdiam, mulai dia berfikir jika memang perlu melakukannya untuk Rosie.
" Ok." Ucap Irene. Langsung memutuskan segalanya untuk berjuang mendapatkan hati Park.
Suzy terkekeh. Dia hanya akan mendorong Irene agar semangat mendapatkan Rose.
----
Sekitar 4 bulan kemudian, mendadak setelah Suzy sampai di rumah sakit, dia melihat Rose keluar mobil.
Mobilnya kayak kenal (?)
" Irene." Ucapnya melihat mobil sang adik berlalu pergi setelah Park jalan masuk ke dalam gedung rumah sakit.
" Ok Park. Kamu apakan adikku semalam sampai dia tidak pulang?" Tanya Suzy. Melipat kedua tangan, berani ke ruangan Rose lalu wajah garang terlihat.
" Dia menginap." Jawab Rose seadanya. Tidak mau melebih-lebihkan.
" Menginap?" Suzy bertanya lagi. Rose terdiam sambil dia mengusap wajahnya sejenak.
" With me for other reasons." Jawab Rose membuat Suzy mengangguk pelan namun mata sipit penuh kekepoan.
" Ya! Kapan kamu jadian dengannya!?" Omel Suzy. Langsung cegat Irene yang baru masuk rumah, baru pulang ngajar di universitas Seoul.
" Kakak kenapa kepo?" Tanya balik Irene. Tengilnya muncul saat dia berlalu melewati Suzy yang tersenyum getir.
" Katakan padaku jika Park melakukan kesalahan denganmu nanti!!" Teriak Suzy di lantai bawah saat Irene berlalu masuk ke dalam kamar.
Akhirnya Suzy biarkan. Tidak masalah keduanya menjalin hubungan. Tapi tetap, Suzy akan selalu mengawasi adiknya karena orang tua jauh, nggak tau apa-apa kegiatan anaknya di negara orang.
•••
Rose keluar kamar. Dia memakai sweater, menghidupkan pemanas ruangan karena cuaca dingin sudah masuk di bulannya sekarang.
Cup!
Kecupan di pipi saat menyelimuti Irene tertidur di sofa.
" Pindah?" Tanya Rose yang diberikan respon deheman panjang oleh Irene.
" Come~"
Akhirnya Rose mengangkat gendong Irene masuk ke kamar. Harusnya kamar ini hangat, tapi kok terasa dingin sekali. Rose lupa mematikan AC ruangan.
Sebelum itu, Irene menahan tangannya. Dia sudah membuka lebar mata, menatap Rose yang terduduk di tepi ranjang.
Mata Rose melirik hpnya yang nyala. Tanda ada telpon masuk. Ingin mengambil namun mendadak Irene bangun, memeluknya lalu mengecup bibir itu.
Drrttt~~~!!! Drrrttt~~!!!!!
Hp bergetar terus. Tidak di perdulikan akhirnya dengan Rose perihal Irene.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jove 14 | Rosé
FanfictionRose memiliki kekasih seorang publik figur, CEO perusahaan fashion. Jennie Kim, wanita yang selalu membuat Rose merasa sempurna memiliki karena Kim tidak memandang apapun darinya. Pure cinta untuk Park. Namun hanya omongan setelah Rose mengetahui fa...