Bab 1

14.9K 883 3
                                    

Note : Setiap chapter akan pendek, berisi 500-800 kata saja.

*****

Jatuh cinta adalah hal yang biasa terjadi saat memasuki fase remaja, merasakan debaran jantung yang menggila saat menatap seseorang, itulah yang di rasakan oleh Taeyong saat melihat Jaehyun. Tubuhnya tertarik, seolah laki-laki Jung itu adalah pusat gravitasi nya.

Tak bisa menahan rasa, setelah tiga tahun diam-diam menyukai Jaehyun, Taeyong memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung pada laki-laki Jung tersebut setelah acara kelulusan sekolah berakhir. Dengan mengajak Jaehyun bertemu di sebuah taman yang tak jauh dari sekolah.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan padaku Taeyong?" tanya Jaehyun menatap laki-laki cantik di depannya ini dengan wajah datar, seperti biasanya.

Meneguk ludah kasar. Taeyong memainkan jemarinya dan mendongak untuk menatap mata Jaehyun yang tengah menatapnya, laki-laki cantik itu menarik napas kemudian membuangnya secara perlahan.

"Jaehyun, aku ... menyukaimu."

Hening. Tidak ada respon apapun yang keluar dari mulut Jaehyun membuat Taeyong malu bukan main, laki-laki cantik itu menundukkan kepala dan melihat rerumputan hijau yang dia pijak.

Angin berhembus menerbangkan helaian poni yang menutup keningnya, Taeyong juga ikut terdiam.

"Terima kasih, Taeyong." Jaehyun berujar singkat dan mengusap rambut laki-laki cantik itu dengan pelan, kemudian pergi dari sana. Meninggalkan Taeyong dengan sejuta pertanyaan yang menyergap di kepala.

Apa kalimat barusan pertanda kalau dirinya di tolak? Taeyong tidak mengerti, ingin rasanya dia mengejar kepergian Jaehyun dan meminta penjelasan, akan tetapi kakinya malah menjadi kaku dan tidak bisa di gerakkan sama sekali.

Berakhir Taeyong hanya diam di tempat seraya menatap pohon besar di depannya, suasana taman nan ramai tak membuat dia terganggu sedikitpun.

Setelah pernyataan cinta hari itu, Taeyong tak lagi bertemu dengan Jaehyun, laki-laki Jung itu menghilang begitu saja, ada kabar angin yang mengatakan kalau dia melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, keberangkatannya sehari setelah acara kelulusan.

Taeyong pun mencoba acuh, menyemangati dirinya sendiri, tidak mau berlarut dalam kesedihan cintanya. Menjadi seorang pekerja paruh waktu di sebuah toko bunga, dia melakukan pekerjaan tersebut bersama dengan Ten, salah satu teman sekelasnya saat Senior High School. Mereka tidak melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan karena kendala biaya.

Hingga suatu hari, setelah beberapa tahun berlalu, Jaehyun kembali menampakkan diri, laki-laki Jung itu datang ke toko bunga tempatnya bekerja untuk menjemput Ten. Mereka tampak mengobrol santai, dan berakhir dengan Jaehyun yang mengajak Ten untuk keluar setelah jam kerjanya usai.

"Mereka punya hubungan spesial?" lirih Taeyong. "Dan kenapa Jaehyun bersikap seolah tidak mengenalku?"

Rasanya menyakitkan bagi Taeyong melihat orang yang dia sukai malah dekat dengan temannya sendiri, tidak tahu harus melakukan apalagi. Konyol rasanya saat Taeyong harus tetap tersenyum dan bersikap biasa saja pada Ten, padahal hatinya tengah menjerit sakit, berulang kali juga dia mengatakan kalau semua akan baik-baik saja.

Menyedihkan.

Taeyong baru saja menyelesaikan pekerjaannya, laki-laki cantik itu mengganti baju dan menyandang tas berisi kotak bekal. Akan tetapi langkahnya terhenti saat melihat sosok mungil seperti dirinya berdiri di depan pintu keluar.

"Hai Taeyongie."

"Oh, hai Tennie. Kau belum pulang?"

Ten menggelengkan kepala dan merogoh sesuatu dalam tasnya, "Akhir-akhir ini aku kesulitan untuk berbicara denganmu."

Meringis, Taeyong tersenyum canggung dan menggaruk belakang kepala yang tak gatal. "Maafkan aku, ada banyak pekerjaan yang membuatku kelelahan hingga tidak begitu peduli dengan sekitar."

"Baiklah, tak apa. Aku ingin memberikan sesuatu padamu, ini." Sebuah undangan terulur ke arahnya, Taeyong mengernyit dan menatap temannya itu penuh tanya.

"Undangan pernikahan, aku sudah lama menjalin hubungan dengan Johnny. Kami akan menikah akhir bulan ini, aku harap kau datang Taeyong."

"A-ah? Baiklah, aku akan datang. Temanku akan menikah, jahat sekali rasanya kalau aku tidak datang."

Mereka tersenyum dan berpelukan, Taeyong menepuk bahu Ten dengan pelan, "Semoga bahagia."

"Iya, terima kasih Taeyong. Dan aku harap kau juga segera mendapatkan seseorang yang kau inginkan."

Taeyong mengangguk dan berpamitan pulang setelahnya. Laki-laki cantik itu berjalan sendirian menuju tempat tinggal yang tak jauh dari sana, hidup seorang diri di kota besar bukanlah hal mudah.

"Jika Ten menikah dengan Johnny, lalu bagaimana dengan Jaehyun?" tanyanya. Taeyong berpikir keras sambil melangkah pulang, memikirkan pasti Jaehyun sedang sedih karena orang yang dia cintai menikah dengan orang lain.

Menggelengkan kepala kemudian membuka pintu rumahnya, Taeyong memasuki tempat tinggalnya kemudian menghela napas panjang.

"Itu pasti sangat menyakitkan! Mencintai seseorang yang hatinya bukan untuk kita, itu sangat menyakitkan." Taeyong tersenyum sendu.

"Karena aku juga mengalami hal yang sama."






******

Tbc.

Thank You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang