Bab 2

9.2K 774 14
                                    

Hari pernikahan Ten dan Johnny tiba, Taeyong berdiri dengan pakaian formalnya dan menatap semua tamu undangan yang hadir di sana. Ruangan besar yang di hias seindah dan semewah mungkin, Taeyong bahkan tak menyangka bisa datang ke tempat mahal seperti ini. Dan dia juga sedikit merasa insecure karena pakaian nya yang terkesan amat sederhana.

Taeyong menarik napas panjang kemudian berjalan menuju panggung, di mana Ten dan suaminya tengah berdiri di sana dengan wajah bahagia, mereka menerima banyak kata selamat dan juga kado pernikahan yang di tumpuk di ujung panggung.

"Selamat Ten, aku berharap pernikahan mu berjalan dengan baik." Taeyong berucap dengan senyuman manis di bibirnya, laki-laki cantik itu memeluk sang sahabat dengan erat, "Berbahagialah. Aku sangat menyayangimu."

"Terima kasih Taeyong, aku juga sangat menyayangimu."

Melepas pelukan mereka, Ten menepuk bahu sahabatnya pelan, "Semoga kau juga cepat-cepat menemukan kebahagiaan mu Taeyongie."

"Ya, pasti."

Taeyong kembali tersenyum, hingga kehadiran seseorang di samping tubuhnya membuat Taeyong menoleh. Di sana Jaehyun meliriknya sekilas kemudian memberikan selamat untuk Ten dan juga Johnny, laki-laki cantik bermata bulat itu menahan napas tanpa sadar.

Dengan cepat dia menyalami Johnny dan Ten kemudian turun dari panggung, meninggalkan tiga orang yang menatap kepergiannya. Taeyong memilih untuk duduk di sudut ruangan, di sebuah meja kecil nan bisa melihat semua aktifitas orang-orang dari sana.

Mata bulatnya tak henti menatap Jaehyun yang asyik mengobrol dengan Johnny, bahkan sesekali pria tampan itu akan tersenyum tipis bersama Ten dan berfoto bersama. Lagi-lagi mereka bertemu pandang, Taeyong tersentak karenanya.

"Ya Tuhan," ujarnya memalingkan muka, rasanya sangat memalukan. Dia kembali memandang Jaehyun untuk memastikan apakah pria itu masih menatapnya, dan Jaehyun masih melakukan hal yang sama.

Menatapnya, dengan wajah datar. Sungguh, Taeyong sangat malu sekarang. Dia memutuskan untuk mengalihkan pandangan, menatap sekumpulan orang yang asyik bercengkrama dengan gelas minuman di tangan mereka.

"Lama tak bertemu, Taeyong."

Mendengar suara yang tak asing itu membuat Taeyong langsung mendongak, dia membelalakkan mata saat melihat siapa gerangan yang menyapanya.

"Apa aku boleh duduk di sini Taeyong?"

"H-hai, iya silakan. Tidak ada yang melarang untuk duduk di sini," jawab Taeyong gugup, dia kembali merutuki diri.

Jaehyun mengangguk dan menarik kursi di samping Taeyong, dia menatap ke depan, pada orang-orang yang tengah asik dengan urusannya sendiri. Sedangkan Taeyong mati-matian menahan degup jantung yang menggila, tanpa pikir panjang Taeyong menggeser kursinya sedikit menjauh.

Jaehyun yang melihat hal tersebut hanya diam saja. "Di sini sangat ramai. Bagaimana menurutmu Taeyong?"

Taeyong menoleh saat dirasa namanya kembali di sebut, laki-laki cantik tersebut mengulum bibirnya kemudian tersenyum, "I-iya."

"Mereka tampak bahagia kan?"

Lagi-lagi Jaehyun bertanya dengan pandangan mata tertuju ke arah panggung, Taeyong memandang wajah laki-laki tampan itu kemudian beralih menatap apa yang menjadi fokus Jaehyun.

"Iya. Ku dengar mereka saling mencintai, menikah dengan orang yang kita cintai itu, terasa sangat membahagiakan."

Taeyong melirik ke arah Jaehyun dan terdiam, Jaehyun tengah menatapnya dengan serius bahkan tak berkedip sedikit pun. Mulutnya mulai terbuka, "Kau benar, Taeyong. Lalu, bagaimana denganmu?"

"Aku? Maksudmu apa Jaehyun?" tanya Taeyong tak mengerti.

"Aku bertanya apa kau mempunyai seseorang yang kau cintai?" tanya Jaehyun lagi.

Jaehyun tahu kalau Taeyong tengah gugup, di lihat bagaimana laki-laki itu meneguk ludahnya kasar dan melirikkan mata ke kanan dan kiri, belum lagi dengan bibir bawah yang dia gigit sejak tadi.

"Ya, aku punya."

"Siapa?"

"Eh?"

Laki-laki Jung tersebut meneguk ludahnya pelan kemudian kembali buka mulut, "Siapa orang beruntung yang membuatmu jatuh cinta? Apa dia seorang perempuan atau laki-laki?"

"Laki-laki."

"Dia pasti pria yang beruntung." Jaehyun menoleh ke arah Taeyong, "Apa itu seseorang yang kau temui di taman hari itu?"

"T-tidak!"

"Kau yakin dengan ucapanmu?"

Laki-laki cantik itu mulai gelagapan sendiri, terlebih di tatap oleh Jaehyun dengan dalam membuat pertahanannya lemah. Suara teriakan menggema keras, Jaehyun dan Taeyong menoleh ke arah panggung, di mana pasangan pengantin itu tengah berciuman.

Mereka tampak menikmati kegiatan tersebut tanpa merasa terganggu dengan pekikan orang-orang di sana.

Taeyong menoleh untuk menatap ekspresi Jaehyun saat ini, wajahnya masih tampak datar seperti biasanya. Laki-laki Jung itu kembali menoleh ke arah Taeyong, mata itu seolah menunggu jawaban atas pertanyaannya barusan.

"Kau tidak bisa menjawabnya? Berarti kau tidak yakin dengan jawaban yang kau berikan padaku."

"Ya, kau pun pasti sudah tahu apa jawabannya," jawab Taeyong lirih seraya menundukkan kepala.

"Terima kasih, Taeyong." Jaehyun berucap lembut, dia berdiri dari duduknya kemudian mengusap kepala laki-laki cantik itu dengan pelan, setelahnya Jaehyun berjalan pergi.

Kembali meninggalkan Taeyong dengan keadaan yang sama, seperti saat itu.






******

Tbc.

Thank You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang