Extra Chapter 2

7.7K 576 2
                                    

Seharusnya, hari ini Jaehyun tidak pergi bekerja akan tetapi karena sebuah rapat penting dia tidak bisa menolak dan harus menghadiri pertemuan tersebut. Mau tak mau ia meninggalkan Taeyong sendirian di rumah mengurus dua bayi mereka, sejujurnya Jaehyun tidak tega akan tetapi Taeyong mengatakan tidak apa dan bisa, hingga Jaehyun mengalah dan pergi ke perusahaan.

Pertemuan itu berakhir sore hari, dia bergegas pulang menuju rumah. Tidak lupa singgah ke toko kue untuk membelikan makanan manis untuk sang istri, dan di sinilah dia sekarang, berjalan memasuki rumah yang tampak begitu sepi.

Tidak ada suara tangisan bayi, hanya ada aroma khas bayi yang memenuhi ruangan. Jaehyun tersenyum dan meletakkan kue yang di beli tadi di atas meja, lantas berjalan memasuki kamar dan melihat Taeyong yang tengah tertidur dengan kepala bersandar di kasur box bayi.

"Dia tampak kelelahan," ucap Jaehyun lirih. Berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badan, tak lama kemudian Jaehyun keluar dan melihat sang istri yang sudah bangun, Taeyong tengah sibuk memandangi wajah bayi-bayi mereka.

Laki-laki cantik itu menolehkan kepala dan tersenyum, "Sudah pulang? Kenapa aku tidak tahu?"

"Baru saja. Apa tubuhmu tidak sakit tidur seperti tadi?"

Taeyong menggelengkan kepala dan berjalan tertatih menuju ranjang, dokter mengatakan agar Taeyong tidak banyak bergerak agar jahitan di perutnya tidak terbuka.

"Bagaimana hari ini? Rapatnya berjalan lancar?" tanya Taeyong mendudukkan diri di ranjang, dia memperhatikan sang suami yang sibuk memilih baju.

"Hari ini melelahkan, ada beberapa kendala saat rapat tadi. Dan beruntung aku bisa mengendalikan keadaan."

"Baguslah."

Jaehyun mengenakan baju santai kemudian berjalan menghampiri Taeyong, ia berjongkok dan mendongak untuk menatap wajah cantik sang istri yang tengah duduk itu. "Berikan aku pelukan Mommy!"

Keduanya mengulas senyum, Taeyong mengusak rambut suaminya gemas kemudian membawa kepala itu untuk bersandar di dadanya, mereka berpelukan, dengan Jaehyun yang melingkarkan lengannya di pinggang Taeyong.

"Jaehyun si bayi besarku."

"Ya, aku bayimu juga. Tapi bukankah istriku ini sangat lelah? Harus mengurus dua bayi dalam waktu bersamaan?"

"Tidak juga, walaupun sedikit kewalahan tapi aku bisa mengatasinya dan yang paling penting aku menikmati setiap momen yang ada."

"Kau hebat, aku bangga padamu. Terima kasih sayang," ucap Jaehyun bangga dan mendusel di dada sang istri tanpa rasa malu.

Lagi-lagi mereka tersenyum, melepaskan pelukan kemudian berciuman, hanya ciuman hangat penuh cinta yang membuat perasaan mereka menggebu-gebu.

"Makanlah, aku membelikan kue untukmu. Setelah itu istirahat, bukankah dokter mengatakan agar dirimu tidak banyak bergerak dulu?"

"Tapi, bagaimana dengan anak-anak?"

"Sudah memberikan susu untuk mereka?"

Taeyong mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan sang suami.

"Kalau begitu biar aku saja yang mengurus mereka setelah ini, kau harus makan kemudian tidur. Tidak ada penolakan, lakukan saja sesuai ucapan ku sayang." Jaehyun tak ingin di bantah.

"Baiklah."

Laki-laki cantik itu menyerah. Dia membiarkan Jaehyun keluar dari kamar untuk mengambil kue dan sendok, bahkan Jaehyun juga menyuapi Taeyong sampai kue manis tersebut habis tak bersisa. Tanpa rasa malu Jaehyun juga menjilat sisa cream yang belepotan di bibir sang istri.

Beberapa menit setelah makan, kini keduanya sudah saling berpelukan di atas ranjang. Jaehyun senantiasa menatap wajah cantik sang istri yang sudah tidur dengan tenang, takjub lebih tepatnya.

Beruntung dia berani mengambil langkah maju untuk melamar dan menikahi Taeyong. Dia benar-benar bersyukur memiliki pasangan hidup seperti sosok yang tengah tidur di dalam dekapannya saat ini, Jaehyun mencium kening itu dengan lembut kemudian ikut memejamkan mata, malam mulai larut dan membawa mereka untuk mengarungi mimpi.

Keheningan menyelimuti malam, suara rengekan sayup terdengar membuat Jaehyun membuka mata. Dia melirik ke arah box bayi kemudian melihat sosok Taeyong yang sudah tidur dengan nyenyak.

"Sepertinya mereka bangun," gumam Jaehyun pelan. Mengangkat lengannya dengan hati-hati agar tidak membangunkan Taeyong. Lantas ia berdiri setelah menyelimuti sang istri dengan benar.

Berjalan menghampiri tempat tidur bayi mereka, Jaehyun tersenyum melihat Min-hyung yang menggeliat tak nyaman dalam kain bedong. Memeriksa keadaannya kemudian Jaehyun mulai mengambil kain ganti, bedongan itu basah dan hal tersebut yang membuat Min-hyung bangun.

Jaehyun mulai mengganti kain bedong dengan teliti, takut melukai sang bayi yang masih merah tersebut. Setelah selesai ia langsung membawa Min-hyung dalam gendongan dan mengayunkan badannya pelan, berharap agar si sulung tidur kembali.

"Akhirnya," ujar Jaehyun lega. Dia berhasil menidurkan Min-hyung, meletakkan kembali dalam box bayi kemudian menatap sang anak dengan pandangan haru, penuh kasih sayang.

"Terima kasih, sudah hadir melengkapi kehidupan Mommy dan Daddy anak-anak, kami sangat bahagia dan menyayangi kalian berdua." Jaehyun tersenyum dan menoel hidung Min-hyung serta Jeno bergantian.

Satu langkah bergerak, dia kembali menolehkan kepala saat mendengar rengekan dari Jeno. Kembali Jaehyun mendekat dan melakukan hal yang sama pada Mark tadi, Jaehyun mulai panik karena Jeno menangis lebih keras.

Kain bedongan tidak basah, bergegas ia membawa tubuh bayi itu ke dalam dekapan hangat kemudian mengayunkan badan. Berharap Jeno tenang dan tidak membuat Taeyong atau Min-hyung bangun kembali. Namun, naasnya tangisan itu berhasil membuat Min-hyung bangun lagi.

Tangisan bayi terdengar bersahutan, seolah mereka sedang berlomba untuk siapa yang menangis lebih keras. Jaehyun mulai panik sendiri dan kewalahan.

"Kalau begini, aku juga ingin menangis."





******

Tbc.

Thank You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang