Suhu ruangan semakin dingin saat Taeyong membuka mata, laki-laki cantik itu menyibak selimut dan mengatur suhu ruangan, dia menoleh ke arah ranjang di mana sosok laki-laki yang menjadi suaminya masih tertidur dengan pulas.
Senyum manis tercipta, Taeyong bergegas untuk membasuh muka dan menggosok gigi kemudian berlalu dari kamar. Walaupun tidak ada malam pertama tapi setidaknya Taeyong masih bisa membuat sarapan pertama dan makan bersama suaminya.
Satu persatu bahan makanan sudah dia keluarkan dari kulkas, memakai celemek di tubuhnya kemudian mulai memasak. Tak terasa semua pekerjaan selesai bertepatan dengan sosok Jaehyun yang berjalan mendekat, laki-laki tampan itu duduk dengan tenang.
"Selamat pagi, Jaehyun."
"Ya, selamat pagi."
Taeyong tersenyum manis, dia menata makanan yang sudah di masak ke atas meja kemudian bergegas membuatkan segelas kopi untuk sang suami.
Harap-harap cemas saat satu suapan masuk ke dalam mulut Jaehyun, Taeyong bahkan menahan napasnya.
"Enak, kau pintar memasak."
"Terima kasih, Jaehyun."
Taeyong langsung bernapas lega, laki-laki cantik itu juga ikut menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya, mata bulat tersebut senantiasa memandang Jaehyun yang makan dengan tenang. Lagi, senyuman manis tak kunjung lepas dari mulut Taeyong saat ini.
"Aku akan bersiap-siap." Jaehyun beranjak setelah menyelesaikan sarapannya, pun dengan Taeyong.
Laki-laki cantik itu mengikuti langkah kaki Jaehyun memasuki kamar, sedikit mengintip kegiatan sang suami.
"Bisa bantu aku memasangkan ini?" tanya Jaehyun seraya mengangkat dasi di tangan kanannya.
Tanpa pikir panjang Taeyong langsung mengangguk, dia berjalan mendekat dan mengambil dasi tersebut dari tangan Jaehyun. Dengan lihai tangan Taeyong mulai membuat simpul dan membentuk dasi tersebut dengan baik, berakhir dia memberikan tepukan kecil di dada Jaehyun sebagai pertanda kalau pekerjaannya sudah siap.
Taeyong juga membantu Jaehyun memakaikan jas kerja, setelahnya laki-laki cantik itu mundur dua langkah untuk memberikan jarak di antara mereka.
"Terima kasih, Taeyong." Jaehyun berucap lembut, dia menepuk kepala Taeyong dengan lembut. "Aku akan pergi bekerja, jika kau memerlukan sesuatu jangan sungkan untuk mengatakannya padaku, oke?"
Laki-laki nan cantik mengangguk malu akibat perbuatan Jaehyun barusan, dia juga berusaha menahan debaran jantung yang menggila.
"Oke."
Keduanya terdiam dengan canggung, Jaehyun berdehem kemudian mengambil tas kerjanya. Dia berjalan keluar dari kamar di ikuti oleh Taeyong, laki-laki cantik itu mengantar sang suami sampai depan pintu.
"Sampai jumpa, Jaehyun."
"Ya, sampai jumpa." Setelah memasang sepatunya, Jaehyun langsung berlalu begitu saja. Dia berjalan menuju garasi dan masuk ke dalam mobil, saat akan keluar dari pekarangan rumah Jaehyun sempat melirik ke arah spion.
Di sana, Taeyong masih berdiri di depan pintu dengan wajah yang sedikit sendu.
"Sebaiknya begitu," ujar Jaehyun lirih. Dia memberhentikan mobil dan keluar dari sana, laki-laki Jung itu berjalan ke arah Taeyong yang masih berdiri di depan pintu masuk, laki-laki cantik itu tampak bingung.
"Apa ada yang tertinggal, Jaehyun?" tanyanya memastikan.
Keduanya saling diam, bahkan Taeyong sangat bingung dengan apa yang terjadi sekarang, dia mulai menundukkan kepala saat Jaehyun masih menatapnya namun tak mengeluarkan suara sama sekali.
Hingga tepukan halus di rambutnya membuat Taeyong mendongak, Jaehyun tersenyum tipis dan mendekat. Memberikan kecupan ringan di dahi sang istri kemudian mengusap pipi Taeyong dengan lembut.
"Aku pergi dulu, baik-baik di rumah ... Taeyong."
Setelahnya Jaehyun berbalik badan, meninggalkan Taeyong dengan wajah tersentak, tak lama kemudian wajah itu berubah menjadi merah, dia malu.
******
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You [✓]
FanfictionYang Taeyong tahu kalau cintanya itu bertepuk sebelah tangan. Lantas kenapa Jaehyun malah menikahinya? "Jaehyun, aku ... Menyukaimu." "Terima kasih, Taeyong." Alert : 17+ © Machayy0