Bab 8

8.3K 692 4
                                    

Dingin rasanya, atmosfer di antara mereka malah semakin aneh. Hal tersebut berlangsung hampir dua bulan lebih setelah malam itu. Semuanya berubah begitu cepat, bahkan interaksi kecil yang sering di lakukan Jaehyun saat akan pergi kerja dulu sudah hilang entah kemana.

Saat ini Jaehyun malah menyibukkan diri di kantor, bahkan dia seringkali pulang saat tengah malam dan pergi pagi-pagi sekali.

Sedangkan Taeyong sibuk dengan dunianya sendiri, setelah membersihkan rumah dia hanya akan mengisi kekosongan dengan membaca banyak buku, menonton film, membuat makanan gurih, ataupun belanja untuk keperluan rumah dan tak lupa dengan ice cream.

Terkadang, Taeyong juga hanya tidur seharian. Saat rasa lelah dan muntah datang bersamaan membuat dia kewalahan, baik saat pagi hari ataupun setelah makan dan mencium bau sesuatu yang aneh, hal tersebut jelas membuat dia mual bukan main. Yang mana akhirnya laki-laki cantik itu akan menangis sendirian, merasa lelah.

Finalnya, pada saat Taeyong pingsan saat berbelanja. Hal tersebut membuat Jaehyun pulang lebih awal, lantas bergegas menuju rumah sakit yang sempat di katakan oleh orang yang menelpon melalui ponsel Taeyong tadi.

Tak ada penyakit yang mematikan atau cidera apapun, melainkan dokter malah tersenyum dan mengatakan kabar baik, Taeyong hamil. Mereka berdua jelas terkejut.

"Usia kehamilannya memasuki 7 minggu, aku harap Tuan menemani dan menjaga istri anda dalam kondisi apapun, saat usia kehamilan ini biasanya terjadi mood swing yang parah, morning sickness dan juga rasa ingin memakan sesuatu atau yang biasa di sebut ngidam. Aku harap tuan mengerti."

Jaehyun mengangguk, sedangkan Taeyong hanya diam sambil menundukkan kepala.

Mereka pamit setelah selesai menebus beberapa obat dan vitamin, kini keduanya tengah berada di mobil yang membawa mereka pulang. Hanya ada keheningan di antara Jaehyun dan Taeyong, tak ada seorangpun dari mereka yang ingin mencari topik ataupun sekedar berbasa-basi.

Mobil memasuki garasi. Lantas Taeyong langsung keluar tanpa mengatakan apapun, dia berjalan menuju kamar, meletakkan map cokelat berisi surat kehamilan kemudian merebahkan tubuh di atas ranjang. Tak lama kemudian Jaehyun ikut menyusul, dia berdiri di ambang pintu seraya menatap sang istri yang sudah memejamkan mata, Taeyong tertidur, pikirnya.

Helaan napas terdengar dari Jaehyun, dia membuka jas yang di pakai kemudian menggantung dengan rapi. Menutup pintu kamar dengan hati-hati.

"HUWAA!" teriak Taeyong kesal, dia mengubah posisi menjadi duduk dan bersandar di kepala ranjang. Menatap pintu yang sudah tertutup rapat itu dengan air mata yang berlinang.

Berpikir Jaehyun akan mendekatinya dan mengucapkan sepatah kata yang mungkin bisa membuat Taeyong merasa dicintai, lagi-lagi dia tertampar dengan ekspektasi sendiri. Dia beriba hati, ingat kata dokter tentang mood swing, maka itulah yang terjadi pada laki-laki cantik itu saat ini.

Taeyong menangis cukup lama, hingga suara pintu yang terbuka membuat dia tersentak.

Jaehyun berdiri di sana, dengan wajah biasa saja. Namun terlihat kekhawatiran saat melihat Taeyong yang menangis, lantas laki-laki itu mendekat dan duduk di samping sang istri. Tangannya meletakkan bungkusan plastik di nakas.

"Kenapa?"

"...."

Taeyong hanya diam, dia membuang muka begitu saja.

"Kau marah? Katakan padaku, kenapa?" tanya Jaehyun lagi dengan nada bicara yang terdengar lembut.

Bukannya menjawab Taeyong malah semakin menangis, entah itu karena rasa kecewa atau pun karena rasa malu habis tertangkap basah menangis di kamar. Taeyong menutup wajahnya.

Melihat hal tersebut membuat Jaehyun menghela napas, dia beringsut untuk mendekat. Kemudian menarik paksa tangan yang menutup wajah cantiknya, Jaehyun mengelap air mata yang membasahi pipi sang istri.

"Jangan menangis Taeyong?"

"...."

"Aku minta maaf jika aku salah, sekarang hapus air matamu ya? Tak apa jika kau tak mau bercerita, aku tak akan memaksa. Dan aku hanya ingin memberikan ini padamu," ujar Jaehyun menarik plastik di atas nakas tadi kemudian meletakkan di atas pangkuan Taeyong.

"Makanlah, kau mengantri cukup lama hanya untuk makan es krim ini kan?"

"...."

"Kalau begitu makanlah sepuasnya, jika tidak bisa habis letakkan saja di dalam kulkas." Jaehyun mengusap rambut Taeyong lembut kemudian berdiri dari duduknya.

"Aku ada di ruang tengah, kalau kau membutuhkan dan menginginkan sesuatu, panggil saja aku."

Laki-laki tampan mengusap rambut Taeyong lembut kemudian keluar dari kamar, meninggalkan Taeyong yang menatap es krim di pangkuannya dengan mata berkaca-kaca.

Dia pikir Jaehyun pergi entah kemana dan tak peduli padanya sama sekali, tapi ternyata laki-laki itu malah membeli es krim. Tanpa pikir panjang lagi Taeyong membuka bungkusnya dan semakin mencebikkan bibir sedih.

Ini benar-benar es krim strawberry yang dia tunggu tadi, bahkan Taeyong rela mengantri cukup lama untuk es krim tersebut. Dia mulai memakan dengan tenang, "Eung ... Terima kasih, Jaehyun."







******

Tbc.

Thank You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang