O.8

47 14 2
                                    

Seperti apa yang telah di janjikan, Jam istirahat ini Sullyoon dan Eunhwi bertemu di rooftop. Sebenarnya Sullyoon sudah mengatakan apa yang ingin dia katakan saat di gudang tapi Eunhwi belum memberitahu apa yang ingin dia beritahu.

Sudah sekitar 10 menit berlalu tapi tidak ada juga percakapan diantara keduanya. Hanya ada Sullyoon yang memandang langit dengan pikiran melayang mencoba mencari cara agar segera mendapatkan bukti dan melaporkan pelaku ke pihak berwajib. Sementara Eunhwi diam berpikir apakah dia harus mengatakan tentang ini atau tidak?

"Sullyoon" panggil Eunhwi pelan.

Begitu pelan sampai Sullyoon tidak bisa mendengarnya. Akhirnya Eunhwi sedikit mengeraskan suaranya "Sullyoon"

"Apa?" Sullyoon menjawab tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya.

Eunhwi menghela nafas lalu ikut menatap langit seperti apa yang di lakukan Sullyoon "Gue ngerasa gagal Yoon"

Pernyataan yang berasal dari bibir pemuda itu membuat Sullyoon menoleh menatapnya "Gagal? Soal apa?"

"Gagal jadi pacar yang bisa melindungi Garam" dia tersenyum tipis. Pemuda itu menatap Sullyoon.

Dia kembali mengatakan apa yang ingin dia sampaikan "Setiap gue dalam masalah, berada dalam tekanan dan mungkin sedang ada di titik terendah. Garam selalu ada buat gue, dia selalu bantu gue semampunya dan selalu ngasih gue kata-kata penyemangat"

"Kak Garam baik banget" gumam Sullyoon tanpa sadar.

"Iya dia baik banget, makanya gue gak mau kehilangan dia. Dia berarti banget buat gue dan gak ada yang bisa gantiin dia di hidup gue" Eunhwi membalas gumaman gadis Seol itu "Pas gue tau dari lo soal apa yang sebenarnya terjadi sama Garam. Gue rasa gue cowok yang gak berguna, gue gak bisa lindungi dia dan mungkin setidaknya gue bisa bantu dia sebisanya"

"Kak Garam gak mau bikin kakak kecewa karena dia..."

"Karena dia hamil?" Tanya Eunhwi memastikan kelanjutan dari perkataan Sullyoon.

Yang di tanya mengangguk pelan "Dia takut kakak bakal jijik sama dia dan malah benci dia. Dari yang Sungjun bilang sih gitu"

"Mana mungkin gue bakal benci Garam" perlahan mata Eunhwi mengeluarkan air mata. Dia menangis karena benar-benar kecewa dengan keputusan Garam untuk menyembunyikan hal besar seperti ini darinya.

"Gue... Gue gak ngerti sama jalan pikir Garam, dia lebih mementingkan kebahagiaan orang lain ketimbang kebahagiaannya. Dia peduli banget sama gue tapi.." Eunhwi tidak bisa melanjutkannya dia menangis.

Sementara itu Sullyoon hanya menatapnya penuh rasa iba. Tangan gadis itu ingin menepuk pundak kakak kelasnya itu tapi dia urungkan niatnya. Tangan yang awalnya terangkat untuk menepuk, dia kepal dan menurunkannya.

Dia benar-benar bingung harus berbuat apa melihat Eunhwi menangis seperti ini.

Pemuda itu tiba-tiba mengambil tangan Sullyoon "Sullyoon gue bisa bantu lo?"

Gadis Seol itu sedikit terkejut dengan ini namun dia tetap bersikap seolah tenang "Bantu apa?"

"Bantu lo cari pelakunya, setidaknya gue bisa bantu Garam dengan cara ini dan bikin dia tenang karena pelakunya udah di tangkap"

"Baiklah, ta—" belum juga Sullyoon menyelesaikan ucapannya, dirinya kini di buat terkejut dengan apa yang pemuda itu lakukan. Pemuda itu memegang kedua tangannya begitu erat.

"Kapanpun lo butuh bantuan, cari aja gue"

Bisa Sullyoon lihat dari mata Eunhwi kalau pemuda itu sedang bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang