1.2

44 12 16
                                    

Seperti biasanya Youngeun selalu datang pagi, meskipun hampir terlambat juga. Sekarang jam 7 kurang 10 menit, beruntung sekali Youngeun bisa sampai di sekolah sebelum jam 7.

Gadis Seo itu berjalan melewati koridor sambil sesekali tersenyum pada orang yang berpapasan dengannya. Rasanya menyenangkan saja bisa menyapa orang-orang seperti ini.

Semua nampak baik-baik saja bagi Youngeun sampai akhirnya dia mendengar suara teriakan seseorang yang memanggil namanya.

"Seo Youngeun!"

Mendengar suaranya saja sudah membuat dia muak, apalagi menoleh untuk sekedar melihat orang itu.

"Seo Youngeun!" Panggil orang itu lagi.

Langkah kaki Youngeun semakin cepat membuat gadis itu tanpa sadar sudah sampai di depan pintu kelas. Ekspresi wajahnya berubah menjadi ceria seolah-olah tidak ada apapun.

"Selamat pagi" ucapnya begitu memasuki kelas. Dia melangkah menuju tempat duduknya dan langsung melempar tasnya dengan kasar.

Hal yang barusan dilakukan Youngeun membuat yang lain sedikit terkejut, jarang sekali Youngeun bersikap seperti ini.

"Lo ngapa dah?" Tanya Jiwoo yang bingung melihat tingkah temannya itu.

"Hufh... Panjang ceritanya" jawab Youngeun datar, tidak seperti biasanya.

Orang yang memanggil Youngeun tadi memasuki kelas dan menatap gadis itu khawatir. Ada rasa bersalah dalam benaknya, ingin menyapa namun rasanya sia-sia setelah di abaikan tadi.

°°°

Waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi, kini Chengxin sudah menunggu Youngeun di depan rumah gadis itu. Sesuai dengan janji yang dibuat beberapa hari lalu kalau mereka akan berkencan, ya bisa di bilang begitu kata Chengxin.

Youngeun sudah keluar dari rumah, tak lupa gadis itu juga berpamitan dengan orang tuanya. Tanpa berlama-lama gadis itu langsung naik ke atas motor Chengxin dan pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Selama perjalanan menuju tempat pertandingan bulutangkis tidak ada yang membosankan karena keduanya membicarakan hal-hal yang menyenangkan. Kecocokan mereka dalam beberapa hal mendukung keduanya menjadi lebih dekat dan lebih dekat lagi.

"Gila gila, lo juga suka mampir di cafe itu?" Tanya Chengxin.

"Sering banget! Gue suka banget sama cake mereka, apalagi cake cokelatnya pliss itu favorit gue" kata Youngeun sambil membayangkan cake cokelat kesukaannya.

Chengxin tertawa kecil "Wah lo belum nyobain cheesecake mereka? Sumpah gue rekomen lo buat cobain itu, cake cokelat lo itu bakal ke geser dari list lo deh"

"Gue kepo sih cuma takut gak suka jadi gak pernah nyobain" kata Youngeun menanggapi Chengxin.

"Kapan-kapan kita kesana deh, biar gue traktir lo buat cobain cheesecake"

°°

Sampai di tempat pertandingan mereka berdua bertemu dengan Xinlong juga kakak kelas mereka Ahn Yujin. Gadis itu terlihat sangat ribet, memakai kacamata hitam, kipas di tangannya, minuman dingin di tangannya dan juga tas kecil yang ia bawa. Youngeun bahkan muak melihatnya, siapa yang akan menonton pertandingan bulutangkis dengan penampilan seperti ini?

"Hai Youngeun" sapa Xinlong tetapi Youngeun hanya tersenyum, karena Yujin sudah menatapnya tajam.

"Oh ya kak, sapa dong ini temen gue Youngeun" kata Xinlong pada Yujin yang berdiri di sebelahnya.

"Hai" hanya itu yang Yujin katakan.

Merasakan aura tidak menyenangkan yang berasal dari Yujin membuat Chengxin langsung merangkul Youngeun untuk menjaganya. "Kalau gitu ayo masuk biar gak panas-panas disini" katanya.

Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang