Bab 6_ACT 2_Scene 14-15

3 1 0
                                    

[14a] EXT. MUSEUM FATAHILLAH JAKARTA - PAGI

Dharmendra mengajak Lanita 'kencan' ke Museum Fatahillah. Jam sepuluh mereka ketemuan di depan gerbang. Jadwal 'kencan' pertama: menyewa sepeda untuk mengelilingi museum berdua. Bersepeda beriringan dengan santai sambil bicara untuk mengenal satu sama lain.

----------
Cut to
----------

----------Cut to----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[14b] INT. CAFÉ BATAVIA - SIANG

Setelah bersepeda, keduanya beristirahat sambil makan siang di kafe.

DHARMENDRA
(menyerahkan buku menu) Kamu lihat duluan. Mau pesan apa?

LANITA
(menerima buku menu) Terima kasih, Kak.
(membaca menu, memelotot)
(V.O) "Ee buset harganya! Kalau di kantin kantor ini udah harga porsi kenyang-perut membludak! Udah sepantasnya sih mahal, emang kafe elit. Paling murah... tapi perut laper banget. Mending makan di emperan luar..."

DHARMENDRA
(tertawa kecil) Makanan di sini enak-enak, ya? Susah pilihnya. Pilih aja yang kamu suka. Jangan sungkan.

LANITA
(mengangguk gugup)
(V.O) "Kalau bilang harga di sini mahal... di depan orang berduit aku bakal diketawain. Duh, gimana, nih?"

----------
Cut to
----------

Pelayan menyajikan pesanan di atas meja dua porsi soto betawi, satu es kelapa, dan segelas jus jeruk.
Selang makan, Lanita dan Dharmendra mengobrol.

DHARMENDRA
Kamu tertarik banget sama Jepang, ya? Udah pernah ke sana?

LANITA
(menggeleng) Lagi nabung buat jalan-jalan ke sana. Aku tertarik sama Jepang karena apa, ya? Hm, mungkin pengaruh teman.

DHARMENDRA
Lagi-lagi karena pengaruh teman. Kamu pernah bilang berani ke Jakarta karena ikut teman juga-Gita, kan? Jangan-jangan mulai menulis karena dia juga?

LANITA
Nggak juga, tapi Gita udah jadi teman sekaligus motivator aku buat gak takut melangkah. Aku udah suka nulis sejak SD, sering berhayal. Udah banyak ide cerita sejak SMP, dan baru coba-coba fokus pada satu naskah saat SMA.

DHARMENDRA
Aku salut sama penulis. Kalian bisa memadukan kalimat menjadi satu kesatuan dan sangat enak dibaca. Sedangkan aku hanya bisa menyatukan data lalu merangkumnya menjadi buku laporan. Seandainya buku itu diterbitkan, mungkin aku sudah jadi penulis dengan puluhan buku.

LANITA
(tertawa kecil) Mungkin bisa jadi best seller karena buku laporan perusahaan terkenal. Sayangnya bersifat privasi, ya?

[Draft] Skenario White AlbumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang