Sudah sebulan waktu berlalu sejak Latisha yang saat itu seharian berada di Apartemen Abyan. Mereka tidak ada komunikasi lagi sejak saat itu. Abyan tidak pernah menyinggung apapun tentang hukuman untuk Latisha.Selama seminggu ini, Latisha disibukkan oleh tugas tugas. Semua dosen mata kuliahnya memberikan tugas.
"Akhirnya weekend datangg, udah mumet banget otak gue." Ucap Cyra saat keluar dari kelasnya.
"Nginep di rumah gue yuk? Gue sendirian nih di rumah bonyok gue ke luar kota." Ajak Salma.
"Gimana, Ra? Mau gak?" tanya Latisha pada Cyra.
"Yuk lah. Maraton movie ya, Ma?"
Mereka bergegas ke parkiran mobil, segera menuju ke kost-an Latisha dan Cyra untuk mengambil barang-barang yang perlu dibawa ke rumah Salma.
"Beli bahan makanan dulu ya." Ucap Salma yang membelokkan mobilnya ke sebuah supermarket.
"Ortu lo ngapain ke luar kota, Ma?" tanya Latisha pada Salma yang sedang mendorong troli belanjaannya.
"Biasa, paling urusan bisnis." Jawab Salma.
"Lo sering ditinggal tinggal gini?" tanya Cyra
Salma menganggukkan kepalanya.
"Menurut lo, enak gak sering ditinggal-tinggal gitu?" tanya Cyra lagi.
"Ada enaknya ada enggaknya sih, tapi gue bersyukur orang tua gue masih merhatiin gue, bukan yang dilepas gitu aja. Masih ada quality time bareng keluarga juga." Jawab Salma
"Eh ke tempat buah buahan yuk. Stok di kulkas udah abis." Ajak Salma.
****
Malam telah tiba, mereka sudah menghabiskan makanan yang di masak oleh Latisha. Kini mereka sedang berbaring menatap langit langit.
"Di antara kita siapa duluan ya yang nikah?" tanya Salma.
"Random banget lo nanya nya." Jawab Latisha.
"Latisha sih kayanya." Jawab Cyra dengan asal.
"Heh kok gue? Cowo aja gak punya."
"Kan lo punya cowo, Sha." Ucap Cyra.
"Siapa" tanya Latisha.
"Pak Abyan lah siapa lagi. Hahahaha." Cyra dan Salma tertawa.
"Dihh, mit-amit."
"Ga boleh gitu, Sha. Jodoh baru tau rasa lo." Ucap Salma.
"Jangan sampe deh ya... darah tinggi ntar gue ngadepin dia mulu." Latisha mengedikkan bahunya.
"Eh tadi gue ngucapnya pas adzan ya? Bukannya kalo adzan kita berdoa, doanya bakal terkabul?" ucap Salma.
"Eh iya ya." Ucap Cyra.
"Lo kan ngomong doang bukan berdoa." Jawab Latisha.
"Inget, Sha, ucapan adalah doa." Balas Cyra.
"Haduh kalian tuh ngomongin apaan sih." Ucap Latisha.
"Ngomongin lo sama Pak Abyan lah." Jawab Cyra dengan santai.
"Kaya gue nya ada apaan aja sama pak Abyan sampe diomongin segala." Jawab Latisha.
"Eh tapi ya, Sha, pak Abyan tuh kalo ngajar suka merhatiin lo." Ucap Salma.
"Gausah ngarang deh, Ma." Jawab Latisha dengan jengah.
"Gue serius."
"Gue juga merhatiin kok, Sha, pandangan Pak Abyan selalu mengarah ke lo tau." Ucap Cyra.
![](https://img.wattpad.com/cover/233812059-288-k138398.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Past
RomanceBertemu dengan Dosen yang galak, tukang nyinyir, pelit nilai, tukang ngusir rasanya seperti berada di neraka kalau harus mengikuti kelasnya. Eh tapi, emang berada di neraka rasanya gimana? Aku belum pernah nyoba sih dan gak mau juga ada disana. Oh i...