"Gak kerasa ya anjirr kita udah UTS aja." Ucap Didit pada keempat temannya. Saat ini, mereka sedang berada di kantin fakultas. Kelas mereka baru saja menyelesaikan ujian tengah semester."Ya ngapain lo rasain, Dit?" tanya Ezra yang sedang menyantap siomay lalu mendapat timpukan gulungan tisu dari Didit.
"Gak seru UTS nya, masa ga bisa nyontek. Jamannya gue sekolah, buku sama HP tuh di kolong meja." Keluh Didit.
"Gini nih generasi penerus bangsa yang menjerumuskan, gimana mau pinter, ujian aja nyontek." Ucap Salma.
"Omongan lo, Sal, pedes amat kek sambal buatan Bu Mija. Kalah pedes kali itu sambal sama omongan lo." Jawab Didit dengan tampang melas nya. Salma hanya membalas dengan memutar bola matanya.
"Gue pengen cepet-cepet lulus deh." Ucap Didit menerawang jauh pikirannya.
"Kuliah dulu yang bener, ujian aja masih nyontek." Jawab Latisha cuek.
"Lo mah enak, Sha, udah pinter dari lahir, lah gue?"
"Heh percuma pinter tapi gak ada usahanya, lo mah kemauan belajar aja gak ada." Jawab Latisha.
"Ahh Tisha mah ga asik diajak bercandanya." Ucap Didit mengerucutkan bibirnya.
"Menurut kalian soal dari dosen siapa yang paling sulit?" tanya Ezra menatap teman-temannya.
"Pak Abyan." Jawab Didit dan Salma.
"Bu Tiara." Jawab Cyra.
"Ahh, Bu Tiara mah masih gampang. Soal yang dikasih ada di materinya dia. Tapi kalo Pak Abyan tuh bener-bener nalar kita yang di pake." Ucap Salma.
"Setuju tuh gue sama Salma." Ucap Ezra
Latisha hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa memakannya. Cyra yang memperhatikan tingkah Latisha sedari tadi merasa heran.
"Sha, makanan lo gak dimakan?" tanya Cyra. Salma, Ezra, dan Didit memusatkan pandangannya ke Latisha.
"Sha, kalo gak dimakan boleh buat gue kok hehehehe." Ucap Didit yang mendapat jitakan dari Cyra, Ezra, dan Salma.
"Sakit woy! Kalian mah KDRT terus sama gue."
"Nih Dit buat lo aja. Gue gak enak makan gitu rasanya." Latisha menyerahkan nasi goreng yang masih utuh pada Didit.
"Lo sakit, Sha?" tanya Salma khawatir.
"Gak kok, gue gak sakit." Jawab Latisha sambil tersenyum.
'Ting'
Ponsel Latisha berdenting menandakan ada pesan masuk, ia pun membuka ponselnya. Ternyata ada sebuah pesan dari Abyan.
Pak Abyan
Ke ruangan saya sekarang.
Latisha tidak menghiraukan pesan dari Abyan, ia memilih melanjutkan obrolan bersama teman-temannya tetapi ia tidak fokus terhadap obrolannya.
"Lo makan dong, Sha, nanti lo sakit." Ucap Cyra khawatir sambil menatap Latisha yang sama sekali tidak memasukkan makanan ke mulutnya.
"Gak deh, Ra, gue minum jus alpukat aja." Lagi-lagi Latisha hanya tersenyum seolah menenangkan temannya yang khawatir.
"Muka lo pucet, Sha." Ucap Ezra melihat wajah Latisha yang tidak seperti biasanya.
Ucapan Ezra membuat Cyra, Salma, dan Didit memfokuskan pandangannya pada Latisha.
"Iya, gue gak pake bedak makanya pucet." Jawab Latisha dengan santai.
"Are you okey, Sha?" tanya Cyra Khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Past
RomanceBertemu dengan Dosen yang galak, tukang nyinyir, pelit nilai, tukang ngusir rasanya seperti berada di neraka kalau harus mengikuti kelasnya. Eh tapi, emang berada di neraka rasanya gimana? Aku belum pernah nyoba sih dan gak mau juga ada disana. Oh i...