.
.
.
."Selamat pagi," ucap Aurel.
Kevin menoleh dan tersenyum.
"Udah pamitan emang?" tanya Aurel kepada Kevin, karena sudah berada di luar rumah, dengan memegang helm.
Kevin menganggukkan kepalanya, "Udah, ni pake Helmnya."
Aurel mengambil helm yang di ulurkan oleh Kevin, dan memakainya. Mereka lantas bertatapan sebelum berangkat, dan lengan kiri Kevin menarik lengan kiri Aurel untuk memeluknya.
"Jangan pernah lepasin Gw, ya," ucap Kevin tulus.
Aurel tersenyum kemudian mengangguk. Ia mengeratkan pelukannya kepada Kevin. Mereka pun berangkat menuju Rumah Sakit, dimana tempat untuk pengetesan kecocokan Pendonor dengan Kevin.
...
"Pendonor, Dok?!"
Dokter tersebut menganggukan kepalanya.
Remon tersenyum dengan sangat lebar, dan mencengkram pundak Dokter tersebut dengan pelan.
"Kapan akan dilakukan operasi, Dok? Kapan?!" lanjut tanya Remon, yang mendapat gelengan kepala dari Dokter tersebut.
"Mohon maaf, bukan maksud untuk mematahkan harapan. Akan tetapi, kita harus melakukan pengecekan terlebih dahulu, untuk memastikan kecocokan antar pendonor dan penerima donor." jelas Dokter tersebut sambil menurunkan lengan Remon.
"Untuk pengetesan ini, bukan hanya Raka yang akan tes, melainkan ada satu orang lagi yang akan pengetesan. Dan tidak menutup kemungkinan, kalau pendonor cocok dengan pasien kami yang lain, dan tidak cocok dengan Raka." lanjut Dokter menjelaskan, membuat baju Remon seketika meluruh.
"Apa gak bisa pendonor itu hanya untuk Raka?" tanya Remon dengan lesu.
Dokter tersebut menggelengkan kepalanya, "Ini adalah masalah kecocokan, Kalian harus menerima apapun nanti hasilnya."
Setelah mengatakan itu, Dokter tersebut pun pergi meninggalkan Remon. Sedangkan tampa di sadari Remon, Raka sedari tadi menguping dibalik pintu ruangannya.
"Gw mau ketemu Mama, Gw gak mau operasi," batin Raka lirih.
...
Tidak terasa, pengetesan sudah selesai. Aurel dan Kevin langsung pergi dari Rumah Sakit, setelah pengetesan tersebut.
Mereka berdua berhenti disalah satu taman dekat komplek mereka. Tidak terlalu ramai, tidak juga terlalu sepi
"Kevin.. Kalau semisal donor itu gak cocok, gimana?" tanya Aurel sambil menundukan kepalanya.
Kevin tersenyum, dan mengelus pucuk kepala Aurel lembut.
"Itu artinya, ada orang lain yang lebih membutuhkannya." balas Kevin santai.
"Tapi kan Lo juga butuh!!" bala Aurel dengan sedikit berteriak.
Grep!!
Kevin menarik Aurel kedalam dekapannya. "Jangan pernah perbesar rasa kecewa, dengan siapapun," ucap Kevin menenangkan.
Aurel menitikan air matanya perlahan demi perlahan. Ia tidak peduli jika saat ini sedang menjadi pusat perhatian.
"Lusa kita akan tau, apakah ini jalan buat Gw, atau bukan. Apapun hasilnya, Lo jangan sedih terus. Okey?" lanjut Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE STORY
Teen Fiction"Ketika cinta dibalas dengan ketidak pastian, disitu pula Aku jatuh cinta dengan seribu ketakutan. Takut akan kehilangan, takut akan ditinggalkan dan takut akan dipisahkan.. Oleh sang Pencipta." #aurelnatalie .... Selamat datang di Kisah Cintaku...