Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flashback on.
Chalisa POV.
Hari ini hari pertama aku masuk sekolah baruku di Jogja,
Papaku memiliki pekerjaan di kota ini, jadi kami sekeluarga diboyongnya untuk pindah ke Jogja, kota penuh cinta.
Saat memasuki halaman SMA baruku ini tepat sekali bell baru berbunyi, jadi banyak siswa siswi yang berlarian masuk ke dalam kelasnya masing-masing.
Sambil mengikuti mamaku untuk mencari ruangan kepala sekolah, aku berjalan sambil memperhatikan sekitar,
Ada beberapa siswi yang menggunakan baju futsal di tengah lapangan sekolah ini,
Fakta bahwa ada ekskul futsal untuk siswi disini menurutku menarik,
Saat tiba di ruang kepala sekolah, mamaku lansung berbicara beberapa kata kepada kepala sekolah, aku memperkanalkan diriku singkat, dan akhirnya mamaku berpamitan untuk pulang,
Aku sedang berdiri di depan ruang kepala sekolahku sambil menunggu beberapa saat sebelum kepala sekolahku keluar dan memanggil seseorang.
"Arjuna!!"
Aku mengedarkan pandanganku untuk mencari siapa sosok yang dipanggil olehnya itu, sampai akhirnya mataku tertuju kepada seorang siswi yang sedikit berlari menggunakan jersey futsalnya mendekat ke kita.
"Arjuna?" ucapku pelan, juga sedikit bingung, apa itu namanya?
"Enggih, pak?" "Iya, pak?"
"Tolong antarkan dia ke kelas 10-IPA1"
Aku memperhatikan Arjuna ini dengan seksama, dia sangat tinggi, cantik dengan rambut panjangnya yang di kuncir kuda.
Sampai setelah dia mengobrol bersama kepala sekolah, aku lalu berpamitan dan berterimakasih kepala sekolah sebelum akhirnya membututi Arjuna yang berjalan sedikit di depanku.
"Pindahan dari mana?" tanyanya,
"Jakarta"
Dia mengangguk dan menoleh sedikit kepadaku, dapat kulihat saat dia menoleh dia tersenyum tipis,
"Pindah mendadak ya? tengah semeter banget sepertinya" tanyanya lagi.
Aku hanya menggangguk menjawab pertanyaanya itu.
"Arjuna namamu?" tanyaku sedikit pelan karena takut salah.
Dia lalu berhenti berjalan membuatku ikut berhenti juga secara tidak lansung, lalu dia memutar badannya menghadap kepadaku.
"Iya, kamu?"
"Chalisa.."
Lalu dia mengulurkan tangannya kepadaku, aku sedikit ragu tapi tetap menjabat uluran tangannya itu,
