Manusia Tertabah itu, Arjuna;

290 70 15
                                    

Hari ini Arjuna mengabariku bahwa dia akan mencoba menyerahkan tugas akhirnya lagi, dia juga memintaku untuk selalu mendoakannya agar diberi kelancaran,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Arjuna mengabariku bahwa dia akan mencoba menyerahkan tugas akhirnya lagi, dia juga memintaku untuk selalu mendoakannya agar diberi kelancaran,

Tentu aku akan mendoakannya selalu,

Dia juga menyuruhku untuk menunggu di parkiran motor, dan disinilah aku sekarang, menunggu kabar baik dari pacarku itu,

Sekarang sudah jam 3 sore, dan sudah sekitar 20 menit aku menunggu, dapat kulihat pacarku itu berjalan menuju ke arahku,

Dia berhenti sebentar ketika melihatku dan tersenyum tipis, ah...

Senyuman tipis tapi dengan mimik muka yang sedih, saat dia sampai dihadapanku aku dengan segera lansung memeluknya.

Aku tau dia tidak menerima hasil yang menyenangkan, dapat kurasakan tubuhnya juga seketika melemas dalam pelukanku,

Aku memeluknya erat dan mengusap punggungnya terus menerus menenangkan perasaan hatinya yang kutau pasti sedang sangat kecewa.

"It's okay..." bisikku pelan padanya,

Aku melepas pelukanku, dan memperhatikannya dengan seksama.

"Saya capek"

Mendengar itu aku menggeleng, mengusap pipinya selembut mungkin,

"Ternyata saya sebodoh itu ya, saya pengen buru-buru lulus supaya orang tua saya gak ngeluarin duit banyak buat saya, tapi kayanya saya emang gak mampu"

"Hei.... kamu udah sejauh ini, udah hebat banget sayang, mungkin belum waktunya, pasti ada waktunya, percaya sama aku?"

Kulihat dia menggeleng letih.

"Saya gak bisa, Chal"

"Jun, masa kamu mau nyerah sih? udah tinggal selangkah aja, aku yakin emang belum waktunya aja sayang,"

"Jangan nyerah ya? katamu ibumu pengen liat kamu lulus, ayo dong kamu harus semangat biar keinginan ibumu itu tercapai yaaa?"

Kulihat dia mengangguk, lalu kita berdua naik ke motor dan Arjuna menjalankan motornya untuk pergi mengantarkanku,

Diatas motor kita sama sekali gak ngobrol, Arjuna mungkin ingin diberi waktu atas kesedihanhya itu, aku tau.

Aku tau dia sudah sangat berkerja keras agar dia bisa lulus dengan cepat, aku tau.

Jadi kuberi waktu dia untuk kesedihannya sendiri, bahkan sampai tiba dirumahku pun dia tidak berbicara sama sekali,

Sebelum aku masuk, aku memeluknya lagi dan mengecup pipinya berharap bisa menyalurkan energiku untuknya, lalu dia lansung menjalankan motornya dan pergi dari hadapanku,

Hari inipun aku tidak mau mengganggu Arjuna, kupikir dia memang harus menenangkan hati dan pikirannya agar lugowo jadi aku tidak mengiriminya pesan sama sekali.






Arjuna • SummerzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang