Arjuna masuk ke dalam kamar kostnya setelah pulang kerja, lalu dia melihat teman sekamarnya yang sudah duduk dilantai sambil memperhatikannya.
"Dari kerja?" tanya Witra yang dijawab anggukan kecil saja dari Arjuna.
"Kamu dari mana? kok rapi sekali" sambil melepas sepatunya Arjuna bertanya kepada Witra tanpa mengganti fokusnya dari melepas sepatunya.
"Tadi mau nganterin Chalisa pulang, ternyata katanya dia dijemput. Yaudah gak jadi" jawab Witra itu membuat Arjuna terdiam sesaat, lalu hanya mengangguk mencoba tidak bertanya lebih lanjut.
Saat Arjuna akan berjalan ke arah kamar mandi Witra menarik lengannya, membuat Arjuna terkejut dan mengerutkan alisnya.
"Apa?" tanyanya.
"Lo kan?" Witra berbalik menyakan hal yang tidak terlalu Arjuna mengerti, jadi Arjuna diam saja.
"Lo yang nganterin Chalisa balik tadikan?" Witra mengulangi pertanyaannya dengan nada sedikit ditekan.
Arjuna melepaskan genggaman tangan Witra pada lengannya lalu menatap ke arah sahabatnya tersebut, dia mengangguk pelan.
"Kenapa?" dingin, pertanyaan itu keluar dari mulut Witra dengan dingin.
"Apanya yang kenapa?" Arjuna mencoba tetap tenang dalam situasi sekarang, tidak dipungkiri dia tau pasti bahwa sahabatnya itu terlihat mulai emosi.
"Lo kenapa nganterin dia?"
"Saya ta-"
"LO NAKSIR DIA JUGAKAN!?!" saat akan menjawab Arjuna terkejut karena Witra memotong penjelasannya lalu mulai menaikan nada bicaranya.
"Wit, jangan marah dulu. Saya juga gak tau, saya tiba-tiba jadi tertarik sama Chalisa" jelas Arjuna mencoba menenangkan sahabatnya itu.
"Alah anjing!, baru semalem lo tau gue naksir Chalisa, terus lo sekarang tiba-tiba naksir dia juga? gak mau kalah lo ya dari gue?"
Mendengar itu Arjuna menggeleng tidak percaya.
"Dari awal saya selalu kalah sama kamu, Wit. Dari segala hal, kita gak sebanding" jawab Arjuna tenang.
Witra menarik kerah kemeja Arjuna,
"Lo kalau udah sadar begitu mundur, KITA GAK SEBANDING"
Arjuna memaksa melepaskan cengkraman Witra pada kerahnya, dia lalu menghela nafasnya panjang dan menggeleng pelan.
"Saya memang sadar sama hal itu, Wit. Tapi saya gak bakal mundur buat dapetin Chalisa"
Mendengar jawaban dari Arjuna itu, Witra terkekeh rendah dan menepuk-nepuk bahu Arjuna.
"Mau lo kasih makan apa anak orang? mie ayam mang Ujang?"
Mendengar perkataan yang meremehkannya itu berhasil membuat emosi dalam diri Arjuna naik, tapi dia hanya diam mencoba mereda segala amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna • Summerz
Fiksi PenggemarBenar kata orang-orang, cinta pertama dan kenangannya tak akan pernah terlupakan. (gxg) ©ggkchz