Naira segera menyusul ibunya yang sedang berbelanja bulanan setelah menutup telepon. Naira suka menemani ibunya berbelanja. Karena setelah berbelanja, ibunya akan selalu mengajaknya untuk makan. Selain itu, menemani ibunya berbelanja merupakan salah satu cara Naira untuk family time.
Orang tua Naira jarang ada di rumah. Bapaknya sering ada tugas ke luar kota. Sementara ibunya, selain sering mengurusi bisnis keluarga di Jogja, ibunya juga sering menemani bapak tugas di luar kota.
Naira punya seorang saudara laki-laki. Usianya 10 menit lebih tua dari Naira. Yap. Mereka saudara kembar. Saba namanya. Sekarang Saba melanjutkan sekolahnya di Akmil Magelang.
Dahulu waktu masih kecil, Naira dan Saba sering berpindah-pindah sekolah mengikuti tugas bapaknya. Tetapi, semenjak 3 tahun lalu, akhirnya mereka menetap di Jakarta. Sayangnya, orang tua Naira yang masih harus sering keluar kota.
Mobil ibu Naira memasuki halaman rumahnya ketika matahari sudah berada di bagian barat. Setelah Pak Man, sopir keluarga mereka, mematikan mesin, Ibu keluar lebih dulu kemudian disusul dengan Naira yang membawa beberapa kantong kertas berisi makanan.
"Dewiiiiiiii..." suara panggilan terdengar dari seberang jalan yang hanya berjarak beberapa meter saja.
Ibu menoleh, kemudian tersenyum lebar melihat sahabatnya menghampiri. Mereka berpelukan melepas rindu setelah bercipika-cipiki.
"Udah lama, Ri?" tanya Ibu setelah pelukan mereka terurai.
"Baru kok. Ini nih, nemenin anak perempuanku ngecek rumah barunya. Udah sampe mana beres-beresnya, biar cepet ditempati katanya." jawab Tante Rianti, sahabat Ibu. Di belakangnya, berdiri seorang perempuan muda yang cantik dan anggun tersenyum ramah pada Ibu.
Ibu segera menyambut uluran tangan perempuan itu, kemudian memeluknya juga. "Bagaimana? Udah sampai mana beres-beresnya?" tanya Ibu pada perempuan cantik itu.
"Udah hampir selesai kok, Tante. Mungkin minggu depan udah bisa pindahan ke sini." jawabnya.
Naira masih berdiri melihat interaksi tiga orang perempuan yang semuanya cantik ini.
"Ini Naira?" tanya Tante Rianti beralih pada Naira yang hanya bisa tersenyum canggung.
"Iya ini Naira. Kak, ingat Tante Rianti nggak?" Ibu memberi isyarat untuk Naira mendekat. Naira segera menyalami Tante Rianti. Tante Rianti tidak hanya menyambut uluran tangan Naira, tapi setelahnya Tante Rianti memeluk Naira erat.
"Udah gede ya, Naira. Sekarang tambah cantik banget kamu, sayang." ujar Tante Rianti. "Kamu inget Tante, nggak? Dulu waktu kamu masih di Jogja, kita pernah tetanggaan. Kamu sama Saba suka main sama anak-anak Tante,"
Naira mengingat-ingat, walaupun samar-samar karena emang udah lama banget. Naira masih umur 6 tahunan deh kayaknya. "Agak lupa sih, Tan." jawab Naira akhirnya.
"Ga apa-apa. Waktu itu kamu masih kecil banget soalnya." Tante Rianti tersenyum. "Oh iya, ini kenalin anak perempuan Tante, Mbak Sarah. Istrinya Mas Inu, anak pertama Tante."
Naira menyalami Mbak Sarah.
"Masuk yuk, aku beli brownies tadi. Kita ngobrol di dalam aja yuk," ajak Ibu kemudian.
Mereka semua kemudian masuk. Ibu menyuruh Naira membuat teh dan menyiapkan brownies favorit Naira yang tadi dibeli. Untung Ibu belinya banyak. Eh, apa udah janjian kali ya Ibu sama Tante Rianti.
Jadi, Mbak Sarah dan Mas Inu, suaminya, berencana untuk pindah ke rumah yang berada tepat di depan rumah Naira. Rumah itu sudah cukup lama kosong karena pemilik sebelumnya pindah ke luar negeri. Mungkin, Ibu juga yang mempromosikan kepada Tante Rianti.
"Kamu kelas berapa, Nai?" tanya Mbak Sarah saat sudah ada di samping Naira, menyusul Naira ke dapur.
"Eh, Mbak. Ngagetin aja." Naira terkejut. "Emang aku masih keliatan kayak masih anak SMA ya mba? Apa SMP jangan-jangan ya?"
Mbak Sarah tertawa. Renyah banget. Mana cantik banget lagi. Kalo Naira cowok, fix sih ini, bakalan naksir duluan.
"Emangnya udah nggak SMA ya? Kamu tuh imut banget mukanya. Bikin iri deh," jawab Mbak Sarah.
Naira tersenyum. "Udah kuliah aku tuh, Mbak. Baru semester 1 sih."
Mereka berdua cepat sekali akrab. Banyak hal yang mereka obrolkan. Bahkan Naira sudah berjanji untuk ikut membantu ketika Mbak Sarah pindahan nantinya.
***
Update tipis-tipis dulu yaa.. Mohon maaf kalau masih banyak yang harus dikoreksi dan dipost ulang.
Semoga suka ∠(^ー^) (◠‿◠✿)
Tante Rianti
Mbak Sarah
KAMU SEDANG MEMBACA
DEGUP
ChickLit"Kak, boleh minta tanda tangannya?" Naira menyodorkan papan kertasnya kepada Satrya. Satrya mendongak menatap Naira. Setelah meletakkan kamera di samping duduknya, Satrya meraih papan kertas Naira dan menggoreskan tanda tangan asal. Seharian ini ent...