star idol

chapter 10

Star idol
——————

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

boss room

Ruangan menjadi hening
" Saya rasa sudah kita sudah menguasai sebagian pasar bawah tanah Jepang, dan juga organisasi yang kita jalankan di Filipina juga belumayan berjalan dengan baik, ditambah dengan yang di korea saya rasa cukup. " Koko menjelaskan sedetail mungkin.

" Begitu kah " jawab Mikey singkat, ia kemudian kembali melihat ikan yang berada di dalam akuarium. ikan koi cantik yang berenang bebas didalam akuarium.

Ikan koi itu cantik, namun sayang ia hanya bisa hidup dalam akuarium, bagaimana jika ikan itu di lepas di area luar, apakah ia sanggup bertahan di alam yang kejam.

Mata berwarna arang itu akhirnya memejamkan matanya.

Sebuah bayangan melintas dibenaknya, ia menginginkan michinya. ia berharap takemichi akan sama seperti ikan hias didalam akuarium, yang hanya dapat ikan nikmati seorang diri hanya boleh dirinya.

" Jika sudah tidak ada yang ingin bos tanyakan saya undur diri " ucap Koko sebelum ia sepenuhnya meninggalkan ruangan itu.

Setelah Koko berhasil keluar dari ruangan bos, ia hanya bisa menghela napas, berpikir bosnya sudah tidak waras. ia kembali ingin mengusik hanagaki kembali kah, Koko juga sudah lelah. ia merasa bahwa kelakuan bosnya dulu sudah sangat keterlaluan, apa ia tak bisa memberikan hanagaki sebuah ketenangan, kalau sudah seperti ini Koko tak akan ikut campur. tujuannya sekarang adalah mengunjungi makam Akane-san.

Berjalan menjauh untuk melanjutkan tujuannya.

  Sementara ruangan di tempat terpencil yang lain.

Seorang pria dengan tinggi 192 cm. tengah berdiri menghadap jendela berukuran besar, yang menghadap ibukota tak lupa dengan tatto yang menghiasi kedua tangan kekar dan ramping, Huruf (罰) (batsu) di tangan kanannya berarti “hukuman”. Sedangkan huruf 罪 (tsumi) di tangan kirinya berarti “dosa”.

  Tangan kanan yang ia gunakan untuk mengapit, sebatang rokok yang terbakar sedikit demi sedikit.

Mata berwarna coklat terang itu, menonton dengan tenang, namun ada kekosongan di dalamnya sebutan God of death masih melekat padanya.

Dia hanya diam dan diam hingga.

" Hanma apa kau tak bosan menatap kesana ? "

" Hayolah apa kau tak ingin membuat mereka sengsara tinggal jalankan rencana selanjutnya yang sudah di susun oleh 'dia' kita tinggal selangkah lagi " jawab seseorang yang duduk di sofa yang tak jauh darinya.

" Sekarang kau sedang memerankan peran orang bisu kah HAH.... HEI HANMA... " Meninggikan suaranya, tampaknya ia mulai kesal.

" Aku mendengarnya dan jangan sok memerintahku kau orang dungu " suara berat terdengar dari hanma.

Ia akhirnya melirik orang itu, mata coklat itu memancarkan aura permusuhan yang hanya sebentar, dan hilang bibirnya tersenyum sinis.